Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Pengajian Ramadhan di Musholla RAPI, Ust. M. Ridwan Mengkaji Tafsir al Munir

Pengajian Ramadhan di Musholla RAPI, Ust. M. Ridwan Mengkaji Tafsir al Munir


10 Juni 2018 atau malam ke 26 Ramadhan 1439, Musholla RAPI mengadakan Pengajian Ramadhan bertemakan Ngalap Barokah Khataman al Quran. Pengajian Ramadhan memang selalu menjadi agenda tetap tiap tahunnya di Musholla RAPI memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

Pengajian diawali terlebih dahulu dengan khataman al qur'an oleh Remaja Musholla RAPI dengan diawali pembacaan Surat Ad Dhuha hingga berakhir pada surat an Naas. Acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan tahlil dan diakhiri dengan Doa khataman al Quran.


Ust. Muhammad Ridwan menjadi yang pembicara dalam acara tersebut, membuka mauidhohnya dengan memaparkan hadist pentingnya silaturrahim. Orang yang senang bersilaturrahim akan mendapatkan keistimewaan panjang umur. Panjang umur bisa dalam arti yang sesungguhnya, bisa dalam arti kias yaitu walaupun orangnya sudah meninggal namanya akan tetap dikenang.

Ust. M. Ridwan dalam mauidhoh nya mengkaji Tafsir al Munir untuk Surat al Fatir 32. Dalam penjelasan beliau, Allah setelah menyampaikan al Quran sebagai bekal hidup kepada manusia, maka manusia akan terbagi menjadi 3 golongan dalam mensikapi al quran tersebut. 

Reaksi pertama akan ada orang yang malah dholim kepada dirinya sendiri. 

Reaksi selanjutnya ada orang yang berada di tengah-tengah, tidak terlalu dholim dan tidak istimewa.

Reaksi selanjutnya akan ada orang yang istimewa dalam menerim al Quran tersebut. Mereka akan melakukan kebagusan-kebagusan dalam wahyu di dalam al quran tersebut yang telah mereka terima dengan lapang dan senang hati.


Siapa yang mendholimi diri sendiri? Yaitu orang-orang yang setelah menerima petunjuk al quran, mereka justru meninggalkan kewajiban-kewajiban yang diberikan atau mereka melakukan kewajiban tetapi tidak sepenuh hati. Mereka tidak mendapatkan hidayah karena yang mendapat hidayah dari Allah akan melakukan perintah Allah dengan hati yang lapang dan senang. Mereka sholat, puasa, zakat dengan hati yang sesungguhnya tidak senang.

Orang yang tidak mendapatkan hidayah dari Allah, maka ketika melakukan ibadah seolah-olah orang itu memikul beban yang berat kemudian naik ke langit sehingga beban tersebut akan bertambah semakin berat. Mereka mekulan maksiat dengn senang melakukan kebaikan dengan susah.

Lantas siapa yang ditengah-tengah? Yaitu orang-orang yang melakukan kewajiban dan meninggalkan keharaman. Namun, terkadang orang itu meninggalkan kesunnahan dan terkadang melakukan kemakruhan. Inilah kebanyakan posisi kita sekarang ini.

Lantas siapa yang istimewa? Orang yang begitu mendapatkan wahyu al quran langsung ingin melakukan kebaikan-kebaikan. Yaitu orang yang melaksanakan kewajiban dan kesunnahan dan dia bisa meninggalkan keharaman dan kemakruhan. Dan terkadang mereka meninggalkan perkara-perkara yang mubah.

Di dalam surat al Waqiah, dijelaskan apa yang akan ketiga golongan tersebut peroleh sebagai balasan:

Orang yang tengah-tengah akan menerima catatan amal dari tangan kanasehingga menjadi orang yang beruntung.

Orang yang dholim terhadap dirinya sendiri yaitu akan menerima catatan dari tangan kiri, artinya mereka akan celaka di akhirat kelak.

Orang yang istimewa akan menerima derajat yang tinggi di akhirat kelak karena penghambaannya kepada Allah.

"Maka setidaknya kita pertahankan posisi sebagai orang yang berada di tengab-tengah sampai ajal menjemput, jangan sampai turun ke tingkat dholimun li nafsihi", pungkas Ust. m. Ridwan
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger