Sebagai manusia kita sering tidak
menyadari bahwa waktu terus berjalan . Misalnya saat ini, ketika kita
sudah memasuki bulan Syawal dan itu artinya bulan Ramadhan sudah meninggalkan
kita.
Apakah kita sadar bahwa kita baru
saja ditinggalkan oleh sebuah bulan yang di dalamnya kita diberi kesempatan
bertaubat dan memohon ampun dari segala dosa? apakah kita sadar bahwa kita baru
saja ditinggalkan oleh sebuah bulan yang bisa melatih kita untuk menahan nafsu
dan saling berbagi kebaikan? apakah kita sadar bahwa kita baru saja
ditinggalkan oleh sebuah bulan yang sangat potensial untuk menyambungkan tali
silaturahmi?
Faktanya kini Ramadhan sudah akan berakhir. Entah kita sadar atau tidak, sebenarnya saat Ramadhan berakhir langit dan
bumi menangis melepas kepergiannya. Mengapa mereka menangis? Mereka menangis
karena dua hal :
Yang pertama Karena terharu atas karunia bulan
Ramadhan yang mampu mengantar umat Muhmmad kembali menuju fitrahnya
Yang kedua karena Sedih ketika bulan Ramadhan
pergi maka manusia akan kembali banyak berbuat maksiat
Perhatikan, jika langit dan bumi
saja menangis dan bersedih, lalu bagimana dengan kita? Yang terjadi adalah,
terkadang kita malah mengakhiri Ramadhan dengan perbuatan hura-hura yang
melampaui batas. Padahal tidak ada alasan bagi kita untuk bergembira.
Bahkan sekalipun kita banyak beramal
dan melakukan berbagai ibadah di bulan Ramadhan, sebenarnya kita belum tahu
apakah memang itu semua diterima oleh Allah, apalagi bagi mereka yang
mengabaikan dan membiarkan bulan Ramadhan terlewat begitu saja.
Jadi sesunguhnya hari raya Idul
Fitri itu hanyalah milik mereka para pemenang,
sementara bagi yang masuk kelas pecundang mereka hanya layak bersedih karena
tidak tahu apakah masih bisa bertemu dengan bulan Ramadhan lagi tahun depan.
Seorang ulama besar, Dr Yusuf
Qardhawi menjuluki bulan Ramadhan sebagai istitusi pendidikan bagi
manusia-manusia yang beriman. Pertanyaannya, seberapa penting kita menganggap
bulan Ramadhan? Sebab fakta membuktikan, setiap tahun di bulan Ramadhan dan
Idul Fitri datang tapi berbagai macam kesulitan seperti tidak mau pergi dari
sisi umat Islam. Kondisi ini berkebalikan dengan janji Allah di dalam Al-Quran
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik
bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasik.( QS Ali Imran : 110 )
Jadi apakah Al-Quran salah? Tentu
saja tidak, tapi yang terjadi adalah kita belum mampu memanfaatkan bulan
Ramadhan untuk menempa diri dan mencetak kader-kader dakwah yang layak memimpin
umat manusia.
Padahal bulan Ramadhan adalah salah
satu jalan yang dibuat oleh Allah untuk membentuk generasi Rabbani yang bisa
memikul peradaban. Mereka yang lulus menempuh jalan ini memiliki beberapa sifat
antara lain Memiliki visi dan cita-cita yang mampu meyelamatkan umat manusia, Memiliki
keyakinan pada janji-janji Allah, Memiliki kemapuan mengendalikan diri terhadap
unsur duniawi dan materi, Memiliki kesedehanaan hidup, Memiliki kesabaran dalam
menerima berbagai kesulitan, Memiliki kebiasaan hidup dengan melakukan
langkah-langkah yang efektif, Memiliki keshalehan sosial dan empati yang dalam,
dan Memiliki Kedekatan hubungan dan komunikasi intensif dengan Allah
Keseluruhan sifat yang ada ini,
merupakan bukti bahwa seseorang lulus dalam menjalani bulanRamadhan, dan itu
artinya dia siap untuk memiku tanggung jawab untuk kemajuan umat Islam.
Briyan Yulianto
Posting Komentar