Sebagian
orang ada juga yang berpendapat bahwa keturunan Rasulullah SAW terputus, mereka
beranggapan bahwa keturunan yang sekarang ini bukanlah keturunan dari anak
laki-laki melainkan dari anak perempuan Rasulullah SAW yaitu Sayidah Fatimah.
Sekarang yang menjadi pertanyaannya adalah :
Bila
seseorang mempunyai seorang putri (anak perempuan), dan ketika beranjak dewasa
dinikahkan, kemudian dari pernikahan tersebut mempunyai keturunan (anak),
apakah anak yang lahir tersebut bukan cucunya?
ذَ
لِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْ تِيْهِ مَن ْ يَشَآءُ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
(المـــائدة : )
“
Itu adalah Anugrah dari Allah, Ia memberikannya kepada siapa saja yang
dikehendaki, dan Allah Maha Luas (pemberiannya), lagi Maha Mengetahui”. Q.S. Al Maidah : 54
Kalaupun
hal tersebut tidak berlaku, maka sesungguhnya hal tersebut adalah khususiah
(anugrah semata) dari Allah yang tidak berlaku untuk umum melainkan khususiah
untuk Nabi Muhammad SAW, sebagaimana Beliau mendapat banyak khususiah lain yang
tidak berlaku kecuali untuk beliau, seperti beristri lebih dari 4 (empat)
wanita sekaligus. Khususiah ini disampaikan oleh lisan Baginda Rasululloh dalam
sabdanya : “setiap anak bernisbah kepada ayahnya kecuali anak-anak Fathimah,
akulah wali dan nisbahnya” (H.R. Hakim).
Al
Imam Musa Al Kadzim bin Ja’far Ashshodiq bin Muhammad Al Baghir bin Ali
Assajjad bin Al Husen putra Imam Ali dan Sayidah Fatimah binti Muhammad
Rasulullah SAW, pernah ditanya oleh Harun Ar Rasyid “Kalian mengaku keturunan
Nabi Muhammad, bukankah seseorang bernisbah kepada kakek dari ayah bukan kakek
dari ibu?” Al Imam Musa membaca Surat Al An’am, ayat 84-85 yang berbunyi “Dan
Kami telah menganugerahkan Ishak dan Ya’qub kepadanya. kepada keduanya
masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah
Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) Yaitu Daud,
Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi Balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik. - Dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas.
semuanya Termasuk orang-orang yang shaleh”. Lalu Beliau berkata “Bukankah
Nabi Isa tidak mempunyai ayah?” tetapi dalam ayat ini Nabi Isa dikelompokan
dalam cucu keturunan Nabi Nuh AS, begitu pula yang terjadi pada kami”.
Di
dalam Shohih Bukhori diriwayatkan ketika seseorang bertanya cara bersholawat,
maka Rasulullah SAW mengajarkan :
اللهم
صل على محمد وازواجه وذريته
“Ya
Allah Bersholawatlah atas Muhammad dan Istri-istrinya dan keturunannya”
Dalam
sebuah Hadits Nabi Muhammad SAW bersabda “Akan datang seseorang dengan
membawa keadilan, namanya seperti namaku, nama ayahnya seperti nama ayahku
(dialah) Al Mahdi keturunanku dari Fathimah”. HR. Aththobaroni
Dalam
Shohih Muslim dimana Beliau berwasiat kepada umat dalam sebuah khutbahnya untuk
berpegang teguh pada dua hal, Al Qur’an dan (ulama) dari keturunan beliau
(tidak akan sesat). Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang berpegang
teguh pada keduanya maka ia tidak akan sesat dan keduanya tidak akan hilang
hingga kiamat”. HR. Muslim, Hadits ke 4425.
Bahkan
Syeikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Mufti resmi kerajaan Saudi Arabia dari
kalangan Mazhab Al Wahabiyah (yang penganutnya tidak percaya ada keturunan
rasul) memberi keterangan yang dimuat dalam Majalah “Al Madinah”, Hal 9,
No: 5692, tanggal 7 Muharram 1402 H (24 oktober 1982 M), bahwa : Keturunan
atau Ahlul bait Rasulullah SAW memang ada, yang silsilahnya berasal dari Al
Hasan RA, dan ada pula yang berasal dari Al Husen RA.
Bila
ada keturunan Rasulullah SAW yang melanggar syariat (bermasksiat) maka tidak
boleh ditiru dan tetap bersalah, begitu pula bila ada seseorang yang mengaku
keturunan Rasulullah (Habib/Sayyid), kemudian bertingkah laku yang meresahkan
atau kurang baik, maka hal tersebut terjadi kemungkinan karena salah satu dari
tiga hal yaitu :
a.
Boleh jadi orang tersebut hanyalah mengaku-ngaku saja untuk mencari keuntungan
atau manfaat dunia semata, bahkanpula sengaja ingin mencemarkan nama baik
keturunan Rasulullah SAW, dan itu sudah banyak terjadi. Hal ini biasanya
didasari oleh rasa hasud.
b.
Bisa jadi orang tersebut hanya orang arab biasa yang mengaku-ngaku keturunan
Rasulullah SAW yang bertujuan sama. Setiap keturunan Rasulullah SAW (sayid atau
Habib) adalah orang Arab, tetapi tidak semua orang Arab itu keturunan
Rasulullah SAW.
c.
Bisa jadi orang tersebut benar-benar keturunan Rasulullah SAW yang berakhlaq
tidak baik dan mempunyai kebiasaan yang kurang baik, namun satu hal yang perlu
diingat bahwa mereka manusia juga, bukan malaikat yang tidak punya nafsu dan
tidak tergoda oleh syetan.
Allah SWT berfirman dalam Surat Al Ahzab, ayat 33 :
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah
shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah
bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan
kamu sebersih-bersihnya”.
Dan
ulama berkata : tidak disebut pensucian bila tidak ada kotoran, sesuatu yang
disucikan adalah karena sebelumnya ada kotoran. Oleh karena itu kita jangan
diam bahkan dianjurkan untuk menasehati atau menegurnya, dan itu merupakan
salah satu bentuk cinta dan perhatian kita. Bukankah Rasulullah SAW akan merasa
senang jika ada yang memperhatikan keturunannya?
Habib Muhammad Bin Alwy Al Haddad
Posting Komentar