Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Bekerjalah ! Engkau Akan Lebih Mulia (1)

Bekerjalah ! Engkau Akan Lebih Mulia (1)

Zaman memang sedang susah. Harga kebutuhan pokok terus melambung tinggi setiap hari. Sementara gaji tidak tentu bertambah setiap bulan. Jutaan sarjana bertambah setiap tahunnya. Namun sebagian besar perusahaan ‘kurang ramah’ dengan para sarjana baru lulus. “Dibutuhkan karyawan yang berpengalaman, minimal pernah bekerja dua tahun,” begitu semboyannya.

Banyak warga terdhalimi oleh situasi. Rumah-rumah mereka tergusur atau digusur. Akibat kelalaian, puluhan ribu orang korban Lapindo Brantas kehilangan tempat tinggal dan pekerjaan. Di saat yang sama, ada orang  bermewah-mewah untuk hal-hal yang sedikit kemanfaatanya. Ada pengusaha yang rela mengeluarkan biaya 10 Milyar untuk biaya pernikahan anaknya. Seorang bakal calon Bupati atau Walikota menghabiskan dana serupa untuk biaya kampanye.

Bahkan ada yang lebih menyedihkan dari semua itu. Menjelang perayaan Tahun Baru 2010,  sebuah pengelola hiburan di Jakarta rela menghabiskan uang Rp 2 Miliar hanya untuk biaya kembang api.

Fenomena ini bisa melukai perasaan Anda,  khususnya yang sedang menderita, yang tak memiliki pendapatan apa-apa dan yang selalu ditolak saat melamar kerja.

Ini memang zaman susah. Meski demikian, semua kesusahan hendaknya tetap menjadikan kita terus bersemangat untuk berusaha dan tidak gampang menyerah.

Kegigihan untuk mencari nafkah hendaknya tetap terjaga, jangan sampai kendor. Ketidakadilan sosial atau politik, janganlah menyebakan kita menjadi “buta” dan gelap mata.

Mengapa demikian pentingnya bekerja? Karena dalam agama kita, bekerja bukan semata untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan, lebih dari itu, ia akan mengangkat derajat kita di mata manusia maupun di sisi-Nya. Dalam agama Islam, orang yang bekerja adalah orang yang memiliki harga diri dan kemuliaan.    

Dalam salah satu haditsnya, baginda Rasulullah SAW menjelaskan, Seorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya maka itu lebih baik dari seorang yang meminta-minta kepada orang-orang yang terkadang diberi dan kadang ditolak.” (HR.Mutafaq’alaih)


Orang yang dengan gigih bekerja keras, membanting tulang, mencari rezki dari memeras keringat dan makan dari hasil itu, maka itu lebih baik dari makan hasil yang diperoleh dari harta warisan, atau memperoleh berdasarkan pemberian orang karena si pemberi merasa terdorong untuk memberi, terlebih jika shadaqah itu memang diminta-minta.

Dalam hadits yang lain, Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya pada siang hari, maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah SWT.” (HR. Ahmad)

Semua bentuk usaha yang dilakukan dengan membanting tulang dan pantang menyerah akan memompa semangat berkontraksi otot tubuh yang menyebabkan kesehatannya tetap terjaga dan semakin menambah kekuatannya. Secara fisik orang yang berlaku seperti ini akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat, sedang dalam jiwanya akan tumbuh rasa percaya diri dan sifat mandiri.  Ia tidak tergantung dengan orang lain.

Sebaliknya orang yang hidup berdasar dari belas kasih orang lain, selain bermental pasif, mereka juga memiliki jiwa lemah bahkan mematikan jiwa. Dengan sangat tegas Nabi mengingatkan kepada kita bahwa, Pengangguran (dapat) menyebabkan hati keras (keji dan membeku).”(HR. Asysyihaab).


Ali Atwa Hidayatullah
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger