Suatu kali putri Nabi tercinta,
Fathimah binti Muhammad r.a. mengadu kepada ayahnya sebagai pemimpin negara dan
ummat islam agar diberikan seorang pembantu untuk membantu pekerjaan rumah
tangganya. Bukankah layak seorang putri pemimpin besar memiliki seorang
pembantu rumah tangga, apalagi mengingat keadaan pasangan mulia (Ali r.a dan
Fatimah) itu kurang berkecukupan. Kemudian Rasulullah saw memberikan nasihat
pada putri kesayangannya itu :
Nabi SAW berkata kepada puterinya,
Fathimah:
“Kalau Allah menghendaki wahai
Fathimah, tentu lumpang itu akan menggilingkan gandum untukmu. Akan tetapi
Allah menghendaki agar ditulis beberapa kebaikan untukmu, menghapuskan
keburukan-keburukan serta hendak mengangkat derajatmu
Wahai Fathimah, barangsiapa
perempuan yang menumbukkan (gandum) untuk suami dan anak-anaknya, pasti Allah
akan menuliskan untuknya setiap satu biji, satu kebaikan serta menghapuskan
darinya setiap satu biji satu keburukan. Dan bahkan Allah akan mengangkat
derajatnya.
Wahai Fathimah, barang siapa
perempuan berkeringat manakala menumbuk (gandum) untuk suamiya. Tentu Allah
akan menjadikan antara dia dan neraka tujuh khonadiq (lubang yang panjang).
Wahai Fathimah, manakala seorang
perempuan mau meminyaki kemudian menyisir anak-anaknya serta memandikan mereka,
maka Allah akan menuliskan pahala untuknya dari memberi makan seribu orang
lapar dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.
Wahai Fathimah, bilamana seorang
perempuan menghalangi (tidak mau membantu) hajat tetangganya, maka Allah akan
menghalanginya minum dari telaga “Kautsar” kelak di hari Kiamat.
Wahai Fathimah, lebih utama dari
itu adalah kerelaan suami terhadap istrinya. Kalau saja suamimu tidak rela
terhadap engkau, maka aku tidak mau berdo’a untukmu. Apakah engkau belum
mengerti wahai Fathimah, sesungguhnya kerelaan suami adalah perlambang kerelaan
Allah sedang kemarahannya pertanda kemurkaan-Nya.
Wahai Fathimah, manakala seorang
perempuan mengandung janin dalam perutnya, maka sesungguhnya malaikat-malaikat
telah memohonkan ampun untuknya, dan Allah menuliskan untuknya setiap hari
seribu kebaikan serta menghapuskan darinya seribu keburukan. Manakala dia
menyambutnya dengan senyum, maka Allah akan menuliskan untuknya pahala para
pejuang. Dan ketika dia telah melahirkan kandungannya, maka berarti dia ke luar
dari dosanya bagaikan di hari dia lahir dari perut ibunya.
Wahai Fathimah, manakala seorang
perempuan berbakti kepada suaminya dengan niat yang tulus murni, maka dia telah
keluar dari dosa-dosanya bagaikan di hari ketika dia lahir dari perut ibunya,
tidak akan keluar dari dunia dengan membawa dosa, serta dia dapati kuburnya
sebagai taman diantara taman-taman surga. Bahkan dia hendak diberi pahala
seribu orang haji dan seribu orang umrah dan seribu malaikat memohonkan ampun
untuknya sampai hari kiamat. Dan barangsiapa orang perempuan berbakti kepada
suaminya sehari semalam dengan hati lega dan penuh ikhlas serta niat lurus,
pasti Allah akan mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan kepadanya pakaian hijau
(dari surga) kelak di hari Kiamat, serta menuliskan untuknya setiap sehelai
rambut pada badannya seribu kebaikan, dan Allah akan memberinya (pahala)
seratus haji dan umrah.
Wahai Fathimah, manakala seorang
perempuan bermuka manis di depan suaminya, tentu Allah akan memandanginya
dengan pandangan’rahmat’.
Wahai Fathimah, bilamana seorang
perempuan menyelimuti suaminya dengan hati yang lega, maka ada Pemanggil dari
langit memanggilnya mohonlah agar diterima amalmu. Sesungguhnya Allah telah
mengampuni dosa-dosamu yang lalu maupun yang belum lewat”.
Wahai Fathimah, setiap perempuan
yang mau meminyaki rambut dan jenggot suaminya, mencukur kumis dan memotongi
kukunya, maka Allah akan meminuminya dari ‘rahiqil makhtum dan sungai surga,
memudahkannya ketika mengalami sakaratil maut, juga dia hendak mendapati
kuburnya bagaikan taman dari pertamanan surga, serta Allah menulisnya bebas
dari neraka serta lulus melewati shirat”.
Fans Page Inspirasi
Taqwa
Posting Komentar