Lain Indonesia, lain juga Thailand. Indonesia yang dijajah Belanda selama
3,5 abad dan dijajah Jepang selama 3,5 tahun dan meraih kemerdekaan dengan
hasil jerih payah para pahlawan, bukan hasil pemberian pihak penjajah seperti
Vietnam. Sedangkan Thailand adalah satu-satunya Negara Asia Tenggara yang tidak
pernah dijajah. lalu apakah arti kemerdekaan bagi rakyat Thailand? Apakah
kemerdekaan mereka sama dengan kemerdekaan Indonesia?
Mari merujuk pada sejarah negeri Gajah Putih tersebut agar kita bisa
mentelaah arti kemerdekaan bagi rakyat Thailand dengan berdasarkan data yang
valid.
Kerajaan Thailand kadangkala juga disebut Muaeng Taek, adalah sebuah Negara
di Asia Tenggara yang berbatasan dengan Laos dan Kamboja di timur, Malaysia dan
Teluk Siam di selatan, dan Myanmar dan Laut Andaman di barat. Thailand dahulu
dikenal sebagai Siam sampai tanggal 11 mei 1949. Kata “Thai” berarti kebebasan,
dalam bahasa Thailand. Namun, juga dapat merujuk kepada suku Taek, sehingga
menyebabkan nama Siam masih digunakan dikalangan orang Thai terutama kaum
minoritas Tionghoa.
Dari sekelumit maklumat di atas, setidaknya kita telah mendapati sedikit
gambaran mengenai Thailand. Dan yang cukup menarik disini adalah penamaan
negeri tersebut ternyata sesuai dengan kenyataan yang ada. Yaitu, sebuah negeri
yang tidak pernah dijajah oleh bangsa lain. Dan arti Thai pun adalah kebebasan.
Mungkin ini adalah suatu kebanggaan bagi kerajaan Thailand sehingga
mengabadikannya dalam penamaan negeri tersebut. Meskipun demikian negeri itu
ternyata cukup mengalami sejarah yang bisa dibilang rumit. Tentunya, tidak
serumit sejarah Indonesia.
Benar adanya, ketika kita bilang bahwa Thailand tidak pernah dijajah. Namun,
apakah dengan demikian rakyat Thailand telah merasakan kemerdekaan yang hakiki,
kemerdekaan yang diidam-idamkan oleh semua yang bernyawa. Untuk menjawab
pertanyaan ini, mari sekali lagi kita kembali ke lembaran sejarah negeri ini.
Asal mula Thailand secara tradisional dikaitkan dengan sebuah kerajaan yang
berumur pendek, Kerakaan Sukhothai yang didirikan pada tahun 1238. Kerajaan ini
kemudian diteruskan Kerajaan Ayutthaya yang didirikan pada pertengahan abad
ke-14 dan berukuran lebih besar dibandingkan Sukhothai. Hubungan dengan
beberapa Negara besar Eropa dimulai pada abad ke-16. Meskipun mengalami tekanan
yang kuat, Thailand tetap bertahan sebagai satu-satunya Negara di Asia Tenggara
yang tidak pernah dijajah oleh Eropa. Walaupun tak bisa dipungkiri pengaruh dan
ancaman Barat mengakibatkan berbagai perubahan pada abad ke-19 dan diberikannya
banyak kelonggaran bagi pedagang-pedagang Britani.
Kalau kita lihat paragraph di atas, maka sesungguhnya kita telah mendapatkan
jawaban atas pertanyaan kita tadi. Ternyata, kemerdekaan yang terdapat di
negeri Gajah Putih tersebut pun bukan kemerdekaan yang hakiki. Buktinya,
pengaruh Eropa merupakan salah satu ancaman kekerasan terbesar saat itu. Dan diriwayatkan
pula bahwasanya tatkala itu sang raja (Raja Mongkut) selalu memberikan upeti
kepada pihak kolonial agar negaranya tidak dijajah. Dan dari sanalah pihak
penjajah, yang dalam hal ini adalah Inggris dan Prancis dapat meredam
keinginannnya untuk menginjakkan kaki di Thailand. Dan keberhasilannya tersebut
juga didukung oleh kemampuan sang raja dalam berdiplomasi. Karena biar
bagaimanapun Prancis dan Inggris saat itu adalah negara-negara yang paling haus
dan ditakuti memperluas daerah jajahannya dan oleh lawan.
Dan pada akhirnya kita bisa menyimpulkan bahwa arti kemerdekaan yang tertera
dalam Kamus Bahasa Indonesia, juga tidak bisa kita kaitkan dengan kemerdekaan
Thailand. Tidak dijajah bukan berarti merdeka mutlak. Toh, nyatanya Thailand
masih dibawah kendali pihak kolonial. Jadi, lagi-lagi kosa kata tersebut
hanya sebuah kata tanpa makna.
Pertanyaanya, adakah negara yang mempunyai kemerdekaan hakiki? Amerika kah?
Ternyata Negara adidaya sekelas Amerika pun tidak bisa menemukan kemerdekaan
hakiki di sana. Toh, nyatanya suku Indian yang notabane-nya adalah
suku asli mereka pun tidak mempunyai peran yang signifikan bagi negaranya,
malah mereka yang datang dari luar-lah yang memerankan bagian-bagian vital
negara itu. Bahkan orang nomor wahid-nya bukan asli Amerika. Jadi,
lagi-lagi bisa saya katakan, kemerdekaan itu hanya sebuah kata, tanpa makna:
kata yang tiada satu pun yang bisa merasakannya dalam kehidupan nyata.
M. Isa Ghozi Rantau
Posting Komentar