Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Hidup Damai Dengan Berdzikir

Hidup Damai Dengan Berdzikir

Masalah kehidupan yang komplek acap kali membuat manusia menjadi kehilangan keseimbangan dan bertindak di luar pertimbangan sehat, apalagi tatkala berhubungan dengan harga diri. Banyak orang mengorbankan dirinya dan memperbanyak materi yang tujuannya hanya untuk mencapai kedamaian hidup, sebab kedamaian hidup adalah dambaan bagi setiap insan.

Dalam upaya meraihnya, manusia menempuh dengan cara maasing-masing dan tergantung kedamaian yang menjadi dambaannya. Sebagian orang berpandangan bahwa kedamaian akan diperoleh manakala kebutuhan materinya tercukupi. Sementara ada pihak lain berpendapat bahwa kedamaian adalah ketika memiliki kekayaan hati. Bagaimana dengan pemuda sekarang?

Justru mereka mengatakan “cinta dan kasih sayang yang diberikan oleh kekasihnya adalah kedamaian hidup yang tiada tandingannya”. Jelasnya setiap manusia pasti akan berusaha secara maksimal untuk menggapai hidup damai, apapun resiko dan pengorbanannya. 

Sedangkan menurut ajaran agama Islam, kedamaian hidup akan tercapai manakala manusia senantiasa mengingat (dzikir) kepada tuhannya dan kembali kepadaNya, hal ini senada dengan firman Allah dalam surat Al-Fajr ayat 27-30. “Wahai jiwa yang tenang (damai), kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yang puas dan diridhaiNya, maka masuklah kalian kedalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-ku”.

Ayat ini merupakan gambaran penghargaan yang diberikan tuhan kepada orang-orang yang senantiasa mengingat-Nya dan di dalam hatinya senantiasa bertaut kepada-Nya sehingga terbimbing ke jalan yang diridhai-Nya.

Berdzikir merupakan langkah yang relatif ringan yang diberikan oleh Islam untuk mencapai hidup damai, sebab dzikir atau mengingat Allah merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena dengan berdzikir orientasi hidup atau arah yang semestinya dituju menjadi terbentuk dan tertanam ke dalam jiwa dan agama. 

Dzikir (mengingat Allah) menurut para ulama’ adalah apa-apa yang dilakukan oleh lidah, dan hati berupa tasbih atau upaya menyucikan Allah, memuji-Nya, menggambarkan sifat-sifat kesempurnaanNya, dan keagungan kepada Allah SWT.

Dzikir termasuk faktor pendukung utama dalam ketaatan kepada Allah, dzikir membuat ketaatan terasa indah, mudah, nikmat, dan menyenangkan, orang yang berdzikir disenangi Allah, kesedihan dan kegundahan hati bisa hilang, hati menjadi bahagia, gembira, dan ceria, menyehatkan fisik dan psikis, wajah dan hati terang bercahaya, mengundang datangnya rizki, dihormati, timbul rasa cinta yang merupakan roh Islam, sumber kebahagiaan, keselamatan, menghilangkan rasa sepi, mendatangkan rahmat dan membuat orang yang berdzikir dikelilingi malaikat, menerangi di dunia dan di alam kubur, orang yang berdzikir akan dekat dengan orang yang diingatnya dan akan ada bersamanya, dzikir bisa melunakkkan hati yang keras, mendatangkan nikmat, menolak musibah, menentramkan dan mendamaikan hati, membuat doa terkabul, tidak akan ada rasa beban kesusahan dan kesulitan dalam ketaatan sebagaimana yang dirasakan oleh orang-orang yang tidak berdzikir.

Dari sini jelaslah, bahwa dengan berdzikir kepada Allah, awan ketakutan, kegalauan, kecemaasan, dan kesedihan akan sirna, bahkan dengan berdzikir kepadaNya segunung tumpukan beban kehidupan dan permasalahan hidup akan runtuh dengan sendirinya. Tidak mengherankan bila orang-orang yang selalu mengingat Allah senantiasa bahagia dan tentram hidupnya, sebab semakin banyak menginngatNya, pikiran akan semakin terbuka, hati semakin tentram, jiwa semakin bahagia dan nurani semakin damai sentausa, karena dalam berdzikir kepadaNya terkandung nilai-nilai ketakutan kepadaNya, keyakinan penuh kepadaNya, ketergantungan diri hanya kepadaNya dan kepasraan diri kepadaNya sehingga orang yang berdzikir akan selalu di lindunganNya.

Dzikir bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja, contoh kecilnya bisa dilakukan di awal sebuah kegiatan atau tindakan. Artinya sebelum sebuah tindakan kita lakukan terlebih dahulu dzikir kepada Allah dijadikan sebuah pembuka, misalnya sebelum bekerja kita dianjurkan untuk membaca bismillahirrahmanirrahim, dan setelah selesai bekerja kita dianjurkan membaca Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin. Dengan menghayati apa yang kita baca, kita senantiasa diingatkan bahwa pekerjaan yang kita lakukan merupakan hal yang tidak boleh main-main, Karena menyangkut nama Allah. Dengan demikian secara bertahap kita terbimbing menuju kedamaian yang hakiki.

Untuk itu, kita yang hidup disebuah masa dimana asma-asma Allah banyak terlupakan, hidup hanya beorientasi pada materi, kekayaan jiwa, kasih sayang yang diberikan kekasihnya, dan jabatan yang dimiliki, semua itu bukan jaminan untuk mencapai kebahagiaan dan kedamaian, hendaklah mampu mengendalikan diri, jangan sampai terbawa arus yang akan menjauhkan diri dari mengingat Allah SWT. Maka dari itu, perbanyak dzikrullah, baik secara personel maupun kolektif dengan maksud untuk mempererat pertalian batin diantara sesama muslim dan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Sehingga kita mendapatkan penerangan dan kedamaian hidup. Amin.. 


Ust. Abdul Halim Sa’id
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger