“Innal malaikat tushalli ala ahadikum maa daama fi
mushallaahilladzi fiihi maa lam yahduts.”,demikian
didalam Shahih Bukhari sabda Rasulullah SAW “sungguh para malaikat itu
mendoakan orang – orang diantara kalian yang dia itu duduk di tempat shalatnya
hingga ketika ia masih belum batal wudhunya”.
Selama ia duduk ditempat ia
shalat, di masjid kah atau bukan di masjid, di musholla. “alladzi fiih ma
lam yahduts, allahummarhamhu Allahummaghfirlahu, ”wahai Allah ampuni ia, wahai
Allah sayangi ia (ini doa malaikat selama ia masih duduk di tempat shalatnya).
Kalau kita masih belum batal wudhunya, entah berdzikir, entah terdiam, entah
tafakkur, malaikat terus mendoakan kita. Oleh sebab itu kalau kita setelah
melakukan shalat disunnahkan duduk berlama – lama seandainya tidak ada
kesibukkan lain, lanjutkan dzikir – dzikir kita yang diajarkan oleh Nabiyyuna
Muhammad SAW. Demikian riwayat Shahih Bukhari.
Dan juga Rasul SAW menjelaskan malaikat terus mendoakan dan
beristighfar kepada kita selama kita betah ditempat kita shalat. Demikian
indahnya, Nabi kita membukakan pintu – pintu kemuliaan bagi sepanjang kehidupan
kita bahkan didalam duduk pun, Allah Swt memuliakan kita selama kita berada
ditempat kita shalat.
Subhanallah!! Kalau seandainya kita duduk di tempat
shalat sejenak saja lalu bagaimana dengan shalatnya? Kalau tempat shalatnya
saja kita duduk disitu, Allah terus memuliakan sebelum kita pergi, sebelum
batal wudhu lalu bagaimana shalatnya? Tentunya lebih agung dan luhur, tentunya
lebih besar kemuliaan yang ditumpahkan oleh Allah.
Sehingga Nabiyyuna Muhammad SAW tidak pernah puas – puasnya
untuk menolong umatnya yang berada dalam kesulitan. Sebagaimana riwayat Shahih
Muslim, ketika salah seorang shahabiyah (sahabat wanita) wafat, yang biasa
berkhidmah di masjid nabawiy tidak terlihat lagi. Rasul SAW bertanya “mana
wanita itu, biasanya khidmah di masjid? nyapu - nyapu di masjid, kok tidak
terlihat lagi? Maka para sahabat berkata “sudah wafat ya Rasulullah”. Merah
padam wajahnya Rasul, “kenapa kalian tidak kabarkan aku dia wafat, tidak
kabarkan aku dimana dia dikuburkan”, maka para sahabat berkata “dimakamkan
malam hari ya Rasulullah, kami tidak tega membangunkanmu saat dia dimakamkan”.
Rasul berkata “tunjukkan aku pada kuburnya”. Rasul SAW melakukan shalat
ghaib diikuti oleh para sahabat. Selepas shalat Rasul SAW bersabda “inna
hadzihil qubur mamlu’atun dhulmatun alayhaa, Innallaha yunawwirha bisshalaati
alayhim ” (pekuburan ini gelap, kata Rasul. Dengan hal – hal yang tidak
baik, penuh dengan kegelapan (barangkali dengan jeritan dan tangis) tapi Allah
menerangi pekuburan ini dengan shalatku tadi kepada mereka. Demikian syafa’at
Nabi Muhammad SAW kepada umatnya tidak senang kalau umatnya dalam kesedihan.
Demikian pula diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, beliau
lewat di 2 pekuburan lantas beliau berhenti dan berkata “2 pekuburan ini
berada didalam keadaan sulit, yang satu adalah seorang yang lewat di muka bumi
dengan banyak mengadu domba”. Hati – hati kita kalau diberi lidah oleh
Allah, jangan dijadikan untuk mengadu domba. Ya barangkali diadu, lihat para
da’i diadu satu sama lain, padahal ia muslim, padahal da’i. Tidak pantas hal
seperti ini, diazab didalam kubur karena sering mengadu domba. “yang kedua
adalah orang yang tidak menutup auratnya”. Ini dua – dua kesulitan didalam
kubur, kata Rasul. Maka Rasul mengambil 2 lembar daun, yang satu ditaruh di
satu kubur dan yang satu di kubur lainnya. Rasul SAW berkata “semoga Allah
meringankannya sebelum daun itu kering”. Demikian hadirin – hadirat, Rahmatan
lil Alamin yang selalu tidak tega kepada apa yang menimpa saudara – saudaranya
muslimin muslimat. Mewarisi sifat ini kepada kita. Kalau lihat saudara kita
dalam kesuliatan, jangan diam.
Kalau lihat kerabat kita, teman kita dalam kesulitan,
jangan diam saja. Bantu mereka, warisi sifat Nabiyyuna Muhammad SAW yang telah
bersabda riwayat Shahih Bukhari “Allah itu mencintai sifat lembut dan Allah itu
memberi pada orang – orang yang berkelakuan lembut lebih daripada orang lain.
Habib Munzir Al Musawwa
Posting Komentar