Sekretariat PR IPNU IPPNU Papringan diserang oleh oknum preman
yang ditengarai terpengaruh minuman keras pada hari Ahad malam 3 Juni 2018. Aksi
pengrusakan tersebut ditaksir menimbulkan jkerugian jutaan Rupiah. Preman
tersebut juga menganiaya Kader IPNU Papringan, Saiful Mujtahid, yang merupakan
Komandan Corps Brigade Pembangunan (CBP) Kecamatan kaliwungu.
Berdasarkan pantauan Tim Musholla RAPI Online saat dilakukan
mediasi pada hari ini, Senin 4 Juni 2018, di Balai Desa Papringan, diperoleh cerita
kronologis mengenai aksi penyerangan oknum preman tersebut.
Kejadian bermula sekitar pukul 21.00 WIB ketika kami (para
anggota IPNU IPPNU) sedang berkumpul di kantor sekretariat PR IPNU – IPPNU
Papringan, datang Dwi Candra Setia(Candra) ke kantor sekretariat untuk meminta
nomer handphone (HP) salah satu kader IPPNU yakni Rekanita NA. Namun kami tidak
memberikannya dan kemudian mas Candra pergi.
Kemudian sekitar pukul 23.30 WIB salah satu teman mas Candra yang
bernama Rizal Setiawan (Rizal) datang ke kantor sekretariat dan mengundang
Rekan FRH untuk datang ke rumah Hadi David Wijaya (David).
Kemudian rekan FRH datang ke rumah mas David dan disitu sudah ada mas Candra, mas
Umar, dan mas Rizal yang semuanya dalam kondisi pengaruh minuman keras (mabuk).
Setelah rekan Fani Rahma Himawan ada di rumah mas David, kemudian mas David
menanyakan salah satu kader IPPNU yang bernama NA dan meminta nomer HPnya.
Namun rekan FRH tidak memberikannya dan beralasan kalau rekanita NA tidak memiliki handphone. Karena merasa tidak
berhasil mendapatkan nomer HP rekanita NA, kemudian mas David meminta nomer HP
kader IPPNU yang lainnya yang cantik. Kemudian rekan Fani menolak dan
mengatakan tidak ada kader IPPNU yang cantik.
Setelah beberapa saat rekan FHR berada di rumah mas David, kami di
sekretariat merasa khawatir dan akhirnya rekan Saiful Mujtahid menyusul ke
rumah mas David. Setelah rekan Saiful di rumah mas David, rekan Saiful
membantu rekan FHRdalam berkomunikasi dengan mas David, yaitu memberikan saran jika ingin berkenalan dengan seorang gadis
(kader IPPNU) alangkah baiknya dengan cara yang baik-baik secara langsung
dan tidak melalui perantara orang lain. Mendengar jawaban rekan Saiful, mas
David langsung emosi dan menyuruh ketiga temannya (Candra, Umar, Rizal) untuk
memukul rekan Saiful. Karena ketiganya tidak berani, kemudian mas David tambah
emosi dan menendang kepala rekan Saiful.
Untuk menghindari perkelahian, rekan Saiful mengajak rekan FHR
untuk kembali ke kantor sekretariat.
Setibanya di kantor sekretariat, selang beberapa waktu sekitar
Pukul 00.30 WIB mas David dan ketiga temannya datang ke kantor sekretariat dan
melempar batu bata ke atas genting kantor sekretariat. Karna tidak ada
tanggapan dari kami, kemudian mas David tambah emosi dan menendang meja yang
ada di teras kantor sekretariat dan memanggil rekan Saiful keluar kantor
sekretariat.
Setelah rekan Saiful keluar, mas David mengajak berkelahi, namun
rekan saiful diam saja dan tidak menanggapi. Karena tidak ada tanggapan dari
rekan Saiful, kemudian mas David melakukan penganiayaan terhadap rekan Saiful
dengan cara menendang dan memukul dengan meja. Merasa belum puas, mas David
menyuruh ketiga temannya untuk mengambilkan senjata tajam (Celurit).
Dikarenakan ketiga temannya tidak ada yang mengambilkan senjata tajam, kemudian
mas David mengambil speaker aktif yang ada di kantor sekretariat untuk dipergunakan
sebagai alat menganiaya.
Dalam mediasi dan pengambilan keterangan antara Korban dan
tersangka para preman yang terjadi hari ini, Senin 4 Juni 2018, di balai Desa
Papringan. Pelapor melanjutkan hal tersebut ke jalur hukum untuk memberikan
efek jera kepada para pelaku penyerangan dan penganiayaan anggota IPNU IPPNU
tersebut. Apalagi mereka juga ditengarai mengkonsumsi minuman keras di BUlan
Ramadhan yang tentunya mengganggu ketertiban umum.
Upaya jalur hukum tersebut dilaporkan melalui Polsek
Kaliwungu yang selanjutnya akan diproses di Polres Kudus. Dalam acara pertemuan
tersebut, jajaran Banser NU dan Polisi menjaga keamanan di sekitar lokasi Balai
Desa papringan.
Posting Komentar