Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » , » Adab Bertamu Dan Menerima Tamu

Adab Bertamu Dan Menerima Tamu

Sunnah bagi seorang tamu duduk di tempat yang dipersilahkan tuan rumah, karena ia lebih tahu mana tempat yang layak dan nyaman untuk diduduki atau tidak. Ada yang mengatakan bahwa ada empat hal wajib atas seorang tamu;

1. Duduk sesuai tempat pilihan tuan rumah

2. Ridho dengan apapun yang disuguhkan

3. Tidak beranjak kecuali setelah diizinkan tuan rumah

4. Mendoakan tuan rumah sebelum pulang. 

Baginda Nabi SAW sebelum pulang dari bertamu selalu berdoa; "Semoga para ahli puasa berbuka di rumahmu, yang menyantap makananmu adalah orang-orang baik, dan para malaikat selalu mendoakanmu, serta rahmat selalu turun kepadamu."

Jika diantara tamu ada yang lebih tua, maka janganlah mengambil makanan mendahuluinya. Jangan memperhatikan tamu lain yang sedang makan, karena itu adalah akhlak tercela. Jangan suka memperhatikan tempat dari mana hidangan dikeluarkan, karena itu juga tidak disukai tuan rumah.

Diceritakan bahwa seorang bijak bestari diundang ke sebuah jamuan, ia pun menyanggupi mau hadir namun dengan tiga syarat, "Pertama jangan ada pemaksaan, kedua jangan berkhianat, dan ketiga jangan berbuat tidak adil".

Maksudnya memaksa adalah  jangan memaksakan diri mencari-cari suguhan yang tidak kamu punya. Maksudnya berkhianat adalah  pelit dengan apa yang kamu punya yang seharusnya kau suguhkan untuk tamumu. Dan ketidakadilan itu maksudnya adalah engkau melarang keluargamu tapi kau suguhkan untuk tamumu.

Disunnahkan bagi tuan rumah untuk;

1. Sesekali mempersilakan tamunya menikmati suguhan, jangan terlalu sering mempersilakan atau berlebihan apalagi memaksa, karena pemaksaan itu tercela.

2. Jangan terlalu lama diam tanpa obrolan, karena tamu akan merasa tidak nyaman.

3. Jangan tinggalkan tamu sendirian, karena itu namanya kurang ajar.

4. Jangan memarahi pembantu di depan tamu, karena katanya "Hidangan terbaik dan penghormatan tertinggi terhadap tamu adalah senyum tulus di wajah dan perkataan yang indah".

5. Jangan menyandingkan tamu dengan orang yang tidak mereka sukai, karena hal itu bisa membuat mereka tidak enak makan.

6. Jika mereka telah selesai makan dan hendak berpamitan pulang, maka jangan melarangnya, karena mereka akan merasa tidak enak hati.

Berikut ini redaksi lengkapnya ;

