"Ya Allah curahkanlah keselamatan atas junjungan kami Muhammad, yang cahayanya mendahului keberadaan semua makhluk, yang kehadirannya menjadi rahmat bagi seluruh alam; rahmat yang jumlahnya sebanyak makhluk-makhluk-Mu, yang telah musnah dan yang masih ada, yang berbahagia ataupun yang menderita. Yaitu sebuah keselamatan yang melampaui bilangan dan batasan, yang tiada akhir, yang tak pernah putus; sebuah keselamatan yang kekal abadi seperti kekekalan-Mu. Shalawat serta salam yang demikian itu juga semoga dicurahkan kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya."
ﺍَﻟﻠّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧﺎَ ﻣﺤَُﻤَّﺪٍ ﺍﻟﺴَّﺎﺑِﻖِ ﻟِﻠْﺨَﻠْﻖِ
ﻧُﻮْﺭُﻩُ ﻭَﺭﺣْﻤَﺔً ﻟِﻠْﻌَﺎﻟَﻤِﻴْﻦَ ﻇُﻬُﻮْﺭُﻩُ ﻋَﺪَﺩَ ﻣَﻦْ ﻣَﻀَﻰ
ﻣِﻦْ ﺧَﻠْﻘِﻚَ ﻭَﻣَﻦْ ﺑَﻘِﻲَ ﻭَﻣَﻦْ ﺳَﻌِﺪَ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻭَﻣَﻦْ
ﺷَﻘَﻰ ﺻَﻼَﺓً ﺗَﺴْﺘـَﻐْﺮِﻕُ ﺍﻟْﻌَﺪَّ ﻭَﺗﺤُِﻴْﻂُ ﺑِﺎﻟْﺤَﺪِّ
ﺻَﻼَﺓً ﻻَ ﻏَﺎﻳَﺔَ ﻟَﻬَﺎ ﻭَﻻَ ﻣُﻨْﺘـَﻬَﻰ ﻭَﻻَ ﺍِﻧــْﻘِﻀَﺎﺀَ
ﺻَﻼَﺓً ﺩَﺍﺋِﻤَﺔً ﺑِﺪَﻭَﺍﻣِﻚَ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺍَﻟِﻪِ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪِ
ﻭَﺳَﻠِّﻢْ ﺗَﺴْﻠِﻴْﻤًﺎ ﻣِﺜــْﻞَ ﺫَﺍﻟِﻚَ
Imam Al-Kasthalan dalam kitab Masalik Al-Hanfa mengatakan:
“Sebagian ulama berkata: ‘Apabila harapan-harapanmu sulit
terpenuhi, maka perbanyaklah membaca shalawat kepada Nabi SAW. Ketahuilah tidak
mungkin mampu mencontoh perbuatan dan akhlak Nabi kecuali dengan usaha keras,
tidak mungkin mau berusaha dengan keras kecuali dengan cinta kepada Nabi, dan
tidak mungkin cinta mati kepada Nabi kecuali dengan cara memperbanyak bacaan
shalawat. Sebab, siapa yang suka pada sesuatu, maka dia akan sering
menyebut-nyebutnya. Karena itu, bagi seorang salik mesti memulai jalan
spiritualnya dengan memperbanyak shalawat atas Nabi SAW.”
Sayyid Muhammad bin Umar Al-Qashri dalam kitab Manha Al-Minaat fi At-Ta’nis bis Sunnah mengatakan: “Membaca shalawat atas nabi adalah keharusan bagi seorang salik diawal perjalanan spiritualnya, dan terus menerus membaca shalawat siang dan malam. Shalawat dapat menjadi penolongnya selama menempuh perjalanan spiritual dan mencari kedekatan dengan Allah SWT., dibandingkan dengan bermacam-macam zikir yang lain. Shalawat juga merupakan kunci untuk membuka pintu hidayah menuju Allah SWT.
Sebab Nabi Muhammad SAW adalah perantara (wasilah) antara kita dan Allah; penunjuk jalan bagi kita menuju kepada-Nya; orang yang memperkenalkannya kepada kita. Bergantung kepada perantara adalah lebih utama daripada langsung kepada zat yang dituju. Karena perantara adalah faktor utama bagi kita untuk bisa berhubungan dengan Allah yang Mahaagung dan Mahakuasa; kunci utama untuk masuk ke tempat-tempat yang berada dekat dengan-Nya.”
Sumber: Kitab As-Safinah Al-Qadiriyah
Posting Komentar