Banyak pertanyaan kenapa keturunan Nabi SAW dari Sayidah Fathimah tidak
diturunkan dari anak lelaki Nabi SAW Padahal nasab dihubungkan pada laki-laki.
Apa dasarnya?
Pertama, Untuk menjawab jahiliatul arab; ‘alladzi yatasaabun biauladiha’,
mereka yang fanatik sekali terhadap anak lelakinya.
Untuk menjawab ini Rasulullah SAW bersabda “kulu bani anbiya yantami
ila abihi, setiap keturunan nabi terhubung melalui ayahnya. Karena para nabi
terdahulu tidak mengalami sebagaimana yang dialami oleh Rasulullah SAW Maka
dijadikan keturunan mereka dari lelaki. Dimana hidupnya Nabiyullah Zakaria,
Nabiyullah Yahya, Nabiyullah Musa dan lain sebagainya, mereka tidak taasub,
fanatik terhadap anak lelakinya.
Tapi berbeda dengan masyarakat Arab saat itu. Sehingga nilai seorang wanita
sangat terpojok sekali. Ini dijawab oleh Allah, karena munculnya
pendapat-pendapat orang mengatakan:’ bahwa sayidah Fathimah adalah
perempuan, tidak mungkin keturunan Rasulullah SAW dari perempuan, berarti kan
putus.
Rasulullah SAW dianggap abtar”. Dijawab oleh Allah Taala apa? ‘Inna ‘Athoinaka al Kautsar, fasholli lirabbika wanhar inna Syani’aka huwa al abtar’. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berkorbanlah.
Rasulullah SAW dianggap abtar”. Dijawab oleh Allah Taala apa? ‘Inna ‘Athoinaka al Kautsar, fasholli lirabbika wanhar inna Syani’aka huwa al abtar’. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berkorbanlah.
Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus (QS: AL
Kautsar:1-3).
Kalimah "huwa al Abtar", dialah yang terputus (keturunannya), kepada siapa? Kaum jahiliyah yang menyerang dan menuduh Rasulullah: bahwa 'Rasulullah tidak punya keturunan lelaki'. Jadi huwa, ‘dia’ (dialah yang terputus) dalam ayat terakhir itu kembali pada yang mengejek Rasulullah SAW
Kalimah "huwa al Abtar", dialah yang terputus (keturunannya), kepada siapa? Kaum jahiliyah yang menyerang dan menuduh Rasulullah: bahwa 'Rasulullah tidak punya keturunan lelaki'. Jadi huwa, ‘dia’ (dialah yang terputus) dalam ayat terakhir itu kembali pada yang mengejek Rasulullah SAW
Dari sinilah Sayidah Fathimah’ melahirkan Al Hasan dan Al Husain. Dari asbat,
keturunan inilah melahirkan tokoh-tokoh a’imah, para imam besar. Termasuk
Imamuna Syafi’i sendiri diturunkan daripada ibu katurunan Sayidah Fathimah.
Karena ibunya Imam Syafi'i adalah Hababah Fathimah binti Abdullah al Mahith
Fathimah bin Hasan al Mutsana bin Hasan As sibthi bin Ali bin Abi Thalib.
Jadi Imam Syafi'i sendiri walaupun dari pihak perempuan masih ada tetesan
darah dari Musthofa SAW Sampai Rasulullah SAW sendiri mengatakan:
“Khairul qurun qorni… sampai hadis Wakhtarallahu min bani Adam Fulan …al Fulan,
min bani Hasyim… sebelum Bani Hasyim Wakhtara al Quraisy”. Dari keturunan Adam
Allah memilih Quraisy. Keturunan Quraisy siapa? Imam empat tidak terlepas al
Quraisy, Khulafaur Rasyidin tidak terlepas dari al Quraisyi.
Banyak yang bertemu di Ka’ab. Rasulullah bin Abdullah bin Abdu Mthalib
bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushoy bin Kilab bin Ka’ab. Nah, dari sini
ada yang ketemu di Luay ada yang bertemu di Abdi Manaf. Jadi Khulafaur Rasyidin
termasuk dalam sabda Nabi; Wahktara min Quraiysy, Waktara al Hasyimi.
Dari Quraisy pilih lagi menjadi al Hasyimi dari al Hasyimi di pilih lagi Bani
Muthalibi, sampai Bani Fathimah binti Rasulullah. "Jaalallahu Ahli Baiti
min Fathimah wa Ali waana ashobihima wawaliyuhumma", Ya Allah jadikan ahli
baitku dari Fathimah dan Ali Aku adalah kelompok mereka dan pelindung
mereka, Itu sabda Nabi.
Kedua, untuk menyatakan keturunan dari anak perempuan bisa lahir orang-orang
yang hebat seperti al Hasan dan Husain.
Ketiga, kalau siti Maryam sebagai wanita yang paling utama pada zamannya
bisa melahirkan orang hebat: Isa bin Maryam, maka Sayidah Fathimah sebagai
wanita yang paling utama fi jamanih, pada jamannya bisa melahirkan keturunan
yang hebat pula: al Hasan dan Husain.
Habib Lutfi Bin Yahya
Posting Komentar