Perpecahan diantara barisan kaum Muslimin adalah sebab utama
kekalahan dan kebinasaan. Penyebabnya karena mereka di dalam masjid, memasukkan
pemikiran-pemikiran mereka yang di dalamnya terdapat hawa nafsu untuk
kepentingan politik tertentu dan kepentingan kelompok tertentu, bukan untuk
kepentingan umat manusia. Sesungguhnya
masjid itu dibangun untuk menghubungkan manusia dengan ajaran Allah
Subhanahuwata'ala serta membersihkan hati mereka dari kotoran-kotoran hawa
nafsu.
Sebagaimana orang yang masuk ke dalam masjid adalah
orang-orang yang beragam, dari berbagai latar belakang, mereka masuk ke dalam
masjid untuk bersujud dan patuh kepada Allah Subhanahuwata'ala. Dan mereka
tidak membawa omongan-omongan yang berkaitan dengan kesibukan duniawi mereka,
tetapi hanya karena Allah Subhanahuwata'ala.
Yang berkumpul di dalam masjid beragam orang, ada pengusaha,
ada pegawai, dan berbagai pekerjaan lainnya yang seharusnya diberikan kepada
mereka hal-hal yang dibutuhkan mereka yang ada di dalam masjid.
Masing-masing dari mereka tidak berbicara kepentingan
pribadi mereka, apabila ada pedagang datang ke masjid untuk berjualan maka kita
mengatakan, "Semoga Allah membuat daganganmu tidak laku di dalam masjid,
bukan disini tempatnya untuk berjualan".
Kalau ada orang yang bekerja sebagai seorang tukang jahit
membawa peralatannya ke dalam masjid kita akan mengatakan, "Bukan disini
tempatnya untuk mengerjakan pekerjaan kalian.
Dan begitu juga tidak dibenarkan untuk membawa orang-orang
yang berpolitik ke dalam masjid, kita katakan kepada mereka, "Bukan disini
tempatnya untuk berpolitik, bawalah ke tempat-tempat kalian sendiri, karena
Masjid adalah tempat yang Agung".
Sesungguhnya Rumah Allah Ta'ala adalah rumah yang kita ambil
cahaya di dalam masjid untuk dibawa ke lingkungan kita. Kita harus mengabarkan
kepada orang tentang keagungan dan kemuliaan masjid.
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
"Sesungguhnya hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram" (QS. Ar Ra'du : 28)
Di masjid-masijd diizinkan oleh Allah untuk mengangkat dan
mengagungkan Nama Allah Subhanahuwata'ala.
Ketahuilah dengan kalian membawa ajaran Islam dengan benar,
di tempat kalian ini, maka hendaknya kalian menjadi pionir dalam menjaga
keamanan Umat Islam dan menjaga keamanan Umat lainnya, jangan sampai membuat
bahaya kepada mereka, buat mereka merasa aman, dan tidak ada gangguan yang
bersumber dari kita.
Dan kami akan mengajarkan kalian sebuah ayat dari Al Qur'an
yang bisa dijadikan Doa ketika dalam peperangan
:
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا
وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
“Rabbanaghfirlana dzunuubanaa wa israafana fii amrina
watsabbit aqdamana wan shurna ‘alal qaumil kafirin”
“Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa dan tindakan-tindakan
kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami,
dan tolonglah kami terhadap orang-orang yang kufur kepada engkau.” (QS. Al
Baqarah : 147)
Doa ini adalah doa yang dibaca Rasulullah dan Para Sahabat
Nabi ketika malam menuju Perang Badar. Kemudian perbanyak Dzikir يَا حَىُّ يَا قَيُّومُ
"Yaa Hayyu Yaa Qoyyuum" dibaca sebanyak-banyaknya. Kita menjaga
sholat berjamaah, perbanyak baca Al Qur'an, Perbanyak Dzikir, dan Perbanyak
Bersholawat kepada Rasulullah. Semoga Allah memperkuat hubungan kalian dengan
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Aamiin...
Diterjemahkan oleh Habib Jindan bin Novel dan Syaikh Ridwan
Al Amri, 'Dalam Acara Tasyakuran HUT ke-72 TNI di GOR Ahmad Yani, Markas Besar
TNI, Cilangkap, JakartaTimur, Rabu, 18 Oktober 2017
Posting Komentar