Kondisi penyebaran berita bohong atau yang kerap disebut hoax atau fake news dinilai sudah sampai pada tahap yang mengkhawatirkan. Fake news oatau berita hoax bisa dimaknai sebagai informasi bohong baik yang sejak awal merupakan hasil fabrikasi atau sesuatu yang sengaja dipelintir dan kemudian disebarkan melalui berbagai kanal informasi.
Pada awalnya berita hoax bisa sering dianggap sebagai informasi
yang tersaji di media sosial yang belum terverifikasi kebenarannya. Biasanya
masyarakat akan mencari berita sejenis ke media-media yang masih mendapat
kepercayaan publik untuk bisa mencari kebenarang tentang berita apakah
merupakan informasi yang benar atau tidak.
Menurut sebagian pengamat, teror hoax
ini berpotensi berlanjut bahkan akan terus berkembang menjadi persoalan yang
lebih besar hingga pemilihan presiden pada 2019 nanti, khususnya jika dikaitkan
bukan hanya dengan isu politik, tetapi terus digali dan dilekatkan dengan
isu-isu lain, termasuk sentiman berbau SARA yang dapat merusak persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia.
Atas dasar inilah, sejumlah siswa dari MAN 2
Kudus mengkampanyekan gerakan Anti Hoax di depan Ramayana Mall Kudus, Jumat 15
Maret 2018. Dalam kampanye yang diunggah di Instagram MAN 2 Kudus tersebut,
terlihat para siswa menuangkan aspirasi mereka dalam apapan-papan yang mereka
bawa sebagai bahan sosialisasi kepada masyarakat.
“Tidak Semua Yang Kamu Baca di Internet Itu Benar”,
“Kami Menolak Hoax”, “Buang Hoax Pada Tempatnya”, “Hoax Bikin Otak Jadi Soak”, “Saya
Indonesia, Saya Anti Hoax”, “Buang Sampah Berita Hoax”, dan pesan-pesan lainnya
mereka pamerkan serta tunjukkan ke masyarakat.
Kampanye tersebut juga didampingi oleh pihak
kepolisian dari Polres Kudus. Polisi yang juga sedang gencar-gencarnya
memberantas hoax sangat mengapresiasi inisiatif pelajar dari MAN 2 Kudus
tersebut. Kegiatan tersebut juga diliput oleh reporter ekstrakulikuler
jurnalistik yang tergabung dalam JFC Mandaku yang dipimpin oleh Ulya Irfa
beserta teman-temannya.
Posting Komentar