Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Rasulullah Sang Penolong (1)

Rasulullah Sang Penolong (1)

“Innal malaikat tushalli ala ahadikum maa daama fi mushallaahilladzi fiihi maa lam yahduts.”,demikian didalam Shahih Bukhari sabda Rasulullah SAW “sungguh para malaikat itu mendoakan orang – orang diantara kalian yang dia itu duduk di tempat shalatnya hingga ketika ia masih belum batal wudhunya”. 

Selama ia duduk ditempat ia shalat, di masjid kah atau bukan di masjid, di musholla. “alladzi fiih ma lam yahduts, allahummarhamhu  Allahummaghfirlahu, ”wahai Allah ampuni ia, wahai Allah sayangi ia (ini doa malaikat selama ia masih duduk di tempat shalatnya). Kalau kita masih belum batal wudhunya, entah berdzikir, entah terdiam, entah tafakkur, malaikat terus mendoakan kita. Oleh sebab itu kalau kita setelah melakukan shalat disunnahkan duduk berlama – lama seandainya tidak ada kesibukkan lain, lanjutkan dzikir – dzikir kita yang diajarkan oleh Nabiyyuna Muhammad SAW. Demikian riwayat Shahih Bukhari.


Dan juga Rasul SAW menjelaskan malaikat terus mendoakan dan beristighfar kepada kita selama kita betah ditempat kita shalat. Demikian indahnya, Nabi kita membukakan pintu – pintu kemuliaan bagi sepanjang kehidupan kita bahkan didalam duduk pun, Allah Swt memuliakan kita selama kita berada ditempat kita shalat. 

Subhanallah!! Kalau seandainya kita duduk di tempat shalat sejenak saja lalu bagaimana dengan shalatnya? Kalau tempat shalatnya saja kita duduk disitu, Allah terus memuliakan sebelum kita pergi, sebelum batal wudhu lalu bagaimana shalatnya? Tentunya lebih agung dan luhur, tentunya lebih besar kemuliaan yang ditumpahkan oleh Allah.


Sehingga Nabiyyuna Muhammad SAW tidak pernah puas – puasnya untuk menolong umatnya yang berada dalam kesulitan. Sebagaimana riwayat Shahih Muslim, ketika salah seorang shahabiyah (sahabat wanita) wafat, yang biasa berkhidmah di masjid nabawiy tidak terlihat lagi. Rasul SAW bertanya “mana wanita itu, biasanya khidmah di masjid? nyapu - nyapu di masjid, kok tidak terlihat lagi? Maka para sahabat berkata “sudah wafat ya Rasulullah”. Merah padam wajahnya Rasul, “kenapa kalian tidak kabarkan aku dia wafat, tidak kabarkan aku dimana dia dikuburkan”, maka para sahabat berkata “dimakamkan malam hari ya Rasulullah, kami tidak tega membangunkanmu saat dia dimakamkan”. Rasul berkata “tunjukkan aku pada kuburnya”. Rasul SAW melakukan shalat ghaib diikuti oleh para sahabat. Selepas shalat Rasul SAW bersabda “inna hadzihil qubur mamlu’atun dhulmatun alayhaa, Innallaha yunawwirha bisshalaati alayhim ” (pekuburan ini gelap, kata Rasul. Dengan hal – hal yang tidak baik, penuh dengan kegelapan (barangkali dengan jeritan dan tangis) tapi Allah menerangi pekuburan ini dengan shalatku tadi kepada mereka. Demikian syafa’at Nabi Muhammad SAW kepada umatnya tidak senang kalau umatnya dalam kesedihan.


Demikian pula diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, beliau lewat di 2 pekuburan lantas beliau berhenti dan berkata “2 pekuburan ini berada didalam keadaan sulit, yang satu adalah seorang yang lewat di muka bumi dengan banyak mengadu domba”. Hati – hati kita kalau diberi lidah oleh Allah, jangan dijadikan untuk mengadu domba. Ya barangkali diadu, lihat para da’i diadu satu sama lain, padahal ia muslim, padahal da’i. Tidak pantas hal seperti ini, diazab didalam kubur karena sering mengadu domba. “yang kedua adalah orang yang tidak menutup auratnya”. Ini dua – dua kesulitan didalam kubur, kata Rasul. Maka Rasul mengambil 2 lembar daun, yang satu ditaruh di satu kubur dan yang satu di kubur lainnya. Rasul SAW berkata “semoga Allah meringankannya sebelum daun itu kering”. Demikian hadirin – hadirat, Rahmatan lil Alamin yang selalu tidak tega kepada apa yang menimpa saudara – saudaranya muslimin muslimat. Mewarisi sifat ini kepada kita. Kalau lihat saudara kita dalam kesuliatan, jangan diam.


Kalau lihat kerabat kita, teman kita dalam kesulitan, jangan diam saja. Bantu mereka, warisi sifat Nabiyyuna Muhammad SAW yang telah bersabda riwayat Shahih Bukhari “Allah itu mencintai sifat lembut dan Allah itu memberi pada orang – orang yang berkelakuan lembut lebih daripada orang lain.



Habib Munzir Al Musawwa
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger