Rasulullah SAW pernah bersabda kepada Sayyidah Fatimah,
"Putriku! Ayahmu dan suamimu
bukanlah orang yang miskin. Allah SWT telah
memberikan kepadaku semua tanah yang mengandung emas dan perak,
tetapi aku memilih sesuatu yang abadi
disisi Allah SWT. Putriku! Aku berkata seperti
ini supaya kamu tahu bahwa ayahmu mengetahui hakekat dunia. Ketahuilah bahwa
kamu juga akan berpaling dari dunia."
Contoh ajaran Nabi SAW kepada Sayyidah Fatimah bisa kita lihat dalam riwayat berikut ini. Rasulullah sudah terbiasa ketika hendak pergi atau pulang dari bepergian harus menemui putri tercintanya terlebih dahulu. Suatu hari untuk menyambut kedatangan ayah dan suaminya, Sayyidah Fatimah memakai gelang dari perak dan anting-anting serta kalung. Beliau juga menghias rumahnya dengan memasang gorden yang berwarna -warni. Seperti biasa, ketika datang dari bepergian, Rasulullah terlebih dahulu datang ke rumah Fatimah. Namun setelah beristirahat sebentar, Rasulullah keluar dari rumah putrinya dan menuju masjid.
Contoh ajaran Nabi SAW kepada Sayyidah Fatimah bisa kita lihat dalam riwayat berikut ini. Rasulullah sudah terbiasa ketika hendak pergi atau pulang dari bepergian harus menemui putri tercintanya terlebih dahulu. Suatu hari untuk menyambut kedatangan ayah dan suaminya, Sayyidah Fatimah memakai gelang dari perak dan anting-anting serta kalung. Beliau juga menghias rumahnya dengan memasang gorden yang berwarna -warni. Seperti biasa, ketika datang dari bepergian, Rasulullah terlebih dahulu datang ke rumah Fatimah. Namun setelah beristirahat sebentar, Rasulullah keluar dari rumah putrinya dan menuju masjid.
Melihat raut wajah ayahnya yang tidak seperti biasa, Sayyidah Fatimah menyadari sebabnya. Pada saat itu juga ia membuka gorden dan perhiasannya lalu mengirimkannya kepada Rasulullah SAW yang pada saat itu berada di masjid. Sayyidah Fatimah juga mengirim salam kepada ayahnya dan berpesan supaya barang-barang ini digunakan di jalan Allah. Rasulullah mengambil barang-barang itu dan berkata "Ayahmu adalah tebusanmu, ayahmu adalah tebusanmu! Keluarga Muhammad perlu apa dengan dunia? Mereka bukan diciptakan untuk dunia, akan tetapi mereka diciptakan untuk akhirat, walaupun semua yang ada di dunia diciptakan karena mereka. Seandainya dunia itu memiliki nilai sebesar sayap nyamuk di sisi Allah, maka tidak seorangpun dari kafir akan meminumnya." Setelah itu Rasulullah berdiri lalu menuju rumah Fatimah.
Riwayat di atas selain menunjukkan ketegasan Rasulullah SAW juga menunjukkan ketidakcintaan Sayyidah Fatimah terhadap dunia, karena tanpa ada rasa berat hati beliau menginfakkan barang barangnya di jalan Allah.
Diriwayat lain juga dikatakan, suatu hari Salman Al-Farisi melihat Sayyidah Fatimah memakai cadar yang sederhana, penuh jahitan dan terbuat dari kulit pohon kurma hendak pergi menjenguk ayahnya. Salman sangat terkejut dan sambil menangis ia berkata, "Kami sangat bersedih! Putri-putri raja Persia dan Romawi duduk di atas kursi-kursi yang terbuat dari emas dan memakai pakaian yang terbuat dari sutra tetapi putri Muhammad SAW memakai cadar yang sangat sederhana dan memiliki dua belas jahitan."
Ketika Sayyidah Fatimah sampai ke rumah ayahnya, beliau mengatakan, "Wahai Rasulullah! Salman sangat heran dengan kesederhanaan pakaianku. Demi Allah, selama lima tahun karpet rumah kami dari kulit kambing yang ketika siang hari unta-unta memakan rumput diatas karpet itu dan pada malam hari kami tidur di atas karpet itu. Bantal kami juga dari kulit yang diisi dengan kulit pohon kurma". Ketika itu Rasulullah bersabda kepada Salman, "Sesungguhnya putriku berada di barisan terdepan orang-orang yang menuju Allah SWT."
Sekarang kita dapat melihat betapa zuhudnya Sayyidah Fatimah. Ketika kita menjadikan Sayyidah Fatimah sebagai panutan maka konsekuensinya kita harus meniru beliau. Dan salah satu contoh yang bisa kita ambil dari beliau adalah kezuhudannya dalam menjalani kehidupan.
Sebetulnya tidaklah sulit untuk menjadi orang yang
zuhud ketika kita mengetahui bahwa
sebenarnya segala sesuatu yang diberikan kepada kita oleh Allah SWT adalah sebuah amanat, sehingga
dengan senang hati dan tanpa rasa keberatan
sedikit pun kita akan menginfakkannya kepada orang yang membutuhkan. Selain itu kita juga tidak
akan terlalu bergembira dengan apa yang
Allah SWT berikan kepada kita. Semua manusia datang ke dunia ini dengan tangan kosong dan juga
kembali kepada penciptanya dengan hanya membawa sepotong kain putih.
Seseorang tidak akan pernah bisa menjadi zuhud ketika dia tidak mengetahui hakekat dunia yang penuh dengan kekurangan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ali KWH, "Yang berhak dikatakan bahwa orang itu zuhud ketika dia mengetahui kekurangan dunia." Semoga Allah SWT memberikan taufiq-Nya kepada kita semua untuk menjadi orang-orang yang selalu diridhoi oleh-Nya.
Habib Reza Al Hamid
Posting Komentar