Komunitasnya masih baru, terbentuk 16 Februari 2018 lalu. Namun, aksinya sudah kongkrit dan mencuri perhatian khalayak. RRM Kudus sekarang sudah mempunyai sekitar 50 anggota. Hingga menjelang Ramadan kemarin, sudah sekittar 15 masjid dan musholla di Kudus yang ia bersihkan. “Apalagi menjelang Ramadan kemarin, kami bisa membersihkan dua masjid dalam sepekan,” ujar Ahmad Fadholi, Humas RMM Kudus yang ditemui di sela-sela acara Sarasehan dan Buka Puasa Bersama RMM se-Jateng. Dirinya mengaku menjelang Ramadan kemarin sudah banyak order yang masuk untuk membersihkan masjid.
Kalau tidak ada order, RMM
Kudus mencari masjid ataupun musholla yang akan dibersihkan. “Kami melakukan
survei masjid kurang lebih seminggu sebelum bersih-bersih,” tutur Affan,
sapaan akrab Ahmad Fadholi. Dirinya ditemani Riza, anggota komunitas Satuku
(Sahabat Kota Kudus) yang menjadi partnernya, mencari masjid yang akan
dijadikan target. Biasanya dirinya akan mempotret dan melaporkan kepada anggota
lewat grup WhatsApp mengenai calon targetnya. “Misalnya seberapa kotor kamar
mandinya, temmpat wudhunya, properti apa yang harus dibersihkan, karpetnya
berapa lembar, tempatnya lantai satu atau lantai dua,” Affan menjelaskan
panjang lebar. Ia mengaku akan mendapatkan respon yang lebih banyak ketika
masjid yang disurvei itu sangat kotor. “Makin kotor makin semangat yang mau
bersihin,” ujarnya sambil tertawa.
Kalau sudah mendapat
target, mereka izin kepada takmir, pengurus masjid dan mengirim surat
pemberitahuan ke kepala desa setempat. Survei maksimal tiga hari sebelum hari
H. Terkadang, mereka menghadapi takmir masjid yang tanggapannya kurang welcome
dengan mereka. “Mungkin mereka mengira kami dari gerakan radikal atau bagaimana
mungkin,” seloroh Affan. Memang ia akui, karakter warga Kudus masih sulit
menerima jika ada komunitas baru masuk ke lingkungan mereka. Namun, begitu
mereka melakukan aksi, banyak warga yang berbondong-bondong menyumbangkan
tenaganya. “Pas surat datang memang agak gimana, tapi pas sudah aksi, malah
banyak yang bantu,” ujarnya. Tak hanya tenaga, makanan dari masyarakat pun
datang silih berganti datang.
Pada hari Jum’at,
membersihkan masjid dimulai pada jam tujuh pagi hingga sebelum Sholat Jum’at.
Sehingga, jamaah yang datang dan sholat di masjid akan merasa nyaman dan
berbeda saat sholat di masjid. Jika banyak orderan, maka ada bersih-bersih
Masjid hari Minggu. Dimulai pada pukul tujuh pagi hingga Ashar. Bagi masjid
yang ingin dibersihkan, Affan berpesan untuk sesuai dengan SOP mereka. “Saya
pernah nerima orderan Masjid di Sawahan, pas kita datang, lantai sudah penuh
air. Padahal kan kita punya aturan sendiri, gimana nanti membersihkan bagian
atas masjid kalau sudah begitu,” ujarnya.
Pasukan dibagi menjadi tim
air, tim karpet jalan, tim ruangan, tim halaman dan lain sebagainya. Mereka
juga sudah membawa alat dan obat pembersih sendiri. Pokoknya, masjid akan
terima bersih. Dana untuk membeli alat dan sebagainya dari iuran anggota.
Namun, banyak juga pihak donatur yang menyumbang baik uang, alat pembersih
maupun hal yang lain.
Awalnya, RRM Kudus
diprakarsai oleh tiga orang, termasuk Affan sendiri. Pun Affan dulunya adalah
anggota RRM Semarang. “Saya diminta teman-teman saya juga untuk mendirikan di
Kudus, padahal saya nggak punya banyak teman di sini,” ungkapnya. Akhirnya,
Februari kemarin ia membersihkan masjid pertama, Masjid Istiqlal di daerah
Ploso. Ia mencoba untuk menambah personil bersih-bersih masjid dengan
menghubungi temannya di MTR (Masyarakat Tanpa Riba) Kudus, RRM Semarang maupun
RRM Jepara. Dengan modal seadanya, ia membeli alat-alat kebersihan. “Eh pas
saya dateng ke masjid, mereka membawa vacuum cleaner, pompa air dan jet water
untuk dipinjam, Alhamdulillah,” kenangnya.
Mereka terinspirasi sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan HR Ibnu Majah yang disebutkan “Barangsiapa mengeluarkan kotoran dari masjid, maka Allah SWT akan membangunkan rumah di surga”. Dengan modal ini, Affan dkk selalu menekankan untuk ikhlas dan tak ada niat lain. “Kami tidak mewakili ormas maupun parpol manapun, niat kami hanya sosial,” tegasnya.
Sampai sekarang, mereka
sudah membersihkan masjid dan musholla di wilayah kecamatan Kota, Undaan,
Gebog, maupun Jati. Dirinya mengaku ingin menambah wilayah hingga seluruh
Kudus. “Makanya kami gencar promosi di facebook kita di Resik-Resik Masjid
Kudus. Bukan pamer, tapi kami ingin mengajak generasi muda, karena pahalanya
besar sekali,” ujar Affan. Ia juga mendorong para anggota untuk mencari masjid
yang dekat dengan tempat tinggal, sehingga ‘birokrasinya’ lebih lancar.
RRM
sendiri sebenarnya merupakan komunitas besar yang menjangkau di seluruh Jawa
Tengah.
“Belum semua kota, tapi
kami sedang menuju ke sana. Saya berharap ini bisa menginspirasi banyak pihak,”
ujar Affan.
Pernyataan Affan ini sudah
terbukti, dengan berdirinya BBM (Bersih-Bersih Masjid) di Magelang maupun Jarik
Masjid (Jum’at resik-Resik Masjid) di Semarang dengan semangat yang sama.
Tak ada kriteria khusus
untuk target masjid ataupun musholla yang dibersihkan. RRM Kudus akan memulai
kembali aktifitasnya setelah Ramadhan. Ada yang ingin agar masjid tempat
tinggalnya dibersihkan? Atau justru ingin bergabung RRM Kudus? Ahmad Fadholi
bisa dihubungi di nomor 085640074055
Sumber: Dinas Informasi
dan Komunikasi Kabupaten Kudus
Posting Komentar