Hal pertama yang terlintas dari kata “sampah” adalah
tumpukan sisa-sisa makanan atau limbah yang menimbulkan aroma tak sedap dan
tidak enak dipandang oleh mata serta tidak berguna lagi. Pada dasarnya sampah
adalah sisa-sisa benda atau barang yang tidak dibutuhkan lagi setelah proses
pemakaian. Sampah memiliki potensi untuk merusak segala hal yang ada di
sekitarnya termasuk pada lapisan atmosfer bumi.
Faktanya setiap aktivitas yang dilakukan manusia, pasti
menghasilkan sampah. Dalam kehidupan sehari-hari, jumlah sampah terbesar
disumbang oleh aktivitas industri. Hampir seluruh produk industri akan
menghasilkan sampah pada proses akhirnya. Jumlah sampah tiap hari semakin
bertambah namun tidak diimbangi dengan upaya pengurangan jumlah sampah. Masih
banyak orang yang tidak peduli, mereka acuh terhadap kehadiran sampah di
sekililing mereka, mereka masih banyak yang membuang sampah di sungai dan lain
sebagainya. Jika hal ini tetap dibiarkan tanpa andanya tindak lanjut yang nyata
maka jumlah sampah akan terus menumpuk dan akan menimbulkan permasalahan baru.
Penumpukkan sampah yang terus meningkat akan menyebabkan
berbagai masalah baik secara langsung maupun tidak langsung bagi penduduk
kehidupan. Dampak langsung yang ditimbulkan dari tumpukan sampah adalah
munculnya penyakit menular maupun penyakit kulit serta gangguan pernafasan.
Sedangkan dampak tidak langsungnya adalah penyebab banjir yang disebabkan oleh
tumpukan sampah yang ada di aliran sungai.
Sementara ini pengolahan sampah yang sering dilakukan adalah
dengan teknik pembakaran, karena dianggap cepat dan tidak merepotkan.
Namun, ada hal baik yang kali ini diajarkan oleh Dinas Perumahan, Kawasan
Pemukiman, dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kabupaten Kudus kepada adik-adik kita
dari SD Muhammadiyyah Birrul Walidain Kudus.
Sebanyak 56 siswa SD Birrul Walidain mengikuti Pelatihan Kreasi Daur Ulang Sampah di Dinas PKPLH Kudus Jl. AKBP R. Agil Kusumadya No. 1/ A Kudus. Di bawah bimbingan Ibu Sri Sentuni dari Bank Sampah Jati Asri Kudus, para siswa SD tersebut sangat antusias mengikuti jalannya pelatihan.
Ibu Sri Sentuni memberikan banyak contoh kreasi daur ulang
sampah dari sampah jenis plastik, misalnya saja plastik deterjen, plastik
pengharum baju. Anak-anak pun terlihat sangat menikmati membuat berbagai pola dan
bentuk kreasi dari sampah bekas kemasan produk yang telah dibersihkan tersebut.
Kegiatan yang dilakukan pada Rabu 28 Februari oleh para siswa SD Birrul Walidain tersebut juga dalam rangka mengkampanyekan Gerakan Pungut Sampah Untuk Indonesia Bebas Sampah 2020. Pelatihan dibuka oleh Bapak drs. Abdul Halil yang merupakan Plt. Kepala Dinas PKPLH Kudus. Fokus kegiatan tersebut adalah mengajarkan para siswa SD untuk belajar membuat kreasi dari kemasan produk yang sudah tak terpakai, sehingga mereka dapat memanfaatkan sampah untuk sesuatu yang baik.
Para siswa SD yang mengikuti pelatihan juga diingatkan agar
ikut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak membuang sampah
sembarangan. Para peserta dilatih agar terbiasa untuk dapat membuang sampah
pada tempat sampah.
Foto dan Berita dari Dinas PKPLH Kudus
Posting Komentar