Gelombang Demonstrasi Anti Gubernur di dunia islam pernah
terjadi pada masa pemerintahan khalifah amirul mukminin Utsman bin affan, Tahun
650 - 656 Masehi
Sembilan atau sepuluh orang dari Kufah di deportasi oleh
gubernur Kufah yakni Sa'id Bin Ash ke Syam (Damaskus), wilayah gubernur Muawiyah
Bin Abi Sufyan. Permasalahannya adalah karena orang-orang ini telah membuat
kampanye, propaganda, mencela, menghina, menjelek-jelekkan gubernur Sa'id Bin
Ash serta pemimpin islam tertinggi yakni amirul mukminin Utsman Bin Affan serta
berkata-kata kotor nan kasar diruang publik, di masjid-masjid, di
majelis-majelis agama, dan ruang publik lainnya. Mereka menuntut pergantian
pemimpin di pusat dan juga menuntut pergantian pemimpin untuk wilayah Kufah.
Surat deportasi dari Kufah menuju ke Syam secara resmi telah
diterbitkan oleh amirul mukminin Utsman Bin Affan. Pun demikian juga surat
untuk gubernur Syam juga telah diantar sampai padanya, yakni perintah supaya
gubernur Syam menerima orang-orang yang di deportasi tersebut. Gubernur Syam
yakni Muawiyah Bin Abi Sufyan bertugas memperlakukan para kritikus dari Kufah
ini dengan sebaik mungkin, mengajak mereka duduk musyawarah bersama, atau
menasehati, mengkondisikan dan menjelaskan aneka kebijakan amirul mukminin Utsman
pada mereka sampai mereka mau mengerti.
Beberapa bulan para deportasers hidup di Syam-Damaskus.
berkali-kali mereka dihadirkan di ruang duduk baik secara formal ataupun
personal untuk melakukan dialog dan musyawarah untuk mencapai mufakat. namun
tak jua berhasil dan bahkan mereka semakin menggila. bahkan mereka memengaruhi
penduduk Syam untuk menjadi sefaham sepemikiran sejalan dengan kelompok
deportasers ini.
Alhasil, pemerintahan Syam menyatakan angkat tangan dan
menyerahkan kembali segala urusan ini kepada pemerintah Madinah Al-Munawwaroh,
amirul mukminin Utsman Bin Affan. Diputuskan mereka dikembalikan lagi ke Kufah,
diserahkan kepada gubernur Kufah yakni Sa'id Bin Ash.
Kembali hidup di Kufah eberapa bulan, kelompok deportasers
ini semakin menggila di Kufah dengan segala propagandanya dan nyaris menyebabkan
meletusnya perang sipil melawan pemerintah
Kufah. Kelompok ini mendapatkan pendukung baru yang sangat banyak dari arah
Basrah yang di gubernuri oleh Abdullah Bin Amr Bin Kuroiz, kota tetangga Kufah
: kini kelompok ini menjadi mayoritas di Kufah.
Kondisi berbahaya ini segera dilaporkan kepada pemerintah
pusat yakni pemerintahan Madinah Al-Munawwaroh dan diputuskan agar semua para
propagandis ini ditangkap dan di deportasi ke kota Hims wilayah Ad-Durub yang
dibawah naungan gubernur Abdurrahman Bin Khalid Bin Walid.
Namun apa yang terjadi?
Justru di wilayah inilah para deportasers berhasil
menyatukan kekuatan dan bergerak menguasai pusat pemerintahan Hims,
melengserkan gubernur Ad-Durub Abdurrahman Bin Khalid Bin Walid secara paksa.
dari Hims mereka bergeser bergerak menuju Kufah untuk mengambil alih kantor
gubernur. Pertempuran sipil melawan pemerintah islam pun tak terhindarkan,
Gubernur Kufah yakni Sa'id bin Ash berhasil ditahan dan Kufah berhasil dikuasai
para demonstran.
