وقال الشيخ عز الدين بن
عبد السلام رضي الله عنه من نهى عن صوم رجب فهو جاهل والمنقول استحباب صيام الأشهر
الحرم وهي رجب وذو القعدة وذو الحجة والمحرم
Syeh Izzuddin bin Abdis Salaam RA berkata, "Barang siapa melarang (orang lain) dari berpuasa di bulan Rajab
maka berarti dia orang bodoh, yang ternukil dari Nabi adalah anjuran berpuasa
pada bulan-bulan haram, yaitu bulan Rajab, Dzul Qo'dah, Dzul Hijjah dan
Muharrom "
Bulan Rajab adalah salah bulan Haram (suci) sebagaimana
Firman Allah Ta’ala terkait dengannya:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ
عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ
وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا
فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
(سورة التوبة: 36)
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua
belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di
antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka
janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At-Taubah: 36)
Bulan-bulan Haram adalah Rajab, Dzulqaidah, Dzulhijjah dan
Muharram sesuai yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, 4662 dan Muslim, 1679 dari
Abu Bakrah radhiallahu anhu dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ
شَهْرًا , مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ , ثَلاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ : ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو
الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ , وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
“Setahun itu ada dua belas bulan, diantaranya (ada)
empat bulan Haram, tiga (bulan) berurutan, Dzulqaidah, Dzulhijjah dan Muharam
serta Rajab Mudhar yang terdapat di antara (bulan) Jumadi Tsani dan Sya’ban.”
Rasululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda:
صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ
“Berpuasalah di (bulan-bulan) Haram dan
tinggalkanlah.” (HR. Abu Daud )
Dalam Kitab Syarah Nawawi Ala Muslim juz 3 halaman 38 Imam
Nawawi menulis :
(سَأَلْتُ سَعِيدَ بْنَ
جُبَيْرٍ عَنْ صَوْمِ رجب فقال سمعت بن عَبَّاسٍ يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى
نَقُولَ لَا يَصُومُ) الظَّاهِرُ أَنَّ مُرَادَ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ بِهَذَا الِاسْتِدْلَالِ
أَنَّهُ لَا نَهْيَ عَنْهُ وَلَا نَدْبَ فِيهِ لِعَيْنِهِ بَلْ لَهُ حُكْمُ بَاقِي
الشُّهُورِ وَلَمْ يَثْبُتْ فِي صَوْمِ رَجَبٍ نَهْيٌ وَلَا نَدْبٌ لِعَيْنِهِ وَلَكِنَّ
أَصْلَ الصَّوْمِ مَنْدُوبٌ إِلَيْهِ وَفِي سُنَنِ أَبِي دَاوُدَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَدَبَ إِلَى الصَّوْمِ مِنَ الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ
وَرَجَبٌ أَحَدُهَا وَاللَّهُ أَعْلَمُ
Aku bertanya kepada Said Bin Jubair tentang puasa Rajab
kemudian beliau berkata, "Aku mendengar Ibnu Abbas berkata: adalah
Rasululloh shollallohu alaihi wasallam dulu berpuasa hingga kami berkata beliau
tidak pernah berbuka, dan beliau berbuka hingga kami berkata beliau tidak
berpuasa "
Dhohir hadis ini bahwa maksud Said Bin Jubair beristidlal
dengan hadis ini bahwa puasa bulan rajab tidaklah terlarang dan tidak sunah ain
tetapi hukumnya sama dengan puasa pada bulan-bulan lainnya.
Tidak ada Hadis Tsabit yang melarang puasa rojab tidak pula
mensunahkan ain puasa rojab, akan tetapi hukum asal puasa adalah sunnah, dalam
sunan abu dawud sesungguhnya Rasululloh shollallohu alaihi wasallam
mensunnahkan puasa di bulan-bulan haram , dan rajab adalah salah satunya.
Dalam Kitab Latoiful Ma'arif Ibnu Rojab halaman 213
menuliskan :
قد كان بعض السلف يصوم
الأشهر الحرم كلها منهم ابن عمر و الحسن البصري و أبو اسحاق السبيعي و قال الثوري
: الأشهر الحرم أحب إلي أن أصوم فيها
Dahulu sebagian ulama salaf melakukan puasa di semua bulan haram,
di antaranya: Ibnu Umar, Hasan Al-Bashri, dan Abu Ishaq As-Subai’i.
Imam Ats-Tsauri mengatakan, “Bulan-bulan
haram, lebih aku cintai untuk dijadikan waktu berpuasa.” Wallohu a'lam.
Dari berbagai Kitab
Posting Komentar