Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, ketika Tsumamah bin
Utsal radiyallahu anhu sebelum masuk Islamnya, Tsumamah ini datang, ditangkap
karena ia salah seorang pimpinan kuffar, ditangkap mau dibunuh. Rasul SAW bersabda “jangan dibunuh, ikat saja ditiang masjid”. “diapakan?”, Rasul
menjawab “diamkan saja, beri makan, beri minum tapi biarkan disitu bukan
dipenjara, bukan di sel tapi didalam masjid”.
Maka sore itu Rasul bertanya
“wahai Tsumamah bagaimana keadaanmu?”, Tsumamah berkata “kalau engkau
membunuh aku maka engkau membunuh orang yang mempunyai darah”. Maksudnya
kalau membunuh tsumamah nanti pengikutnya juga tidak akan diam, akan balas
dendam. “Kalau kau lepaskan aku, kau temui aku ini orang yang sangat
berterima kasih”, demikian jawaban dari Tsumamah. Maka Rasul SAW diam, tahu
beliau.
Esoknya ditanya lagi “Tsumamah bagaimana keadaanmu?”, “keadaanku
kalau kau bebaskan aku, kau akan lihat aku orang yang sangat berterima kasih”.
Mulai ciut Tsumamah, ia tidak mengatakan “aku ini orang yang mempunyai
darah, bisa balas dendam”, sekarang tidak disebut lagi kalimat itu.yang
disebut “aku kalau kau lepaskan maka aku adalah orang yang sangat berterima
kasih”.
Rasul SAW pergi lagi dan hari ketiga Rasul bertanya lagi “Tsumamah
bagaimana keadaanmu?”, tsumamah menjawab “tidak berubah dari yang aku
katakan kemarin”.
Keras sekali Tsumamah ini, tentunya layaknya ditebas dengan
pedang, dan Rasul berkata “lepaskan”,
“ya Rasulullah ini kan tawanan?”,
Rasul berkata “lepaskan!”.
Maka Tsumamah dilepaskan, kemana ia pergi? Ia
pergi kebelakang, mandi, berwudhu lalu kembali dan mengucap “Asyhadualla
Illahailallah wa asyhaduanna Muhammadurrasulullah”.
Tsumamah seorang
satria, ia tidak mau masuk Islam dalam keadaan terikat, ia ingin masuk Islam
dalam keadaan bebas. Kalau dibebaskan mau masuk Islam, kalau dipaksa tidak mau,
Rasulullah tahu itu. Dan ia terharu dengan akhlak Nabi Muhammad SAW seraya
berkata (riwayat ini riwayat Shahih Bukhari) “sungguh tidak ada wajah yang
paling kubenci di muka bumi selain wajahmu tapi sekarang wajahmulah yang paling
kucintai dari semua wajah dimuka bumi. sebelumnya agama yang paling kubenci
adalah agamamu wahai Muhammad tapi sekarang yang paling kucintai adalah
agamamu. Tiadalah tempat, kampung halaman yang paling kubenci adalah Madinah Al
Munawwarah kampung ini tapi sekarang kampung ini yang paling kucintai Madinah
Al Munawwarah dari tempat yang lainnya”
Bagaimana jiwa bisa terbalik dengan cepat, wajah yang
paling dibenci adalah wajah Nabi Muhammad SAW berbalik menjadi wajah yang
paling dicintai. Inilah akhlak Nabiyyuna Muhammad SAW yang meruntuhkan jiwa
orang – orang yang tenggelam didalam kekerasannya, didalam segala
kesombongannya, ia seorang satria. Tidak mau ia masuk Islam dalam keadaan
terikat, bebaskan. Mau masuk Islam tapi ia tidak mengatakan “bebaskan aku
baru mau masuk Islam”, ia berkata “kalau kau bebaskan aku akan berterima
kasih”, itu saja. Rasul SAW membebaskannya. Demikian akhlak Nabiyyuna Muhammad SAW yang dengan inilah ia kemudian mengucapkan
Asyhadualla Illahailallah wa Asyhaduanna Muhammadar Rasulullah”.
Demikian indahnya tuntunan Sang Nabi SAW, betapa indahnya
kalau seandainya budi pekerti beliau itu muncul ditengah – tengah kacaunya
keadaan seperti keadaan sekarang ini. Satu sama lain saling menjatuhkan antara
ayah dengan anak, antara anak dengan ayah, suami dengan istri, istri dengan
suami. Semua saling berdesakan untuk menjatuhkan satu sama lain. Ini entah
karena krisis ekonomi, entah karena terlalu kaya, entah karena segala hal.
Karena mereka ini lemah iman, ini di dunia. Datang waktunya di akhirat, lebih
saling menjatuhkan lagi satu sama lainnya. Ingat idola kita Nabiyyuna Muhammad SAW, maka jagalah akhlak kita.
Habib Munzir Al Musawwa
Posting Komentar