Situasi mencekam menyelimuti Pemerintahan islam secara
keseluruhan. Bergerak cepat, Amirul mukminin membentuk utusan-utusan dari
kalangan Sahabat Nabi senior yang dihormati di dunia islam yakni Abu Musa
Al-Asy'ariy untuk menemui para demonstran yang telah menguasai Kufah, mengambil
wakil mereka untuk dihadirkan ke Madinah Al-Munawwaroh, memperdengarkan
aspirasi demonstran.
Satu atau dua minggu kemudian, wakil demonstran telah duduk
bersama Amirul mukminin Utsman Bin Affan. beserta para gubernur wilayah lain
diantaranya: Abdullah Bin Amr Al-Kuroizi dari Basraha, Sa'id Bin Ash dari Kufah,
Muawiyah Bin Abi Sufyan dari Syam, Amru Bin Ash dari Mesir, Abdullah Bin Abi
Sarah dari Maroko dan lain-lain. Hadir pula sejumlah sahabat nabi senior
semisal Ali bin abi thalib, Tolhah Bin Ubaidillah, Zubair Bin Awwam, Abu Dzar
Al-Ghiffariy, Abdullah Bin Abbas, Abdullah Bin Umar, Abdullah Bin Zubair dan
lain-lain.
Pada pertemuan ini diketahui bahwa kelompok demonstran yakni
orang-orang Kufah ini amat sangat membenci gubernur mereka yakni Sa'id Bin Ash dengan
alasan rumahnya tak ada jendela, hidupnya tertutup dan kekayaan wilayah tidak
merata. Terhadap amirul mukminin Utsman Bin Affan, kelompok demonstran berpandangan
bahwa sang amirul mukminin terlalu mementingkan Klan-nya sendiri, mengabaikan
Klan Arab lainnya.
Melalui penjelasan yang agak rumit dan berdasarkan konsisten
terhadap keimanan dan islam, keputusan pun diambil oleh amirul mukminin Utsman
Bin Affan dengan menugaskan para tokoh
dari kubu demonstran untuk bergabung dengan pasukan militer islam yang sedang
bergerak di armenia dan atau bergabung dengan pasukan militer yang sedang
bergerak di daerah lain.
Beberapa minggu kemudian, kelompok demonstran yang tidak
puas dan menolak keputusan ini memblokade dan memboikot kantor dan baitul mal
milik pemerintah, menangkap gubernur Said bin ash dan nyaris membunuhnya. Dengan
cepat darurat akhirnya, amirul mukmin Utsman Bin Affan menerbitkan surat
pencopotan jabatan Said Bin Ash dari statusnya sebagai gubernur Kufah dan
menggantinya dengan Abu Musa Al-Asy'ariy.
Pergolakan ini hanya padam sesaat saja. Setelah masa-masa
genting dari wilayah Kufah ini terlewati, muncul demonstran dari arah wilayah
kegubernuran lain yang haluan persoalannya sama dengan demonstran Kufah hingga
sampai masa-masa pengepungan rumah khalifah utsman dan terbunuhnya beliau
ditangan kaum muslim demonstran tahun 656 M.
Sembilan atau sepuluh orang yang di deportasi tersebut
adalah :
1. Kumail Bin Ziyad
2. Malik Bin Harits Alias Al-Asytar An-Nakha'iy
3. 'Alqomah Bin Qois An-Nakha'iy
4. Sha'sha'ah Bin Shouhan Al-Abdiy
5. Tsabit Bin Qois An-Nakha'iy
6. Jundub Bin Zahir
7. Jundub Bin Ka'ab Al-Azdiy
8. Al-Ghamidiy
9. Urwah Bin Ja'ad
10. Amr Bin Hamq Al-Khuza'iy
Diambil oleh Sejarah Zaman dari Kitab Tarikh ibnu katsir,
Al-bidayah Wan Nihayah.
Posting Komentar