Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Adzan Saat Akan Berangkat Haji

Adzan Saat Akan Berangkat Haji


Di saat menjelang musim haji seperti saat ini, tak jarang kita melihat Saudara-saudara kita yang akan berangkat ke tanah suci terlebih dahulu di-adzani-i. Lantas, adakah landasan atas amalan tersebut?


Pertama, penjelasan dalam kitab I’anatut Thalibin, Juz 1 hlm 23 berikut ini:


ﻗﻮﻟﻪ ﺧﻠﻒ ﺍﻟﻤﺴﺎﻓﺮ — ﺃﻱ ﻭﻳﺴﻦّ ﺍﻷﺫﺍﻥ ﻭﺍﻹﻗﺎﻣﺔ ﺃﻳﻀﺎ ﺧﻠﻒ ﺍﻟﻤﺴﺎﻓﺮ ﻟﻮﺭﻭﺩ ﺣﺪﻳﺚ ﺻﺤﻴﺦ ﻓﻴﻪ ﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﻳﻌﻠﻰ ﻓﻲ ﻣﺴﻨﺪﻩ ﻭﺍﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺷﻴﺒﻪ : ﺃﻗﻮﻝ ﻭﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥّ ﻣﺤﻞ ﺫﺍﻟﻚ ﻣﺎﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺳﻔﺮ ﻣﻌﺼﻴﺔ


"Kalimat 'menjelang bepergian bagi musafir' maksudnya adalah disunnahkan adzan dan iqomah bagi seseorang yang hendak bepergian berdasar hadits shahih. Abu Ya’la dalam Musnad-nya dan Ibnu Abi Syaibah mengatakan: Sebaiknya tempat adzan yang dimaksud itu dikerjakan selama bepergian asal tidak bertujuan maksiat."


Dalil kedua diperoleh dari kitab yang sama:


ﻓﺎﺋﺪﺓ : ﻟﻢ ﻳﺆﺫﻥ ﺑﻼﻝ ﻷﺣﺪ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻏﻴﺮ ﻣﺮﺓ ﻟﻌﻤﺮ ﺣﻴﻦ ﺩﺧﻞ ﺍﻟﺸﺎﻡ ﻓﺒﻜﻰ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺑﻜﺎﺀ ﺷﺪﻳﺪﺍ – ﻗﻴﻞ ﺇﻧﻪ ﺃﺫﺍﻥ ﻷﺑﻲ ﻳﻜﺮ ﺇﻟﻲ ﺃﻥ ﻣﺎﺕ ... ﺍﻟﺦ


"Sahabat Bilal tidak pernah mengumandangkan adzan untuk seseorang setelah wafatnya Nabi Muhammad kecuali sekali. Yaitu ketika Umar bin Khattab berkunjung ke negeri Syam. Saat itu orang-orang menangis terharu sejadi-jadinya. Tapi ada khabar lain: Bilal mengumandangkan adzan pada waktu wafatnya Abu Bakar."


Dalil ketiga, dalam Shahih Ibnu Hibban, Juz II, hal 36:


ﻣﻦ ﻃﺮﻳﻖ ﺃﺑﻲ ﺑﻜﺮ ﻭﺍﻟﺮﺫﺑﺮﻱ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﺩﺍﺳﺔ ﻗﺎﻝ : ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺍﺑﻦ ﻣﺤﺰﻭﻡ ﻗﺎﻝ ﺣﺪﺛﻨﻲ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻃﺎﻟﺐ ﻛﺮﻡ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺟﻬﻪ ﻭﺳﻴﺪﺗﻨﺎ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻢ — ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺇﺫﺍ ﺍﺳﺘﻮﺩﻉ ﻣﻨﻪ ﺣﺎﺝ ﺃﻭ ﻣﺴﺎﻓﺮ ﺃﺫﻥ ﻭﺃﻗﺎﻡ – ﻭﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺳﻨﻲ ﻣﺘﻮﺍﺗﺮﺍ ﻣﻌﻨﻮﻱ ﻭﺭﻭﺍﻩ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻭﺍﻟﻘﺮﺍﻓﻲ ﻭﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ


"Riwayat Abu Bakar dan Ar-Rudbari dari Ibnu Dasah, ia berkata: Ibnu Mahzum menceritakan kepadaku dari Ali dari Aisyah, ia mengatakan: Jika seorang mau pergi haji atau bepergian, ia pamit kepada Rasulullah, Rasul pun mengadzani dan mengomati. Hadits ini menurut Ibnu Sunni mutawatir maknawi. Juga diriwayatkan oleh Abu Dawud, al-Qarafi, dan al-Baihaqi."


Demikian pula kata Imam al-Hafidz yang dikutip oleh Sayyid Abdullah Bafaqih, Madang. Menurutnya, hadits ini juga terdapat dalam Shahih Ibnu Hibban, Juz II, hal 36.





KH Munawir Abdul Fattah, Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger