Ketika surga dan
neraka telah terkunci, dan semua umat manusia telah dimasukkan ke dalam surga
dan neraka sesuai dengan amalannya dan mereka telah menikmati ganjaran atau
merasakan hukuman atas apa yang mereka kerjakan dalam waktu yang begitu lama,
Allah SWT menanyakan kepada Malaikat Jibril, subhanallah sesungguhnya Allah
Mahatahu, “Apakah ada umat Muhammad SAW yang masih tertinggal di dalam neraka?”
Maka Malaikat Jibril pun pergi ke neraka Jahanam. Neraka Jahanam yang begitu gelap tiba-tiba berubah menjadi terang benderang
karena kedatangan Jibril.
Para penghuni Jahanam pun bertanya-tanya, siapakah yang datang, mengapa Jahanam
tiba-tiba-tiba terang benderang. Malaikat Jibril pun menjawab bahwa dia adalah Malaikat Jibril, yang diutus oleh
Allah SWT untuk mencari apakah ada umat Muhammad yang masih terselib di neraka
Jahanam.
Tiba-tiba sekelompok orang berteriak, “Sampaikan salam kami kepada Rasulullah
SAW, beri tahukan keadaan kami di tempat ini kepada beliau.”
Jibril pun keluar dari neraka Jahanam dan pergi ke surga untuk memberitahukan
hal itu kepada Rasulullah. Rasulullah begitu bersedih mendengar bahwa masih ada umatnya yang tertinggal di
dalam neraka dalam waktu yang sudah begitu lama. Beliau tidak ridha ada umatnya
yang masih tertinggal di neraka walau dosanya sepenuh bumi.
Rasulullah SAW pun bergegas hendak pergi neraka tetapi di perjalanan beliau terhadang oleh garis batas Malaikat Israfil. Tidak
ada seorang pun boleh melintasi garis itu kalau tidak seizin Allah SWT.
Rasulullah SAW pun mengadu kepada Allah SWT, dan akhirnya beliau diizinkan.
namun, sesudah itu Allah SWT mengingatkan Rasulullah bahwa umat itu telah
meremehkan beliau. “Ya Allah, izinkan aku memberi syafa’at kepada mereka itu
walau mereka punya hanya punya iman sebesar zarrah.”
Sesampainya Rasulullah di neraka Jahanam, padamlah api neraka yang begitu
dahsyat itu. Penduduk Jahanam pun berucap, “Apa yang terjadi, mengapa api Jahanam ini
tiba-tiba padam? Siapakah yang datang lagi?”
Rasulullah SAW menjawab, “Aku Muhammad SAW yang datang, siapa di antara kalian
yang jadi umatku dan punya iman sebesar zarrah, aku datang untuk
mengeluarkannya.”
Demikianlah kecintaan Rasulullah kepada umatnya, beliau akan memperjuangkannya
sampai di hadapan Allah SWT. Lalu bagaimana kecintaan kita sebagai umat
Rasulullah SAW kepada pribadi yang begitu agung itu?
Habib Sholeh bin Ahmad bin Salim Al Aydrus
Posting Komentar