Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa ketika Rasulullah SAW hendak
melakukan shalat Idul Adha, beliau keluar ke Baqii’ ke lapangan di dekat
perkuburan Baqi’ dan melakukan shalat Idul Adha disana. Jadi beliau shalat
Idul Adha sekaligus ziarah.
Diriwayatkan oleh Sayyidina Jabir bin Abdullah Ra
di dalam Shahih Al Bukhari, bahwa Rasulullah SAW kalau keluar untuk Shalat ‘ied
maka pulanganya beliau melewati jalan yang lain. Jadi kalau berangkatnya
melewati satu arah, maka pulangnya melewati arah yang lain.
Al Imam Hujjatul
Islam wabarakatul Anam Ibn Hajar Al Asqalany dalam Fathul Bari bisyarh Shahih
Al Bukhari mensyarahkan bahwa Rasul SAW mengambil jalan lain saat pulang
adalah, dalam hal ini banyak pendapat, diantaranya adalah untuk menghindari
desakan para Jamaah, yang sudah bersalaman dengan beliau dari tempat beliau
datang, maka pulangnya beliau mengambil jalan lain agar jamaah yang di tempat
lain juga kebagian salaman dengan beliau selepas shalat ‘ied, demikian budi
pekerti Nabi Muhammad SAW.
Dalam pendapat lainnya beliau kalau keluar shalat Idul Adha melewati
rumah-rumah muslimin dan melewati perkuburan untuk berziarah selepas shalatIdul Adha, jadi dari rumah beliau SAW menuju ke medan Baqi’ itu tidak begitu
jauh, dari situ beliau melewati jalan lain karena berziarah dulu ke ahlul
Baqi’. Jadi ziarah di hari Idul Adha teriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari
bahwa Rasul SAW melakukan shalat Idul Adha di medan Baqi’ dan salah satu maknanya
sebagaimana dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar adalah selesai beliau SAW
melakukan shalat ‘ied beliau melakukan ziaratul Ahyaa wal Amwaat, yaitu
menziarahi yang hidup dan yang telah wafat maksudnya silaturrahmi kerumah-rumah tetangga dan menziarahi kuburan.
Pendapat selanjutnya, Al Imam Ibn Hajar menjelaskan bahwa Rasul SAW ketika
keluar dari rumahnya untuk shalat ‘ied maka pulangnya beliau melewati jalan
lain adalah untuk melimpahkan keberkahan di jalan yang beliau lewati dan
mewangikan jalan itu, sebagaimana dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar dalam
Fathul Bari bahwa ketika Rasul SAW melewati suatu jalan maka jalan itu menjadi
wangi beberapa waktu. Jadi jalan yang telah dilewati beliau sudah wangi, maka
beliau mewangikan jalan yang lain. Beliau tidak memakai minyak wangi, tetapi
memang sudah wangi dicipta oleh Allah SWT.
Kita mengetahui kotoran itu keluar
dari tubuh kita , diantaranya keluar melewati keringat, demikian indahnya Allah
SWT merangkai jasad sayyidina Muhammad SAW sampai keringat beliau pun lebih
wangi dari semua wewangian, sehingga beliau ingin mewangikan jalan-jalan di
Madinah dengan melewatinya. Al Imam Ibn Hajar juga menukil, sebagai sunnah bagi
ummat ini untuk melakukan itu, kalau berangkat dari satu arah maka pulangnya
dari arah yang lain supaya permukaan bumi itu menjadi saksi bahwa kita telah
melewatinya dalam kemuliaan, karena bumi akan bersaksi untuk kita kelak.
Habib Munzir Al Musawwa
Posting Komentar