Berbusana seksi ditempat umum,
telah menjadi bagian dari gaya hidup wanita zaman sekarang. Berbagai motif
menjadi alasan wanita golongan penjaja aurat. Ada yang berkesimpulan bahwa
berbusana seksi ditempat umum merupakan kebanggaan, ada yang beralasan
mengikuti tren, ada juga yang beranggapan bahwa berbusana seksi merupakan cara
ampuh untuk memikat calon pasangan.
Penulis merasa prihatin dengan
stigma sesat seperti ini, bahwa busana seksi adalah jurus jitu untuk
mendekatkan jodoh, atau memikat calon suami ideal. Sungguh dangkal wanita yang
menilai tubuh seksi sebagai aset mahal untuk memikat laki-laki. Dari kebanyakan
fakta yang ada, busana seksi hanya dapat memikat kaum Adam berhidung belang,
atau minimal lelaki ‘Kurim’ atau kurang iman. Salah besar jika beranggapan
jodoh ideal atau berakhlak baik akan datang jika wanita rajin pamer aurat di
jalanan.
Contoh sederhana yang sering
ditemui dalam kehidupan masyarakat dari perilaku busana seksi adalah pelecehan
demi pelecehan yang harus rela ditanggung oleh wanita. Wanita dikatakan baik
dan dapat dijadikan harapan menjadi istri shalihah dan ibu yang baik bagi
seorang anak apabila ia mempunyai sifat malu. Jika malu sudah tidak lagi
menjadi karakternya, dalam artian ia rajin pamer aurat, maka bisa dipastikan
bahwa ia wanita yang dangkal pemahaman agamanya, dan sedikit sekali
pengertiannya terhadap tanggung jawab pada akhirat.
Sekali lagi, salah besar jika
berpikir bahwa busana seksi adalah alat yang jitu untuk menarik calon suami
yang baik. Jika ingin suami yang baik, wanita sangat urgen untuk memperbaiki
kualitas dirinya, mempertebal keimanan, memperkuat kewajibannya sebagai
muslimah, menjaga akhlak dan menjaga hijabnya, atau menutup auratnya. Jadikan
ketakwaan dan pakaian syar’i untuk menambah matangnya kepribadian, dengan cara
seperti ini, Allah akan memudahkanmu mendapat pasangan shalih terbaik
menurut-Nya.
“Perempuan-perempuan yang
keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk
perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik
untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan
yang baik (pula)…’’ (Qs An-Nur 26).
Yulianna PS Penulis
Novel Perjuangan Meminang Bidadari
Posting Komentar