Pertama, manusia yang
tak berlidah dan tak berhati.
Mereka adalah manusia biasa, bodoh, dan hina.
Mereka ini tak pernah ingat kepada Allah. Tak ada kebaikan dalam diri mereka.
Mereka ini bagai sekam yang tak berbobot jika Allah tak mengasihi mereka,
membimbing hati mereka kepada keimanan pada-Nya.
Karena itu, waspadalah jangan menjadi seperti mereka. Ini
adalah manusia-manusia sengsara dan dimurkai oleh Allah. Mereka adalah penghuni
neraka. Mari berlindung kepada Allah dari mereka.
Hiasilah dirimu dengan makrifat. Jadilah guru kebenaran,
pembimbing ke jalan agama, menjadi pemimpin dan penyeru agama. Ingatlah, kau
harus mengajak mereka taat kepada Allah dan memperingatkan mereka akan dosa.
Kedua, manusia berlidah, tapi tak berhati.
Mereka berkata
bijak, tapi tak berbuat bijak. Mereka menyeru orang kepada Allah SWT, tapi
mereka sendiri menjauh dari-Nya. Mereka jijik terhadap noda orang lain, tapi
mereka sendiri tenggelam dalam lautan noda.
Karena itu, menjauhlah dari mereka agar kau tak terseret
oleh manisnya lidah mereka, yang kelak api dosanya membakarmu, lalu kebusukan
hatinya akan membinasakanmu.
Ketiga, manusia berhati tapi tak berlidah.
Mereka adalah
Mukmin yang telah diberkahi, diberi pengetahuan tentang noda-noda dirinya,
dikaruniai hati yang mencerahkan, dan menyadari mudaratnya bergaul dengan
manusia, kekejaman dan kekotoran lidah, dan meyakini bahwa keselamatan manusia
ada pada sikap diam. Sebagaimana sabda Nabi, "Barangsiapa selalu diam,
maka ia memperoleh keselamatan." (HR Ahmad dan At-Tirnidzi)
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya pengabdian
kepada Allah terdiri dari sepuluh bagian, dan yang sembilan bagian dari itu
adalah sikap diam."(HR Ibnu Abi Dunya)
Hunad Ibn As-Sari dalam kitab Az-Zuhud meriwayatkan hadis
dari Abu Dzar Al-Ghifari, Rasulullah SAW bersabda, "Belumkah aku
beritahukan pada kalian ihwal ibadah paling ringan dan enteng bagi badan? (ia
adalah) diam dan berakhlak baik."
Mereka adalah para wali Allah, yang dalam rahasia-Nya
tersembunyi, dilindungi, diberkahi dan dirahmati-Nya.
Karena itu, kau harus mencari, mendekati dan berguru kepada
orang-orang mulia ini. Layanilah dan cintailah mereka.
Keempat, manusia yang berlidah dan berhati.
Mereka adalah
orang-orang yang diundang ke dunia gaib, yang dibalut pakaian kemuliaan, hal
seperti yang disebut dalam Hadis, "Barangsiapa yang mengetahui dan
bertindak sesuai pengetahuannya dan memberikannya kepada orang lain, maka dia akan
diundang ke dunia gaib dan menjadi mulia." (HR An-Nasa'i)
Mereka ini adalah orang 'alim yang memiliki pengetahuan
tentang Allah dan tanda-Nya. Hatinya menjadi penyimpan pengetahuan yang langka
tentang-Nya, dan Dia menganugerahkan kepadanya rahasia-rahasia yang
disembunyikan-Nya dari yang lain. Dia memilihnya, mendekatinya, membimbingnya,
memperluas hatinya agar bisa menampung rahasia dan pengetahuan hingga
menjadikanya pekerja di jalan-Nya, penyeru hamba-hamba-Nya kepada kebajikan,
pengingat akan siksaan perbuatan-perbuatan keji dan menjadi hujjatullah di
tengah mereka.
Mereka menjadi pemandu, pembimbing, perantara, seorang
shiddiq dan saksi Al-Haqq, wakil para nabi, dan pilihan Allah.
Maka, orang semacam ini berada pada puncak tertinggi
tingkatan manusia. Tak ada maqam di atas ini, kecuali maqam para nabi. Adalah
kewajibanmu untuk mentaati mereka, dan jangan sekali-kali memusuhinya. Sungguh
keselamatan terdapat pada ucapan dan kebersamaan dengan mereka.
Kitab Adb as-Suluk wa at-Tawasul ila Manazil al-Muluk
Posting Komentar