Telat makan dan perut kosong adalah pantangan besar bagi
penderita maag. Namun di saat bulan Ramadan, umat Muslim diwajibkan untuk tidak
makan selama 14 jam. Lalu bagaimana dengan penderita maag? Bolehkah berpuasa?
"(Penderita maag) boleh (berpuasa), justru lebih
baik," jelas Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, konsultan saluran
pencernaan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Tapi tidak semua penderita maag diperbolehkan berpuasa. Dr
Ari menjelaskan penderita sakit maag bisa berpuasa, kecuali yang mengalami
dispepsia (sakit maag) organik yang belum diobati terutama jika ada tanda
alarm.
Sakit maag (dispepsia) sendiri dibagi menjadi dua kategori,
yaitu maag fungsional dan dispepsia organik. Maag fungsional terjadi jika
penderitanya makan tidak teratur, makan makanan berlemak, minuman bersoda,
kopi, stres dan merokok, tanpa ada kerusakan berarti di dalam lambung. Sedangkan maag organik terjadi karena adanya sesuatu yang
tidak normal di dalam lambung, seperti tukak lambung, tukak usus duabelas jari,
GERD (Gastroesophageal reflux disease), polip atau kanker di kerongkongan, usus
duabelas jari dan lambung.
"Sakit maag fungsional akan membaik jika berpuasa.
Biasanya kalau siang ngemil cokelat, minum kopi padahal paginya di rumah sudah
ngopi 2 gelas, nanti sore ngemil lagi, cokelat atau keripik pedas. Kan
sebenarnya itu yang bikin maag. Nah, saat berpuasa makannya jadi teratur,
mengurangi makan camilan yang berlemak, mengurangi rokok, mengurangi minum kopi
dan minuman bersoda dan pengendalian diri, misalnya seperti banyak berzikir.
Itu akan membuat maag-nya jadi sembuh. Sedangkan pada maag organik, untuk
berpuasa memang perlu dikonsultasikan dulu dengan dokter," jelas Dr Ari.
Namun jika pasien sakit maag organik yang sedang mengalami
perdarahan lambung dengan gejala muntah darah atau buang air besar hitam,
muntah berulang dan setiap makan muntah memang tidak diperbolehkan puasa. Bahka
mereka harus dirawat di rumah sakit untuk mengatasi gangguan sakit maagnya
tersebut. Pasien dengan kanker saluran cerna juga tidak dianjurkan untuk
berpuasa.
Untuk menghindari rasa tidak nyaman yang berlebihan,
penderita maag dianjurkan untuk mengonsumsi obat penekan asam lambung seperti
obat antagonis reseptor H2 (ranitidine, famotidine, simetidine, nizatidine)
atau penghambat pompa proton (omeprazole,lansoprazole, rabeprazole,
esomeprazole, pantoprazole).
Sedang obat-obatan seperti antasida yang saat ini dipromosi
secara luas baik melalui media cetak dan media elektronik bukan obat yang
mencegah agar tidak terkena sakit maag. Obat antasida hanya untuk menghilangkan
gejala saja dan kerjanya hanya 6-8 jam, sehingga sebenarnya penggunaannya tidak
bersifat umum, hanya untuk menghilangkan gejala gangguan lambung yang timbul.
Bagaimana agar penderita maag tetap sehat dan bugar menyelesaikan
puasa Ramadan?
1. Tetap melaksanakan sahur dan buka puasa
2. Tetap minum obat bagi yang berpenyakit kronis
3. Tetap melakukan ibadah salat tarawih
4. Banyak mengonsumsi sayur dan buah-buahan
5. Banyak minum air waktu buka sampai sahur
6. Jumlah tidur yang cukup, tidak berlebihan.
Makanan dan minuman yang perlu menjadi perhatian:
1. Hindari makanan yang banyak mengandung gas, seperti
makanan berlemak, sayuran sawi dan kol, buah nangka dan pisang ambon, makanan
berserang (kedondong), buah yang dikeringkan, dan minuman yang mengandung soda.
2. Hindari makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung,
seperti kopi, minuman beralkohol, anggur putih, sari buah citrus, dan susu full
cream.
3. Hindari makanan yang sulit dicerna, yang dapat
memperlambat pengosongan lambung, seperti kue tart dan keju.
4. Hindari makanan yang secara langsung merusak dinding
lambung, seperti yang mengandung cuka, pedas, merica dan bumbu yang merangsang.
5. Hindari makanan yang melemahkan klep kerongkongan bawah
antara lain alkohol, cokelat, makanan tinggi lemak dan gorengan.
6. Beberapa sumber karbohidrat yang perlu dihindarkan beras
ketan, mi, bihun, jagung, ubi singkong, tales, dodol.
Di ambil dari detik health
Posting Komentar