ﺇﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﻣَﻠَﺎﺋِﻜَﺘَﻪُ ﻭَﺃَﻫْﻞَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ
ﺣَﺘَّﻰ ﺍﻟﻨَّﻤْﻠَﺔَ ﻓِﻲْ ﺟِﺤﺮِﻫَﺎ ﻭَﺣَﺘَّﻰ ﺍﻟْﺤُﻮْﺕَ ﻟَﻴُﺼَﻠُّﻮْﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﻣُﻌَﻠِّﻢِ
ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮَ
Sesungguhnya Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, beserta penghuni
langit dan bumi, bahkan semut yang berada dalam sarangnya, demikian pula dengan
ikan-ikan; Semuanya berdo’a untuk orang-orang yang mengajarkan kebajikan pada
manusia.” (HR Tirmidzi)
Syeikh Az-Zarnuji mengatakan: Kendati para penuntut ilmu
telah bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, namun banyak dari mereka tidak
mendapat manfaat dari ilmunya. Ini dikarenakan kesalahan dalam cara menuntut
ilmu, dan diabaikannya syarat-syarat dalam menuntut ilmu karena barangsiapa
salah jalan, tentu akan tersesat dan tidak akan mencapai tujuan. (Ta’limul
Muta’allim). Diantara syarat yang sering diabaikan oleh para penuntut
ilmu sekarang adalah kurang bahkan tidak menghormati guru.
Dalam kitab Taysirul Khallaq disebutkan seorang penunut ilmu
haruslah meyakini bahwa guru mempunyai kedudukan seperti orang tua, bahkan bisa
lebih tinggi, karena orang tua memelihara jasadnya, tapi guru berusaha
memelihara jiwanya. Orang tua memperhatikan urusan dunia kita, sementara guru
memperhatikan urusan akhirat kita.
Coba kita perhatikan. Kita mengenal Allah, para Nabi, bahkan
kita bisa membaca Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran islam sehingga
bisa menggali lebih dalam syariat islam namun terkadang kita lupa dari manakah
kita mengenal semua itu? Tidaklah mungkin kita kenal semua itu tanpa bimbingan
guru.
Betapa mulianya seorang guru hingga Sayyidina Ali yang
digelari sebagai kotanya ilmu berkata:
ﺃﻧﺎ ﻋﺒﺪ ﻣﻦ ﻋﻠﻤﻨﻰ ﺣﺮﻓﺎ ﻭﺍﺣﺪﺍ، ﺇﻥ ﺷﺎﺀ ﺑﺎﻉ، ﻭﺇﻥ ﺷﺎﺀ ﺍﺳﺘﺮﻕ
Aku adalah hamba sahaya dari seseorang yang mengajariku satu
huruf, jika ia mau maka ia boleh menjual dan jika ia mau maka ia boleh
menjadikan aku sebagai budaknya. (Ta’limul Muta’allim)
Imam Ahmad banyak mengambil ilmu dari Imam Syafi’i hingga ia
berkata: Jika dalam suatu permasalahan tidak aku temui haditsnya maka aku
memutuskan hukum dengan perkataan Imam Syafii (Siyar A’lamin Nubala’). Maka
sebagai balasannya Imam Ahmad bin Hanbal berkata:
ﺇِﻧِّﻲْ ﻷَﺩْﻋُﻮ ﺍﻟﻠﻪَ ﻟِﻠﺸَّﺎﻓِﻌِﻲِّ ﻓِﻲْ ﺻَﻼَﺗِﻲْ ﻣُﻨْﺬُ ﺃَﺭْﺑَﻌِﻴْﻦَ
ﺳَﻨَﺔً، ﺃَﻗُﻮْﻝُ : ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻲْ ﻭَﻟِﻮَﺍﻟِﺪَﻱَّ ﻭَﻟِﻤُﺤَﻤَّﺪِ ﺑْﻦِ ﺇِﺩْﺭِﻳْﺲَ
ﺍﻟﺸَّﺎﻓِﻌِﻲِّ
Aku mendoakan al-Imam al-Syafi’i dalam shalat saya selama
empat puluh tahun. Aku berdoa, “Ya Allah ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan
Muhammad bin Idris al-Syafi’i.” (al-Baihaqi, Manaqib al-Imam al-Syafi’i)
Semoga Allah menjadikan kita sebagai orang yang memuliakan
guru-guru kita dan ilmu mereka sehingga setiap kita berhak mendapatkan ilmu
yang bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat. Mari kita doakan guru-guru kita semoga mereka senantiasa
mendapat perlindungan dan rahmat dari Allah SWT. Aamiin.
M. Syafi'i
Posting Komentar