Pewayangan Goro-goro merupakan media pendidikan/ dakwah dengan kolaborasi pertunjukan seni
wayang kulit dan sentuhan qasidah islam
yang dikemas kekinian.
Adalah Ust. Ilham Supriyanto, S.PdI, M.S.I yang mendirikan
metode pengajian ini yang kemudian membentuk grup Kalimosodo Goro-goro . Ustadz
yang lebih dikenal masyarakat luas dengan sebutan Kyai Goro-goro mendirikan Kalimosodo Goro-goro pada tahun
2007. Hal tersebut mendapat dukungan dari PEPADI (Persatuan Pedalangan
Indonesia) Kabupaten Pati.
Kyai Goro-goro memadukan unsur ceramah agama dengan kesenian
wayang kulit yang di dalamnya akan diselipi qasidah-qasidah pitutur islami.
Video-video pengajian Kyai Goro-goro ini sudah tersebar di banyak media sosial
termasuk youtube dan sudah dilihat oleh ribuan pasang mata. Banyak yang
mengomentari pengajian semacam ini adalah unik di jaman modern, dimana para
generasi muda cenderung menyukai budaya kebarat-baratan ketimbang kesenian asli
bangsa sendiri yaitu wayang kulit.
Itulah yang menjadi alasan kuat bagi Panitia Hari Besar Islam
(PHBI) dari Pemerintah Desa (Pemdes) Getas Pejaten, Kudus untuk mengadakan
acara bertema “Pengajian Nusantara, Budaya, dan Kebangsaan”. Pengajian ini akan
mendatangkan Dalang sekaligus penceramah Kyai Goro-goro yang akan membawakan lakon “Semar Mbangun
Kayangan”.
Pengajian wayang kulit ini akan diselenggarakan di Graha
Mustika Getas Pejaten pada hari Jumat 13 Oktober 2017 mulai ba’da sholat isya.
Pengajian yang diperuntukkan bagi masyarakat umum secara gratis ini juga akan
menampilkan Qasidah dan Gamelan Kalimosodo untuk mengajak masyarakat terutama
generasi muda, mengenal budaya bangsa sendiri yaitu wayang kulit dan gamelan
sekaligus menimba ilmu agama islam.
Posting Komentar