Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata, “Hai
Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu dan melebihkan
kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). Hai Maryam, taatlah
kepada Tuhanmu, sujud dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’. Yang
demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada
kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka
melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka
yang akan memelihara Maryam dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka
bersengketa.”
Ayat di atas memberitahukan apa yang disampaikan oleh malaikat
kepada Maryam binti Imran ihwal perintah Allah yang diberikan kepada malaikat,
yaitu Allah telah memilih Maryam, karena banyak ibadahnya, karena zuhudnya,
karena kemuliaannya, dan karena kesuciannnya dari berbagai macam kotoran.
Lebih dari itu, Allah juga memilihnya karena kebesarannya dibandingkan kaum
wanita di seluruh alam.
Dari Rasulullah SAW, beliau mengatakan, “Sebaik-baik wanita
yang menunggang unta (maksudnya wanita Arab, karena wanita Arab suka menunggang
unta, bisa pula wanita pada umumnya) adalah wanita-wanita yang baik dari suku
Quraisy, karena mereka paling sayang kepada anak saat anaknya masih kecil dan
paling perhatian kepada suami dalam hal miliknya (milik suaminya), dan Maryam
tidak pernah naik unta sama sekali.”
Dari Ali bin Abu Thalib RA, ia berkata, “Aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda, ‘Sebaik-baik wanita di zamannya ialah Maryam binti
Imran, dan sebaik-baik wanita di zamannya ialah Khadijah binti Khuwailid.”
(HR Al-Bukhari dan Muslim).
Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Ath-Thabarani meriwayatkan
dari Anas bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik wanita di muka bumi ada
empat: Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwalid, Fathimah binti Muhammad,
dan Asiyah istri Fir`aun.”
Kemudian Allah Ta‘ala memberitahukan bahwa malaikat menyuruh
Maryam supaya banyak beribadah, selalu khusyu’, banyak ruku’, dan banyak
sujud. Allah juga memperlihatkan kepada diri Maryam kekuasaan-Nya yang besar,
yakni menciptakan darinya seorang anak tanpa seorang ayah. Allah Ta‘ala
berfirman, yang artinya, “Wahai Maryam, taatlah kamu kepada Tuhanmu,
bersujudlah, dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’.”
Kata al-qunut dalam ayat di atas artinya taat dengan
khusyu’. Mujahid berkata, “Maryam mendirikan shalat hingga kedua kakinya
bengkak-bengkak.” Karena itu, al-qunut juga berarti ruku’ yang lama
dalam shalat. Maksud “Sujud dan ruku’lah kamu bersama orang-orang yang sujud”,
jadilah kamu sebagai bagian dari mereka.
Kemudian Allah Ta‘ala berfirman kepada Rasul-Nya setelah Dia
memberitahukan kepada beliau perkara yang sebenarnya, “Yang demikian itu
merupakan bagian dari berita ghaib yang Kami wahyukan kepadamu”, yakni yang
Kami kisahkan kepadamu, “Padahal kamu tidak hadir di hadapan mereka.” Artinya,
padahal engkau, hai Muhammad, tidak berada di sisi mereka, lalu engkau dapat
memberitahukan ihwal mereka. Bahkan Allah memberitahukan hal itu kepadamu seolah-olah
engkau hadir dan menyaksikan apa yang terjadi pada mereka tatkala mereka
mengundi masalah Maryam, siapakah di antara mereka yang akan menanggungnya.
Hal itu lantaran keinginan mereka untuk mendapatkan upahnya.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ikrimah, ia berkata, “Maka
berangkatlah ibu Maryam membawa Maryam dalam gendongan kain menuju bani
Al-Kahin bin Harun, saudara Musa AS. Pada masa itu mereka menetap di pinggir
Baitul Maqdis. Ibu Maryam berkata kepada mereka, ‘Ambillah bayi yang telah dinadzarkan
ini. Sesungguhnya aku telah menadzarkannya sebagai orang yang berkhidmat. Aku
tidak akan membawanya pulang ke rumahku.’
Mereka berkata, ‘Bayi ini adalah putri imam kita.’ Imran
adalah orang yang mengimami mereka dalam shalat.
Nabi Zakaria lalu berkata, ‘Berikanlah bayi itu kepadaku, karena
bibinya adalah istriku.’
Mereka berkata, ‘Kami merasa tidak enak, sebab ia putra imam
kami.’
Kemudian mereka mengundi dengan pena-pena yang biasa mereka
gunakan untuk menulis Taurat. Dan Nabi Zakaria berhasil mendapatkan undian, sehingga
dialah yang menanggung Maryam. Di samping itu, Nabi Zakaria pun orang yang paling
tua di antara mereka, sebagai pemuka, ulama, imam, dan nabi mereka. Semoga
shalawat Allah dilimpahkan kepada nabi kita dan kepada Nabi Zakaria, serta
kepada para nabi lainnya.”
Kitab Tafsir
Ibnu Katsir
Posting Komentar