Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Kikir Pasti Tersingkir (2)

Kikir Pasti Tersingkir (2)

Rasulullah SAW sangat khawatir sekali akan dihinggapi sifat kikir yang tercela ini. Sampai beliau tidak pernah sekalipun menolak permintaan orang lain. Bagi beliau seorang mukmin yang benar-benar beriman adalah orang yang di dirinya tidak memiliki perasaan kikir. Bahkan Allah lebih senang terhadap orang yang sangat bodoh tetapi mempunyai sifat dermawan dari pada orang yang khusyu’ beribadah namun memelihara perbuatan bakhil.


Yang lebih menakutkan lagi adalah ancaman neraka bagi mereka yang bersifat bakhil. Rosululloh sendiri pernah menyuruh seseorang yang punya pekerti ini untuk meyingkir dari dekat beliau saat bertemu. Beliau sangat takut terbakar oleh api yang dibawa orang tersebut. Menurut beliau manusia yang berlaku bakhil adalah seorang pendosa dengan kotoran dosa yang sangat besar sekali. Bisa jadi lebih besar dari tujuh lapis bumi, langit, gunung atau laut. 

Sebagaimana sabda rosululloh kepada orang tesebut “Demi dzat yang mengutus diriku dengan membawa petunjuk dan keagungan atau kedermawanan. Andaikan engaku beribadah diantara Rukun Yamani dan Maqom Ibrohim selama dua juta tahun lalu kau menangis sehingga air matamu mampu mengaliri sungai-sungai dan dapat menyirami pepohonan sedangkan keadaanmu masih terhina (kikir) maka niscaya Alloh akan menjerumuskanmu ke neraka. Celakalah dirimu! Apa engkau tidak tahu kalau kebakhilan adalah kekufuran? Apa engkau juga tidak tahu jika kekufuran itu berarti neraka ?!………”. Alangkah celakanya orang yang bakhil. Gara-gara tabiatnya itu amal ibadah selama berjuta-juta tahun ternyata tidak berdaya untuk menyelamatkan dirinya dari siksa neraka.
 
Dampak yang ditimbulkan oleh sifat ini tidak hanya bisa dirasakan pemiliknya saja. Bahkan orang lain pun bisa terkena getahnya. Seseorang yang terlalu sering melihat orang bakhil atau malah bergaul dengannya maka hatinya bisa menjadi keras sekeras baja dan yang pasti dia bisa tertular. Dan merupakan ciri khas orang mukmin adalah selalu merasa susah kalau bertemu orang bakhil. Karena bakhil adalah kekasih syetan.


Untuk memberantas penyakit ini hanya ada satu penawar, yaitu manusia harus membekali diri dengan sifat sakho’. Sakho’ atau dermawan adalah perasaan suka memberi orang lain tanpa didasari pamrih sama sekali. Dan menjadi kebalikan dari sifat bakhil, orang yang punya sifat ini akan senantiasa disenangi masyarakat sekitar, lebih dicintai oleh Allah meski dia bukanlah tipe orang yang giat beribadah dan dia akan lebih berpeluang untuk masuk surga dari pada orang bakhil yang gemar beramal ibadah.


Sifat dermawan ini sebenarnya juga memiliki beberapa tahapan dan tingkatan. Namun seseorang itu telah dapat mencapai klimaknya jika ia telah mempunyai sifat itsar (mengedepankan orang lain). Itsar ialah mendermakan hartanya walaupun sebenarnya ia sangat membutuhkannya. Namun karena ada orang lain yang memerlukannya juga maka ia mendahulukan orang tersebut untuk memenuhi kebutuhannya terlebih dahulu. Demikian pula orang yang bakhil. Ia akan dapat mencapai puncak kebakhilannya jika masih saja menahan hartanya walaupun untuk kebutuhan pribadinya. Sehingga seandainya dia sakit, dia tidak akan mengeluarkan hartanya sepeserpun untuk berobat kecuali jika ia mendapatkan obat tersebut secara gratis.


Pengajian Kitab Ihya' di Ponpes Langitan
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger