Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » , , » Kesederhanaan dan Kezuhudan Putri Rasul SAW (2)

Kesederhanaan dan Kezuhudan Putri Rasul SAW (2)

Rasulullah SAW pernah bersabda kepada Sayyidah Fatimah, "Putriku!  Ayahmu dan suamimu bukanlah orang yang miskin. Allah SWT telah  memberikan kepadaku semua tanah yang mengandung emas dan perak, tetapi  aku memilih sesuatu yang abadi disisi Allah SWT. Putriku! Aku berkata  seperti ini supaya kamu tahu bahwa ayahmu mengetahui hakekat dunia. Ketahuilah bahwa kamu juga akan berpaling dari dunia."

Contoh ajaran Nabi SAW kepada Sayyidah Fatimah bisa kita lihat dalam  riwayat berikut ini. Rasulullah sudah terbiasa ketika hendak pergi atau  pulang dari bepergian harus menemui putri tercintanya terlebih dahulu.  Suatu hari untuk menyambut kedatangan ayah dan suaminya, Sayyidah  Fatimah memakai gelang dari perak dan anting-anting serta kalung.  Beliau juga menghias rumahnya dengan memasang gorden yang berwarna -warni. Seperti biasa, ketika datang dari bepergian, Rasulullah terlebih  dahulu datang ke rumah Fatimah. Namun setelah beristirahat sebentar,  Rasulullah keluar dari rumah putrinya dan menuju masjid.

Melihat raut wajah ayahnya yang tidak seperti biasa, Sayyidah Fatimah  menyadari sebabnya. Pada saat itu juga ia membuka gorden dan  perhiasannya lalu mengirimkannya kepada Rasulullah SAW yang pada saat  itu berada di masjid. Sayyidah Fatimah juga mengirim salam kepada  ayahnya dan berpesan supaya barang-barang ini digunakan di jalan Allah.  Rasulullah mengambil barang-barang itu dan berkata "Ayahmu adalah  tebusanmu, ayahmu adalah tebusanmu! Keluarga Muhammad perlu apa dengan  dunia? Mereka bukan diciptakan untuk dunia, akan tetapi mereka  diciptakan untuk akhirat, walaupun semua yang ada di dunia diciptakan  karena mereka. Seandainya dunia itu memiliki nilai sebesar sayap nyamuk di sisi Allah, maka tidak seorangpun dari kafir akan meminumnya."  Setelah itu Rasulullah berdiri lalu menuju rumah Fatimah.

Riwayat di atas selain menunjukkan ketegasan Rasulullah SAW juga  menunjukkan ketidakcintaan Sayyidah Fatimah terhadap dunia, karena tanpa ada rasa berat hati beliau menginfakkan barang barangnya di jalan Allah.

Diriwayat lain juga dikatakan, suatu hari Salman Al-Farisi melihat Sayyidah Fatimah memakai cadar yang sederhana, penuh jahitan dan  terbuat dari kulit pohon kurma hendak pergi menjenguk ayahnya. Salman sangat terkejut dan sambil menangis ia berkata, "Kami sangat bersedih!  Putri-putri raja Persia dan Romawi duduk di atas kursi-kursi yang  terbuat dari emas dan memakai pakaian yang terbuat dari sutra tetapi putri Muhammad SAW memakai cadar yang sangat sederhana dan memiliki dua belas jahitan."

Ketika Sayyidah Fatimah sampai ke rumah ayahnya, beliau mengatakan,  "Wahai Rasulullah! Salman sangat heran dengan kesederhanaan pakaianku.  Demi Allah, selama lima tahun karpet rumah kami dari kulit kambing yang ketika siang hari unta-unta memakan rumput diatas karpet itu dan pada  malam hari kami tidur di atas karpet itu. Bantal kami juga dari kulit  yang diisi dengan kulit pohon kurma". Ketika itu Rasulullah bersabda  kepada Salman, "Sesungguhnya putriku berada di barisan terdepan orang-orang yang menuju Allah SWT."

Sekarang kita dapat melihat betapa zuhudnya Sayyidah Fatimah. Ketika  kita menjadikan Sayyidah Fatimah sebagai panutan maka konsekuensinya  kita harus meniru beliau. Dan salah satu contoh yang bisa kita ambil dari beliau adalah kezuhudannya dalam menjalani kehidupan.

Sebetulnya tidaklah sulit untuk menjadi orang yang zuhud ketika kita  mengetahui bahwa sebenarnya segala sesuatu yang diberikan kepada kita  oleh Allah SWT adalah sebuah amanat, sehingga dengan senang hati dan  tanpa rasa keberatan sedikit pun kita akan menginfakkannya kepada orang  yang membutuhkan. Selain itu kita juga tidak akan terlalu bergembira  dengan apa yang Allah SWT berikan kepada kita. Semua manusia datang ke  dunia ini dengan tangan kosong dan juga kembali kepada penciptanya dengan hanya membawa sepotong kain putih.

Seseorang tidak akan pernah bisa menjadi zuhud ketika dia tidak  mengetahui hakekat dunia yang penuh dengan kekurangan. Sebagaimana yang  dikatakan oleh Imam Ali KWH"Yang berhak dikatakan bahwa orang itu zuhud ketika dia mengetahui kekurangan dunia." Semoga Allah SWT memberikan taufiq-Nya kepada kita semua untuk menjadi orang-orang yang selalu diridhoi oleh-Nya.


Habib Reza Al Hamid
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger