Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa apa yang disebut dengan kecintaan Allah kepada hamba-Nya haruslah ditafsirkan dan dikembalikan kepada beberapa pengertian:
Pertama, tersingkapnya tabir dari hati hamba tersebut
sehingga ia dapat melihat-Nya.
Kedua, Allah SWT menguatkan hamba tersebut untuk
mendekatkan diri kepada-Nya.
Ketiga, kehendak Allah untuk menjadikan hamba
tersebut seperti itu pada zaman Azali.
Kecintaan Allah kepada hamba dikatakan bersifat azali
apabila itu dikaitkan dengan kehendak azali Allah yang telah membuat hamba
tersebut mampu menempuh jalan menuju kedekatan pada-Nya. Jika dikaitkan dengan
perbuatan Allah menyingkap tirai hati hamba tersebut, maka kecintaan Allah yang
demikian itu bersifat baru (hadits) yang terjadi melalui sebab-sebab tertentu.
Karena itu Allah berfirman dalam hadis Qudsi, "Tak henti-hentinya hamba-Ku
mendekatkan diri kepada-Ku melalui amalan-amalan sunah hingga Aku
mencintai-Nya."
Maka, mendekatkan diri kepada Allah melalui amalan-amalan
sunah dianggap sebagai sebab bagi kesucian hati dan terangkatnya tirai dari
hati serta tercapainya kedekatan diri kepada Allah SWT. Semua itu merupakan
perbuatan Allah dan kelembutan-Nya terhadap hamba tersebut. Inilah arti
kecintaan Allah kepada hamba tersebut.
Kitab Al-Mahabbah
Karya Imam Ghazali
Posting Komentar