Firman Allah SWT dalam hadits Qudsiy : “Barangsiapa memusuhi wali Ku maka Ku
umumkan perang padanya, tiadalah hamba hamba Ku mendekat pada Ku dengan hal hal
yang telah kuwajibkan, dan hamba hamba Ku tak henti hentinya pula mendekat pada
Ku dengan hal hal yang sunnah hingga Aku mencintainya, Jika Aku mencintainya
maka aku menjadi telinganya yang ia gunakan untuk mendengar, aku menjadi
pandangannya yang ia gunakan untuk melihat, aku menjadi tangannya yang ia
gunakan untuk melawan, aku menjadi kakinya yang ia gunakan untuk melangkah,
Jika ia meminta pada Ku niscaya kuberi apa yang ia minta, dan jika ia mohon
perlindungan pada Ku niscaya kuberi padanya perlindungan” (Shahih Bukhari Bab
Arriqaaq/Tawadhu)
Al Hafidh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalaniy dalam kitabnya Fathul Baari Bisyarh
Shahih Bukhari menjelaskan makna hadits ini dalam 6 penafsiran, secara
ringkasnya saja bahwa panca indera mereka telah suci dari hal hal dosa karena
mereka menyucikannya, dan mereka tidak mau berucap terkecuali kalimat kalimat
dzikir atau ucapan mulia, tak mau mendengar terkecuali yang mulia pula,
demikian seluruh panca inderanya, dan Allah SWT membimbing panca indera mereka
untuk selalu mulia. (Fathul Baari Bisyarh Shahih Bukhari Bab Arriqaaq/Tawadhu)
Maka yang terpenting dalam hadits mulia ini adalah perkataan: “Jika ia
meminta pada Ku niscaya kuberi permintaan Nya”, ucapan ini jelas jelas menjawab
seluruh sangkalan mereka, Bahwa bisa saja mereka berdoa pada Allah SWT untuk menghidupkan yang mati,
pindah ke tempat lain, mendengar atau melihat perasaan orang lain dan lain sebagainya.
Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Tajuddin Assubkiy bahwa diantara bentuk
karamat adalah sepuluh macam, dan sungguh lebih banyak dari itu:
pertama
adalah Menghidupkan yang mati,
kedua adalah berbicara dengan yang mati,
ketiga adalah terbelahnya lautan dan keringnya lautan,
keempat adalah
berubahnya bentuk,
kelima adalah berjalan diatas air,
keenam adalah ucapan
hewan dan benda,
ketujuh adalah taatnya hewan,
kedelapan adalah digulungnya
waktu,
kesembilan terdiamnya lidah atau terucapkannya,
kesepuluh adalah
terkeluarkannya harta karun,
Demikian dijelaskan dengan panjang lebar oleh Imam
Tajuddin Assubkiy Dalam kitabnya Thabaqatussyafi’i Al Kubra Juz II hal 338
cetakan Darul Ihya)
Dan tentunya kejadian Tsunami di Aceh telah pula memperjelas ini, bahwa Air
Dahsyat setinggi 30 meter dengan kecepatan 300km/jam dan kekuatan ratusan juta
ton, terbelah di makam makam shalihin dan masjid, menunjukkan kemuliaan dan
keramat para Wali Allah yang dimuliakan Allah SWT walau mereka telah wafat,
mereka tetap Benteng Allah SWT dimuka Bumi sebagaimana firman Nya : “Sungguh
Bumi diwariskan Allah pada hamba hamba Nya yang shalih” (QS Al Anbiya 105).
Rasul SAW bersabda: akan datang kelak…., atau
akan muncul kelak setelah aku wafat…., atau kelak di hari kiamat….,
Hadits hadits shahih semacam ini ratusan banyaknya, merupakan tanda tanda hari kiamat, keadaan kelak di alam barzakh, keadaan di hari kiamat, kesemuanya dikabarkan oleh Rasul SAW dengan gamblangnya menunjukkan bahwa beliau SAW mengetahui apa yang akan terjadi, bahkan mengetahui seseorang itu akan mati dalam kebaikan atau dalam kekufuran, sebagaimana riwayat shahih Muslim yang menjelaskan bahwa seorang pejuang yang berjuang dengan giatnya namun Rasul SAW berkata : “Dia ahli neraka!”, para sahabat menyangkalnya karena orang itu berjihad dengan semangat dan kesungguhan, namun terbuktilah pada akhirnya ia membunuh diri dengan memotong urat nadinya.
Hadits hadits shahih semacam ini ratusan banyaknya, merupakan tanda tanda hari kiamat, keadaan kelak di alam barzakh, keadaan di hari kiamat, kesemuanya dikabarkan oleh Rasul SAW dengan gamblangnya menunjukkan bahwa beliau SAW mengetahui apa yang akan terjadi, bahkan mengetahui seseorang itu akan mati dalam kebaikan atau dalam kekufuran, sebagaimana riwayat shahih Muslim yang menjelaskan bahwa seorang pejuang yang berjuang dengan giatnya namun Rasul SAW berkata : “Dia ahli neraka!”, para sahabat menyangkalnya karena orang itu berjihad dengan semangat dan kesungguhan, namun terbuktilah pada akhirnya ia membunuh diri dengan memotong urat nadinya.
Habib Munzir Al Musawwa
Posting Komentar