Sebagai seorang Muslim tentu kita
diwajibkan untuk selalu mengawali pekerjaan dan menyudahi pekerjaan dengan
membaca doa. Perihal hubungan suami istri juga ada doanya. Hal ini menjadi satu
bukti bahwa Islam benar-benar agama yang sempurna.
“Dari Abdullah bin Abbas ra,
Rosulullah SAW bersabda: “Jika salah seorang kamu ingin berjima’ dengan
istrinya, hendaklah ia membaca: (Bismillah, Allahumma
jannibnaa asy-syaithana wa jannibi asy-syaithana ma rozaqtanaa).” (Dengan nama
Allah, Yaa Allah jauhkanlah syetan dari kami dan jauhkanlah syetan dari apa
yang Engkau rizqikan kepada kami). Maka
seandainya ditakdirkan dari hubungan itu seorang anak, anak itu tidak akan
diganggu syetan selama-lamanya.”
(HR Bukhari dan Muslim).
Itulah yang membedakan generasi Islam
dengan orang diluar Islam. Bahkan di kamar dan hendak berkumpul dengan
istripun, ada adab dan doa-doa yang dianjurkan.
Masalahnya, banyak generasi Islam
kurang paham anjuran agamanya sendiri. Mereka kurang mengerti adab-adab Islam,
termasuk adab dalam menggauli Istrinya.
Seorang ulama pernah mengatakan, saat
ini banyak lahir anak-anak yang tidak memiliki kesopanan, tata krama dan tak
mengenal budi pekerki. “Jangan-jangan, karena kedua orangtuanya tak pernah
berdoa saat berhubungan intim,” ujarnya. Boleh jadi ungkapan ini benar. Sebab,
saat itu, sebagaimana hadits di atas, syetan-syetan ikut terlibat di dalam
kamar.
Karena itu, berdoalah ketika hendak berjima’
(berhubungan intim). Agar dapat mengundang berkah Allah SWT, hingga
proses hubungan tersebut benar-benar dirdhoi Allah dan mampu menghasilkan
putra-putri yang dikaruniai dan diberkahi Allah. Dampaknya, tentu akan menjadi
hamba Allah yang shalih dan shalihah.
2. Merayu Istri
Bercanda sering dilakukan Nabi beserta
istrinya Aisyah di saat berduaan. Pakar kesehatan saat ini sering menyebutnya
dengan istilah bercumbu atau pembukaan sebelum jima’ (berhubungan
seks).
Wanita dikenal memiliki perasaan halus.
Ia juga harus diperlakukan sangat halus, bukan dengan cara kasar. Karenanya,
tidak layak seorang suami memperlakukan para istri seperti binatang.
Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam
selalu bercanda, tertawa dan merayu istri-istrinya sebelum berjima’.
3. Lakukan Dengan Tenang
Biasanya kesibukan sehari-hari,
pekerjaan dan beragam tugas lainnya, menjadikan kualitas dan kuantitas
interaksi suami istri sedikit terganggu. Namun demikian dalam prose jima’ akan
sangat baik jika diberikan waktu yang pas. Jadi, tidak dilakukan dengan
tergesa-gesa, namun tetap mengikuti tuntunan nabi, tenang.
“Janganlah salah seorang di antara
kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendaklah ia terlebih dahulu
memberikan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu.” (HR.
At-Tirmidzi).
Wanita merupakan makhluk Allalh yang
sangat lembut hati dan perasaannya. Ciuman kepada istri merupakan satu hal yang
amat didambakan dan dinantikan. Sebab ciuman suami bagi istri sholehah
merupakan bentuk kasih sayang yang mampu menenangkan jiwa dan pikirannya. Maka
dari itu mencium istri, merayu dan bercumbu dengannya merupakan satu hal yang
tidak boleh ditinggalkan oleh para suami.
M. Nawawi
Posting Komentar