Jamus Kalimasada adalah nama salah satu senjata di jagad
pewayangan yang digunakan oleh Prabu Puntadewa (Yudistira). Kata jamus sering dirangkaikan dengan kata jamas
yang berarti keramas atau membersihkan rambut menggunakan air dan obat (shampo,
merang, dan sebagainya). Jadi, kata jamus yang dirangkaikan dengan kata jamas
bisa juga diartikan sebagai kegiatan mengobati, menghilangkan penyakit, hama,
dan kutu yang menempel di tubuh.
Latar belakang itulah yang tampaknya diambil sebagai tema Pengajian
Tajug Syahadat edisi ke 9 yang diasuh oleh pendiri Pesantren Kaligrafi PSKQ,
Ust. Muhamad Assiry. Pengajian yang diharapkan dapat memberikan sedikit banyak
kontribusi untuk “mengobati keadaan negeri” yang sedang dirundung berbagai
masalah.
Tajug Syahadat kali ini menghadirkan pembicara yang kompeten
untuk membahas “obat” bagi bangsa
Indonesia yang bertubi-tubi terkena badai cobaan. Tak tanggung-tanggung, ada lima narasumber yang akan
memberikan “mantra-mantranya” (ilmunya) ke para hadirin yaitu Prie GS
(Budayawan kondang asal semarang), Anton Galon (Sutradara film Aku adalah Kau
yang lain, yang sempat menjadi kontroversi), Gus Ammar (Pati), Gus Mahfudz, dan
Gus Umar (Pati).
Supriyanto GS atau yang lebih dikenal dengan nama Prie GS
merupakan budayawan nasional yang sudah dikenal khalayak umum. Selepas SMA, Prie GS melanjutkan pendidikan di jurusan seni
musik, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP
Semarang. Di sana lah kemampuannya semakin terasah dan
mengawali kariernya sebagai wartawan di harian umum Suara Merdeka. Sebagai wartawan yang dikaruniai talenta seni,
Prie lebih banyak memegang rubrik-rubrik bermuatan kesenian, sembari secara
rutin dia menggambar kartun setiap hari Minggu di surat kabar itu. Dan beberapa
tahun kemudian, Suara Merdeka Group mempercayakan padanya untuk memimpin
majalah wanita Cempaka.
Sementara itu nama
Anton Galon mulai mencuat pasca pemutaran film “Kau Adalah Aku Yang Lain” yang
menjadi pemenang dalam Police Movie. Sutradara yang telah meminta maaf
atas pembuatan film tersebut akan dihadirkan dalam acara ini dan mungkin juga
dimaksudkan untuk “tabayyun”, memberikan penjelasan dan klarifikasi tentang maksud dan cara pandangnya dalam
film yang sempat menjadi kontroversi tersebut.
Penasaran, ikuti
saja Pengajian Budaya Tajug Syahadat Edisi ke 9 pada hari Kamis malam Jumat 28 September 2017 di
Arjuna Resto, sebelah barat Komplek Kampus Universitas Muria Kudus.
Posting Komentar