Dari sahabat Buraidah, bahwa ada seorang Badui yang minta kepada Nabi agar
beliau menunjukkan sebuah bukti mukjizat kenabiannya, lalu Nabi berkata pada
Badui tersebut “Katakan pada pohon itu, bahwa Rasulullah memanggilmu!”
Lalu
Badui itu melalkukan apa yang diperintahkan beliau, dan seketika itu pula pohon
tersebut menggerakkanbatang-batangnya kekanan dan kekiri, kedepan dan
kebelakang, lalu berjalan menapak bumi dengan batang-batangnya menghampiri
kanjeng Nabi dan mengucapkan :
“Salam untukmu Yaa Rasulullah.”
Lalu Badui itu minta agar pohon tersebut kembali ketempatnya semula, dan
pohon itupun kembali ketempatnya seperti keadaan sebelumnya setelah
diperintahkan oleh Rasulullah. “Izinkan aku untuk bersujud padamu.” Kata Badui
itu tadi kepada Rasulullah, dan Nabi berkata:
“Kalau aku mau menyuruh manusia sujud kepada manusia, niscaya aku akan
menyuruh seorang istri untuk sujud kepada suaminya.”
Badui berkata “Kalau begitu izinkan aku untuk mencium kedua tangan dan
kakimu.” Dan Rasulpun mengizinkannya.”
Dan salah satu mukjizat Nabi Muhammad yang sudah tak asing lagi adalah
rintihan batang pohon kurma yang tak ingin berpisah dengan beliau, bahkan kabar
ini sudah mencapai derajat hadits Mutawatir, karena telah banyak diriwayatkan
para imam hadits dari belasan sahabat kenamaan seperti Jabir Bin Abdillah, Anas
Bin Malik, Abu Sa’id Al Khudry, Buraidah dan lain-lain.
Sahabat Jabir Bin Abdillah menuturkan “Atap masjid terbuat dari pelepah
kurma, dan bila Nabi sedang berkhutbah beliau bersandar di salah satu sisinya.
Namun ketika telah dibuatkan mimbar yang baru untuk beliau, tiba-tiba kami
mendengar rintihan tersebut seperti suara gergaji.
Hingga masjid mendengung
karena suara rintihannya, hingga Nabi menghampirinya dan beliau meletakkan
tangan beliau yang mulia lalu ia diam, lalu Nabi memberikan untuknya dua
pilihan, beliau bersabda “Kalau kau ingin, aku akan kembalikan kamu ke tempat
yang sebelumnya kamu tempati, hingga tumbuh kembali cabang-cabangmu, dan hingga
sempurna pertumbuhanmu dengan terus berbuah, dan aku akan menanammu di surga,
dan para wali Allah akan memakan dari buahmu.”
Lalu Nabi mendengarkan
pilihannya, dan menyimak apa yang dikatakan pohon tersebut, dan Rasul
memberitahukan pilihannya dengan sabdanya (menerjemahkan pembicaraan pohon itu)
“Kau tanam aku di surga, dan para wali Allah memakan dari buahanku, hingga aku
berada di tempat yang kekal dan tak akan binasa (surga).” Lalu Nabi bersabda
“Aku telah memenuhinya…
“Dia telah memilih tempat yang kekal (Akhirat), ketimbang tempat yang
fana (dunia).”
Al Imam Hasan Al Bashry bila sedang mengemukakan hadits ini, beliau selalu
menangis sambil berkata kepada yang hadir di sekitarnya “Wahai para hamba
Allah, sebatang kayu merintih lantaran ia merindukan Rasulullah di tempatnya,
maka kalianlah sebenarnya yang lebih layak dan lebih pantas untuk rindu bertemu
dengan beliau SAW.”
Sumber : Buku Muhammad SAW, Memang Luar Biasa,
karya Muhamad bin Alwi Al-Haddad
Posting Komentar