Benar yang di katakan oleh para penyair “Anta syamsu,
anta badrun anta nurun fauqo nuri” Yaa Rasulullah engkau bagaikan matahari, bagaikan bulan purnama,
cahaya di atas segala cahaya.
Maka jika dalam hidup seseorang dalam kubur
nya dia mendapatkan cahaya dalam kuburan nya, itu disebabkan cahaya Nabi
Muhammad yang ia jalin dengan cinta waktu ia masih hidup. Dan sebaliknya jika
dalam wafat nya ia tidak menemukan cahaya dalam kubur nya, itu di sebabkan ia
tak mau mengikat cahaya itu dengan cinta kepada Nabi Muhammad SAW.
Maka tatkala semua manusia dirundung kegelapan pada hari kiamat nanti, di saat matahari Allah padamkan cahaya nya, namun cahaya Nabi Muhammad justru akan semakin terang benderang, semakin di cari oleh para Nabi dan manusia. Para sahabat mengatakan “Sungguh aku belum pernah melihat wajah sebelum atau sesudah Rasulullah SAW yang lebih indah, tampan dan bercahaya dari wajah Nabi Muhammad SAW”.
Maka tatkala semua manusia dirundung kegelapan pada hari kiamat nanti, di saat matahari Allah padamkan cahaya nya, namun cahaya Nabi Muhammad justru akan semakin terang benderang, semakin di cari oleh para Nabi dan manusia. Para sahabat mengatakan “Sungguh aku belum pernah melihat wajah sebelum atau sesudah Rasulullah SAW yang lebih indah, tampan dan bercahaya dari wajah Nabi Muhammad SAW”.
Lalu ada sahabat yang bertanya “Seperti
apakah wajah Rasulullah SAW?” ada sahabat yang menjawab “Wajah beliau seperti bulan purnama dan ketika dipandang, wajah
beliau lebih indah dari bulan purnama”.
Waktu itu pernah ada majelis bersama Rasulullah SAW pada malam hari, lantas ada sahabat yang membandingkan wajah Nabi dengan purnama yang ada di atas kepalanya, dia melihat purnama lalu Rasulullah lalu melihat purnama lagi terus sampai ia benar memastikan lalu beliau berkata “Demi Allah, dia bersumpah wajah Rasulullah SAW lebih indah dan bercahaya dari pada bulan purnama”. Sampai dikatakan oleh para ulama, seandainya para penyair di seluruh dunia di kumpulkan dan disuruh menceritakn wajah Rasulullah SAW, maka tak akan sanggup umur mereka untuk menceritakan ke indahan wajah beliau. Sedangkan ke indahan itu tidak akan pernah pudar dan usai seperti usia usia mereka.
Waktu itu pernah ada majelis bersama Rasulullah SAW pada malam hari, lantas ada sahabat yang membandingkan wajah Nabi dengan purnama yang ada di atas kepalanya, dia melihat purnama lalu Rasulullah lalu melihat purnama lagi terus sampai ia benar memastikan lalu beliau berkata “Demi Allah, dia bersumpah wajah Rasulullah SAW lebih indah dan bercahaya dari pada bulan purnama”. Sampai dikatakan oleh para ulama, seandainya para penyair di seluruh dunia di kumpulkan dan disuruh menceritakn wajah Rasulullah SAW, maka tak akan sanggup umur mereka untuk menceritakan ke indahan wajah beliau. Sedangkan ke indahan itu tidak akan pernah pudar dan usai seperti usia usia mereka.
Dikatakan Anas bin Malik “Aku selama
ikut Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, tinggal bersama nya selama 10 tahun
hingga Rasulullah SAW wafat, ketika saat Rasulullah SAW pertama kali masuk
Madinah, saat itu nampak kota Madinah menjadi terang benderang. Namun ketika
Rasulullah SAW wafat, nampak pula kota madinah menjadi gelap, usang, dan suram”.
Dikatakan bahwa Abdullah bin Salam seorang
ulama besar Yahudi, dia sangat menanti kedatangan Rasulullah SAW ke Madinah,
dia salah seorang yang penasaran dengan wajah Rasulullah SAW, beliau sangat
mengerti tentang kitab Injil dan Taurat yang di dalam nya ada dan seharus nya
ada ciri ciri dari Nabi terakhir, ciri ciri dari pengikut Nabi yang terakhir,
bagaimna sikap dan tanda tanda Nabi yang terakhir. Maka tatkala Nabi masuk
kedalam kota Madinah, sayyidina Abdurahman bin Salam sudah dapat mengenali
Rasulullah SAW padahl saat itu belum ada foto dan semua orang tidak tau
bagaimana wajah Rasulullah SAW.
Maka pada saat itu dia berkata “Sungguh ketika aku melihat wajah Rasulullah SAW aku langsung tau ini bukan wajah pendusta, ini wajah seorang Nabi”. Nabi hijrah ke Madinah pada tanggal 12 robiul awwal. Nabi Muhammad SAW datang bersama sayyidina Abu Bakar Assidiq, para sahabat yang di madinah kaum anshor menyambut Nabi dengan “Tola’al badru alaina” telah datang purnama pada kami.
Maka pada saat itu dia berkata “Sungguh ketika aku melihat wajah Rasulullah SAW aku langsung tau ini bukan wajah pendusta, ini wajah seorang Nabi”. Nabi hijrah ke Madinah pada tanggal 12 robiul awwal. Nabi Muhammad SAW datang bersama sayyidina Abu Bakar Assidiq, para sahabat yang di madinah kaum anshor menyambut Nabi dengan “Tola’al badru alaina” telah datang purnama pada kami.
Ketika Rasulullah SAW duduk di rumah nya
Abu Ayub pada siang hari, penduduk madinah penasaran yang mana Rasulullah sebab
ada sayyidina Abu Bakar di samping Rasulullah. Mereka menerka nerka yang mana
Rasulullah sampai sayyidina Abu Bakar mengambil sorban nya dan menutupi wajah
Rasulullah dari terik nya matahari maka saat itu mereka tau yang mana
Rasulullah SAW karena wajah Rasulullah semakin bercahaya terkena sinar matahari
dan pancaran dari cahaya dari wajah Rasulullah semakin terang.
Habib Jindan Bin Naufal Bin Salim Bin Jindan
Posting Komentar