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻔﻘﻴﻪ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠَّﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ﻳﺴﺘﺤﺐ ﻟﻠﻀﻴﻒ ﺃﻥ ﻳﺠﻠﺲ ﺣﻴﺚ ﻳﺠﻠﺴﻪ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻷﻧﻪ ﺃﻋﺮﻑ ﺑﻌﻮﺭﺓ ﺑﻴﺘﻪ ﻣﻦ ﻏﻴﺮﻩ . ﻭﻳﻘﺎﻝ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻀﻴﻒ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﺃﺷﻴﺎﺀ ﺃﻭّﻟﻬﺎ : ﺃﻥ ﻳﺠﻠﺲ ﺣﻴﺚ ﻳﺠﻠﺴﻪ، ﻭﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ﺃﻥ ﻳﺮﺿﻰ ﺑﻤﺎ ﻗﺪﻡ ﺇﻟﻴﻪ، ﻭﺍﻟﺜﺎﻟﺚ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻘﻮﻡ ﺇﻻ ﺑﺈﺫﻥ ﺭﺏّ ﺍﻟﺒﻴﺖ، ﻭﺍﻟﺮﺍﺑﻊ ﺃﻥ ﻳﺪﻋﻮ ﻟﻪ ﺇﺫﺍ ﺧﺮﺝ . ﻭﻛﺎﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠَّﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺇﺫﺍ ﺧﺮﺝ ﻳﻘﻮﻝ " ﺃﻓﻄﺮ ﻋﻨﺪﻛﻢ ﺍﻟﺼﺎﺋﻤﻮﻥ، ﻭﺃﻛﻞ ﻃﻌﺎﻣﻜﻢ ﺍﻷﺑﺮﺍﺭ، ﻭﺻﻠﺖ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ، ﻭﻧﺰﻟﺖ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﺍﻟﺮﺣﻤﺔ " ﻭﻻ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﻟﻠﻀﻴﻒ ﺃﻥ ﻳﺸﺘﻬﻲ ﻋﻠﻰ ﺭﺏّ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﺇﻻ ﺍﻟﻤﻠﺢ ﻭﺍﻟﻤﺎﺀ ﻭﻻ ﻳﻌﻴﺐ ﻃﻌﺎﻣﻪ ﺑﻞ ﻣﺎ ﻭﺟﺪ ﺃﻛﻞ ﻭﺣﻤﺪ ﻭﻫﻮ ﺍﻷﺩﺏ .
ﻭﻳﻘﺎﻝ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺜﻞ : ﻟﻴﺲ ﻟﻠﻀﻴﻒ ﻣﺎ ﺍﺷﺘﻬﻰ ﻭﺗﻤﻨﻰ ﺇﻥ ﻟﻠﻀﻴﻒ ﻣﺎ ﺇﻟﻴﻪ ﻳﻘﺮﺏ . ﻭﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺎﺋﺪﺓ ﻣﻦ ﻫﻮ ﺃﻛﺒﺮ ﻣﻨﻪ ﺳﻨﺎً ﻓﻼ ﻳﺒﺪﺃ ﻗﺒﻠﻪ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻘﺎﻝ : ﺍﻟﺼﺪﺭ ﻟﻠﺴﻠﻄﺎﻥ ﻭﺍﻟﺒﺪﺍﺀﺓ ﻟﺬﻱ ﺍﻟﺴﻦ . ﺫﻛﺮ ﺃﻥ ﺣﻜﻴﻤﺎً ﺩﻋﻲ ﺇﻟﻰ ﻃﻌﺎﻡ ﻓﻘﺎﻝ ﺃﺟﻴﺒﻚ ﺑﺜﻼﺙ ﺷﺮﺍﺋﻂ ﺃﻭّﻟﻬﺎ ﺃﻥ ﻻ ﺗﺘﻜﻠﻒ، ﻭﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ﺃﻥ ﻻ ﺗﺨﻮﻥ ﻭﺍﻟﺜﺎﻟﺚ ﺃﻥ ﻻ ﺗﺠﻮﺭ . ﻗﺎﻝ ﻣﺎ ﺍﻟﺘﻜﻠﻒ؟ ﻗﺎﻝ ﺃﻥ ﺗﺘﻜﻠﻒ ﻣﺎ ﻟﻴﺲ ﻋﻨﺪﻙ . ﻗﺎﻝ ﻭﻣﺎ ﺍﻟﺨﻴﺎﻧﺔ . ﻗﺎﻝ : ﺃﻥ ﺗﺒﺨﻞ ﺑﻤﺎ ﻋﻨﺪﻙ ﻓﻼ ﺗﻘﺮﺑﻪ ﺇﻟﻰ ﺿﻴﻔﻚ، ﻗﺎﻝ ﻭﻣﺎ ﺍﻟﺠﻮﺭ؟ ﻗﺎﻝ ﺗﺤﺮﻡ ﻋﻴﺎﻟﻚ ﻭﺗﻌﻄﻲ ﺿﻴﻔﻚ . ﻗﺎﻝ ﻭﺇﺫﺍ ﺩﻋﻮﺕ ﻗﻮﻣﺎً ﺇﻟﻰ ﻃﻌﺎﻡ ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻘﻮﻡ ﻗﻠﻴﻼً ﻓﺈﻥ ﺟﻠﺴﺖ ﻣﻌﻬﻢ ﻓﻼ ﺑﺄﺱ ﻟﺘﺨﺪﻣﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺎﺋﺪﺓ ﻷﻥ ﺧﺪﻣﺘﻚ ﺇﻳﺎﻫﻢ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺎﺋﺪﺓ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺮﻭﺀﺓ، ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻘﻮﻡ ﻛﺜﻴﺮﺍً ﻓﻼ ﺗﻘﻌﺪ ﻣﻌﻬﻢ ﻭﺍﺧﺪﻣﻬﻢ ﺑﻨﻔﺴﻚ ﻓﺈﻥ ﺇﻛﺮﺍﻡ ﺍﻟﻀﻴﻒ ﺃﻥ ﺗﺨﺪﻣﻪ ﺑﻨﻔﺴﻚ . ﻭﺫﻛﺮ ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ } ﻋﻦ ﺿَﻴْﻒِ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ﺍﻟْﻤُﻜْﺮَﻣِﻴﻦَ { ﻗﺎﻝ : ﻛﺎﻥ ﺇﻛﺮﺍﻣﻬﻢ ﺧﺪﻣﺘﻪ ﻟﻬﻢ ﺑﻨﻔﺴﻪ، ﻭﻳﺴﺘﺤﺐ ﻟﺼﺎﺣﺐ ﺍﻟﻀﻴﺎﻓﺔ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻝ ﻟﻠﻀﻴﻒ ﺃﺣﻴﺎﻧﺎً ﻛﻞ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺇﻟﺤﺎﺡ ﻷﻥ ﺍﻟﻔﺮﺱ ﺗﺸﺮﺏ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺻﻔﻴﺮ ﻭﻣﻊ ﺍﻟﺼﻔﻴﺮ ﺃﻛﺜﺮ ﺷﺮﺑﺎً، ﻭﺍﻟﺒﻌﻴﺮ ﻳﺴﻴﺮ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺣﺪﺍﺀ ﻭﻃﻠﻊ ﺍﻟﺤﺪﺍﺀ ﺃﻛﺜﺮ، ﻓﻜﺬﻟﻚ ﺍﻟﻀﻴﻒ ﺇﺫﺍ ﻗﻠﺖ ﻟﻪ ﻛﻞ ﻛﺎﻥ ﺃﻛﻠﻪ ﺃﻫﻨﺄ ﻭﻻ ﺗﻠﺢ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﺈﻥ ﺍﻹﻟﺤﺎﺡ ﻣﺬﻣﻮﻡ، ﻭﻻ ﺗﻜﺜﺮ ﺍﻟﺴﻜﻮﺕ ﻋﻨﺪ ﺍﻷﺿﻴﺎﻑ ﻓﺘﺪﺧﻞ ﺍﻟﻮﺣﺸﺔ ﻋﻠﻴﻬﻢ، ﻭﻻ ﺗﻐﺐ ﻋﻨﻬﻢ ﻓﺈﻥ ﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﺍﻟﺠﻔﺎﺀ ﻭﻻ ﺗﻐﻀﺐ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺨﺎﺩﻡ ﻋﻨﺪ ﺍﻷﺿﻴﺎﻑ ﻷﻧﻪ ﻳﻘﺎﻝ ﺃﻓﻀﻞ ﻣﺎ ﻳﺒﺬﻝ ﻟﻠﻀﻴﻒ ﻭﺃﻓﻀﻞ ﻣﺎ ﻳﻜﺮﻡ ﺑﻪ ﺍﻟﻮﺟﻪ ﺍﻟﻄﻠﻖ ﻭﺍﻟﻘﻮﻝ ﺍﻟﺠﻤﻴﻞ . ﻭﻻ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳﺠﻠﺲ ﻣﻊ ﺍﻷﺿﻴﺎﻑ ﻣﻦ ﻳﺜﻘﻞ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻓﺈﻥ ﺍﻟﺜﻘﻴﻞ ﻳﻨﻐﺺ ﺍﻟﻄﻌﺎﻡ، ﻭﺇﺫﺍ ﻓﺮﻏﻮﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﻄﻌﺎﻡ ﻭﺍﺳـﺘﺄﺫﻧﻮﺍ ﻓﻼ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳﻤﻨﻌﻬﻢ ﻓﺈﻥ ﺫﻟﻚ ﻣﻤﺎ ﻳﺜﻘﻞ ﻋﻠﻴﻬﻢ . ﻭﺭﻭﻯ ﻋﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺳﻴﺮﻳﻦ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ : ﻻ ﺗﻜﺮﻡ ﺃﺧﺎﻙ ﺑﻤﺎ ﻳﻜﺮﻩ، ﻭﺫﻛﺮ ﺃﻥ ﺣﻜﻴﻤﺎً ﺃﺿﺎﻓﻪ ﺭﺟﻞ ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺃﺟﻴﺒﻚ ﺑﺜﻼﺙ ﺷﺮﺍﺋﻂ ﺃﺣﺪﻫﺎ : ﺃﻥ ﻻ ﺗﻄﻌﻤﻨﻲ ﺳﻤﺎً، ﻭﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ﺃﻥ ﻻ ﺗﺠﻠﺲ ﻣﻌﻲ ﻣﻦ ﻫﻮ ﺃﺣﺐّ ﺇﻟﻴﻚ ﻭﺃﺑﻐﺾ ﺇﻟّﻲ، ﻭﺍﻟﺜﺎﻟﺚ ﺃﻥ ﻻ ﺗﺤﺒﺴﻨﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﺠﻦ . ﻗﺎﻝ ﻧﻌﻢ، ﻓﻠﻤﺎ ﺩﺧﻞ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﺟﻠﺲ ﻣﻌﻪ ﺻﺒﻴﺎً ﺻﻐﻴﺮﺍً، ﻭﻟﻤﺎ ﻗﺪﻡ ﺇﻟﻴﻪ ﺍﻟﻄﻌﺎﻡ ﻭﻓﺮﻍ ﻣﻦ ﺍﻷﻛﻞ ﺟﻌﻞ ﻳﻠﺢ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻲ ﺍﻷﻛﻞ، ﻭﻟﻤﺎ ﺃﺭﺍﺩ ﺍﻟﺨﺮﻭﺝ ﻗﺎﻝ ﺃﻣﻜﺚ ﺳﺎﻋﺔ، ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺍﻟﺤﻜﻴﻢ ﻧﻘﻀﺖ ﺍﻟﺸﺮﺍﺋﻂ ﻛﻠﻬﺎ ﻭﺇﺫﺍ ﺣﻀﺮ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻘﻮﻡ ﻭﺃﺑﻄﺄ ﺍﻵﺧﺮﻭﻥ ﻓﺎﻟﺤﺎﺿﺮﻭﻥ ﺃﺣﻖ ﺃﻥ ﻳﻘﺪﻣﻮﺍ : ﻭﻳﻘﺎﻝ ﺛﻼﺙ ﻳﻮﺭﺛﻦ ﺍﻟﺴﻞ : ﺭﺳﻮﻝ ﻳﺒﻄﺊ، ﻭﺳﺮﺍﺝ ﻻ ﻳﻀﻲﺀ ﻭﻃﻌﺎﻡ ﻳﻨﺘﻈﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ ﻳﺠﻲﺀ . ﻭﻳﻨﺒﻐﻲ ﻟﺼﺎﺣﺐ ﺍﻟﻀﻴﺎﻓﺔ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻘﺪﻡ ﺍﻟﻄﻌﺎﻡ ﺣﺘﻰ ﻳﻘﺪﻡ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻟﻴﻐﺴﻠﻮﺍ ﺃﻳﺪﻳﻬﻢ ﻓﺈﻥ ﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺮﻭﺀﺓ، ﻭﺇﺫﺍ ﺃﺭﺍﺩ ﺃﻥ ﻳﻘﺪﻡ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻟﻐﺴﻞ ﺍﻷﻳﺪﻱ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﻄﻌﺎﻡ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻘﻴﺎﺱ ﺃﻥ ﻳﺒﺪﺃ ﺑﻤﻦ ﻫﻮ ﻓﻲ ﺁﺧﺮ ﺍﻟﻤﺠﻠﺲ ﻭﻳﺆﺧﺮ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﺼﺪﺭ، ﻷﻥ ﻓﻲ ﺗﺮﻙ ﺫﻟﻚ ﺣﺒﺴﺎً ﻋﻦ ﺍﻟﻤﺲ ﻭﺍﻟﺘﻨﺎﻭﻝ، ﻭﺍﻟﺒﺮّ ﻓﻲ ﺗﺄﺧﻴﺮﻩ، ﻷﻧﻪ ﻗﻴﻞ ﺃﻭّﻝ ﺍﻟﻐﺴﻞ ﺃﺧﻼﻕ ﻓﺎﻷﺻﺎﻏﺮ ﺃﻭﻟﻰ ﺑﻪ ﻭﺁﺧﺮ ﺍﻟﻐﺴﻞ ﺇﻃﻼﻕ ﻓﺎﻷﻛﺒﺮ ﺃﻭﻟﻰ ﺑﻪ، ﻭﻟﻜﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻗﺪ ﺍﺳﺘﺤﺴﻨﻮﺍ ﺍﻟﺒﺪﺍﺀﺓ ﺑﺼﺎﺣﺐ ﺍﻟﺼﺪﺭ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺫﻟﻚ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﻄﻌﺎﻡ ﻭﻳﻌﺪﻭﻥ ﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﺍﻟﺒﺮ، ﻓﺈﻥ ﻓﻌﻞ ﺫﻟﻚ ﻓﻼ ﺑﺄﺱ ﺑﻪ، ﻭﺇﺫﺍ ﻏﺴﻠﻮﺍ ﺃﻳﺪﻳﻬﻢ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﻄﻌﺎﻡ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻘﻴﺎﺱ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻤﺴﺢ ﺍﻟﻐﺎﺳﻞ ﻳﺪﻳﻪ ﺑﺎﻟﻤﻨﺪﻳﻞ، ﻷﻧﻪ ﻏﺴﻞ ﻳﺪﻳﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺲ ﻭﻻ ﻳﻤﺲ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﻐﺴﻞ، ﻭﻟﻜﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻗﺪ ﺍﺳﺘﺤﺴﻨﻮﺍ ﻣﺴﺢ ﺍﻟﻴﺪ ﺑﺎﻟﻤﻨﺪﻳﻞ ﻓﺈﺫﺍ ﻓﻌﻞ ﻓﻼ ﺑﺄﺱ ﺑﻪ، ﻭﺇﺫﺍ ﺃﺭﺍﺩﻭﺍ ﻏﺴﻞ ﺃﻳﺪﻳﻬﻢ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﻄﻌﺎﻡ ﻓﻘﺪ ﻛﺮﻩ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺇﻓﺮﺍﻍ ﺍﻟﻄﺴﺖ ﻓﻲ ﻛﻞ ﻣﺮﺓ ﻭﺫﻫﺒﻮﺍ ﺇﻟﻰ ﻣﺎ ﺭﻭﻯ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠَّﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ " ﺍﻣﻠﺆﺍ ﺍﻟﻄﺴﻮﺱ ﻭﻻ ﺗﺘﺸﺒﻬﻮﺍ ﺑﺎﻟﻤﺠﻮﺱ " ﻭﺭﻭﻯ ﻓﻲ ﺧﺒﺮ ﺁﺧﺮ " ﺍﺟﻤﻌﻮﺍ ﻭﺿﻮﺀﻛﻢ ﻳﺠﻤﻊ ﺍﻟﻠَّﻪ ﺷﻤﻠﻜﻢ " ﻭﻳﻘﺎﻝ ﺇﻓﺮﺍﻍ ﺍﻟﻄﺴﺖ ﻓﻲ ﻛﻞ ﻣﺮﺓ ﻣﻦ ﻓﻌﻞ ﺍﻟﻌﺠﻢ . ﻭﻗﺎﻝ ﺑﻌﻀﻬﻢ : ﻻ ﺑﺄﺱ ﺑﻪ ﻭﻫﻮ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺮﻭﺀﺓ، ﻭﻷﻥ ﺍﻟﺪﺳﻮﻣﺔ ﺇﺫﺍ ﺳﺎﻟﺖ ﻓﻲ ﺍﻟﻄﺴﺖ ﻓﺮﺑﻤﺎ ﺗﻨﻀﺢ ﺛﻴﺎﺑﻪ ﻓﺘﻔﺴﺪ ﻋﻠﻴﻪ . ﻭﻗﺪ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﺰﻣﻦ ﺍﻷﻭّﻝ ﻏﺎﻟﺐ ﻃﻌﺎﻣﻬﻢ ﺍﻟﺨﺒﺰ ﻭﺍﻟﺘﻤﺮ ﺃﻭﻃﻌﺎً ﻓﻴﻪ ﻗﻠﻴﻞ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﺳﻮﻣﺔ، ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﺇﺫﺍ ﺃﻛﻠﻮﺍ ﺍﻟﺒﺄﺟﺎﺓ ﻭﺍﻷﻟﻮﺍﻥ ﻭﻳﺼﻴﺐ ﺃﻳﺪﻳﻬﻢ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﻓﻼ ﺑﺄﺱ ﺑﺼﺒﻪ ﻓﻲ ﻛﻞ ﻣﺮﺓ، ﻓﺄﻱّ ﺍﻟﻮﺟﻬﻴﻦ ﻗﻴﻞ ﻓﻼ ﺑﺄﺱ ﺑﻪ . ﻭﻳﻜﺮﻩ ﻟﻠﺮﺟﻞ ﺃﻥ ﻳﻨﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﻟﻘﻤﺔ ﻏﻴﺮﻩ ﻷﻥ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺳﻮﺀ ﺃﺩﺏ . ﻭﻻ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﻟﻠﻀﻴﻒ ﺃﻥ ﻳﻜﺜﺮ ﺍﻻﻟﺘﻔﺎﺕ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﻮﺿﻊ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺆﺗﻰ ﺍﻟﻄﻌﺎﻡ ﻣﻨﻪ ﻓﺈﻥ ﺫﻟﻚ ﻣﻜﺮﻭﻩ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻨﺎﺱ، ﻭﺍﻟﻠَّﻪ ﺃﻋﻠﻢ .


Kitab Bustanul Arifin, Al Imam Abul Laits As Samarqondy
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger