Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Maryam Wanita Pilihan

Maryam Wanita Pilihan

Allah SWT berfirman (Ayat 42-44 surah Ali ‘Imran):


Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata, “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’. Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika me­reka melemparkan anak-anak panah me­reka (untuk mengundi) siapa di an­tara mereka yang akan memelihara Mar­yam dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.”


Ayat di atas memberitahukan apa yang disampaikan oleh malaikat kepada Maryam binti Imran ihwal perintah Allah yang diberikan kepada malaikat, yaitu Allah telah memilih Maryam, karena banyak ibadahnya, karena zuhudnya, karena kemuliaannya, dan karena ke­suciannnya dari berbagai macam kotor­an. Lebih dari itu, Allah juga memilihnya karena kebesarannya dibandingkan kaum wanita di seluruh alam.


Dari Rasulullah SAW, beliau menga­ta­kan, “Sebaik-baik wanita yang me­nung­gang unta (maksudnya wanita Arab, karena wanita Arab suka menung­gang unta, bisa pula wanita pada umum­nya) adalah wanita-wanita yang baik dari suku Quraisy, karena mereka paling sayang kepada anak saat anaknya ma­sih kecil dan paling perhatian kepada suami dalam hal miliknya (milik suami­nya), dan Maryam tidak pernah naik unta sama sekali.”


Dari Ali bin Abu Thalib RA, ia ber­kata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sebaik-baik wanita di zaman­nya ialah Maryam binti Imran, dan se­baik-baik wanita di zamannya ialah Kha­dijah binti Khuwailid.” (HR Al-Bukhari dan Muslim). 

Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Ath-Thabarani meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Se­baik-baik wanita di muka bumi ada empat: Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwalid, Fathimah binti Muham­mad, dan Asiyah istri Fir`aun.”


Kemudian Allah Ta‘ala memberi­tahu­kan bahwa malaikat menyuruh Maryam supaya banyak beribadah, selalu khu­syu’, banyak ruku’, dan ba­nyak sujud. Allah juga memperlihatkan kepada diri Maryam kekuasaan-Nya yang besar, yakni men­ciptakan darinya seorang anak tanpa se­orang ayah. Allah Ta‘ala berfirman, yang artinya, “Wahai Maryam, taatlah kamu ke­pada Tuhan­mu, bersujudlah, dan ru­ku’­lah bersama orang-orang yang ruku’.”


Kata al-qunut dalam ayat di atas arti­nya taat dengan khusyu’. Mujahid ber­kata, “Maryam mendirikan shalat hingga kedua kakinya bengkak-bengkak.” Ka­rena itu, al-qunut juga berarti ruku’ yang lama dalam shalat. Maksud “Sujud dan ruku’lah kamu bersama orang-orang yang sujud”, jadilah kamu sebagai bagi­an dari mereka.


Kemudian Allah Ta‘ala berfirman ke­pada Rasul-Nya setelah Dia memberi­tahukan kepada beliau perkara yang se­benarnya, “Yang demikian itu merupa­kan bagian dari berita ghaib yang Kami wahyu­kan kepadamu”, yakni yang Kami kisah­kan kepadamu, “Padahal kamu tidak hadir di hadapan mereka.” Artinya, padahal engkau, hai Muhammad, tidak berada di sisi mereka, lalu engkau dapat memberi­tahukan ihwal mereka. Bahkan Allah mem­beritahukan hal itu kepadamu se­olah-olah engkau hadir dan menyak­si­kan apa yang terjadi pada mereka tat­kala me­reka mengundi masalah Mar­yam, siapa­kah di antara mereka yang akan menang­gungnya. Hal itu lantaran ke­inginan me­reka untuk mendapatkan upah­nya.


Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ikrimah, ia berkata, “Maka berangkatlah ibu Mar­yam membawa Maryam dalam gen­dongan kain menuju bani Al-Kahin bin Harun, saudara Musa AS. Pada masa itu mereka menetap di pinggir Baitul Maqdis. Ibu Maryam berkata kepada mereka, ‘Ambillah bayi yang telah di­nadzarkan ini. Sesungguhnya aku telah menadzarkannya sebagai orang yang berkhidmat. Aku tidak akan membawa­nya pulang ke rumahku.’


Mereka berkata, ‘Bayi ini adalah putri imam kita.’ Imran adalah orang yang mengimami mereka dalam shalat.


Nabi Zakaria lalu berkata, ‘Berikanlah bayi itu kepadaku, karena bibinya adalah istriku.’


Mereka berkata, ‘Kami merasa tidak enak, sebab ia putra imam kami.’


Kemudian mereka mengundi de­ngan pena-pena yang biasa mereka gu­nakan untuk menulis Taurat. Dan Nabi Za­ka­ria ber­hasil mendapatkan undian, se­hingga dia­lah yang menanggung Mar­yam. Di sam­ping itu, Nabi Zakaria pun orang yang paling tua di antara mereka, seba­gai pemuka, ulama, imam, dan nabi me­reka. Semoga shalawat Allah dilimpah­kan kepada nabi kita dan kepada Nabi Zakaria, serta kepada para nabi lainnya.”



Kitab Tafsir Ibnu Katsir
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger