Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Dzikir Dengan Hati dan Lisan (1)

Dzikir Dengan Hati dan Lisan (1)

Dzikir merupakan kebutuhan manusia untuk mengingat Tuhannya. Dalam pelaksanaannya, dzikir itu boleh dilakukan dalam hati dan boleh pula dengan lisan. Dan dzikir yang lebih utama adalah yang dilaksanakan dengan lisan dan hati. Jika hendak dilakukan dengan salah satunya saja, maka dzikir di dalam hati lebih afdhal.


Tidak sepantasnya seseorang meninggalkan dzikir lisan dan dzikir hati hanya takut disangka riya, tetapi seyogyanya ia berdzikir dengan lisan dan di dalam hati karena Allah. Perlu diketahui bahwa meninggalkan beramal karena manusia adalah termasuk riya.


Seandainya dibukakan kepada mereka pintu kesempatan untuk mengamat-amati perbuatan orang lain, maka setiap orang akan menghindar dari sangkaan orang lain yang tidak benar kepada dirinya dan niscaya tertutuplah baginya kebanyakan dari pintu kebaikan dan tersia-sialah darinya sesuatu yang besar dari urusan agamanya yang lebih penting. Cara ini bukanlah jalan yang ditempuh oleh para arifin (orang-orang yang selalu dekat kepada Allah).


Diriwayatkan di dalam kitab Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim dari Aisyah ra, beliau berkata:


نَزَلَت هذِهِ الاَيَة : وَلاَتَجهَر بِصَلاَتِكَ وَلاَتُخَافِت بِهَا …./ فِى الدُّعَاْء


Turunlah ayat ; … janganlah menyaringkan suaramu dalam shalatmu dan jangan pula kamu merendahkannya ……. (QS al-Isra’ 110). Maksudnya pada doa di dalam shalat.

Syekh Ahmad Bahjad dalam bukunya “Mengenal Allah”, memberikan pengertian, “Dzikir secara lisan seperti menyebut nama Allah berulang-ulang. Dan satu tingkat diatas dzikir lisan adalah hadirnya pemikiran tentang Allah dalam kalbu, kemudian upaya menegakkan hukum syariat Allah dimuka bumi dan membumikan Al Qur’an dalam kehidupan. Juga termasuk dzikir adalah memperbagus kualitas amal sehari-hari dan menjadikan dzikir ini sebagai pemacu kreatifitas baru dalam bekerja dengan mengarahkan niat kepada Allah ( lillahita’ala ).”


Sebagian ulama lain membagi dzikir menjadi dua yaitu: dzikir dengan lisan, dan dzikir di dalam hati. Dzikir lisan merupakan jalan yang akan menghantar pikiran dan perasaan yang kacau menuju kepada ketetapan dzikir hati; kemudian dengan dzikir hati inilah semua kedalaman ruhani akan kelihatan lebih luas, sebab dalam wilayah hati ini Allah akan mengirimkan pengetahuan berupa ilham.


Imam Al Qusyairi mengatakan, “Jika seorang hamba berdzikir dengan lisan dan hatinya, berarti dia adalah seorang yang sempurna dalam sifat dan tingkah lakunya.”



Sumber: Al Adzkaarun Nawawiyyah
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger