Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Ramadhan Sebagai Wahana Pendidikan

Ramadhan Sebagai Wahana Pendidikan

Sebagai manusia kita sering tidak menyadari bahwa waktu terus berjalan . Misalnya saat ini, ketika kita sudah memasuki bulan Syawal dan itu artinya bulan Ramadhan sudah meninggalkan kita.

Apakah kita sadar bahwa kita baru saja ditinggalkan oleh sebuah bulan yang di dalamnya kita diberi kesempatan bertaubat dan memohon ampun dari segala dosa? apakah kita sadar bahwa kita baru saja ditinggalkan oleh sebuah bulan yang bisa melatih kita untuk menahan nafsu dan saling berbagi kebaikan? apakah kita sadar bahwa kita baru saja ditinggalkan oleh sebuah bulan yang sangat potensial untuk menyambungkan tali silaturahmi?

Faktanya kini Ramadhan sudah akan berakhir. Entah kita sadar atau tidak, sebenarnya saat Ramadhan berakhir langit dan bumi menangis melepas kepergiannya. Mengapa mereka menangis? Mereka menangis karena dua hal :

Yang pertama Karena terharu atas karunia bulan Ramadhan yang mampu mengantar umat Muhmmad kembali menuju fitrahnya

Yang kedua karena Sedih  ketika bulan Ramadhan pergi maka manusia akan kembali banyak berbuat maksiat

Perhatikan, jika langit dan bumi saja menangis dan bersedih, lalu bagimana dengan kita? Yang terjadi adalah, terkadang kita malah mengakhiri Ramadhan dengan perbuatan hura-hura yang melampaui batas. Padahal tidak ada alasan bagi kita untuk bergembira.

Bahkan sekalipun kita banyak beramal dan melakukan berbagai ibadah di bulan Ramadhan, sebenarnya kita belum tahu apakah memang itu semua diterima oleh Allah, apalagi bagi mereka yang mengabaikan dan membiarkan bulan Ramadhan terlewat begitu saja.

Jadi sesunguhnya hari raya Idul Fitri itu hanyalah milik mereka para pemenang, sementara bagi yang masuk kelas pecundang mereka hanya layak bersedih karena tidak tahu apakah masih bisa bertemu dengan bulan Ramadhan lagi tahun depan.

Seorang ulama besar, Dr Yusuf Qardhawi menjuluki bulan Ramadhan sebagai istitusi pendidikan bagi manusia-manusia yang beriman. Pertanyaannya, seberapa penting kita menganggap bulan Ramadhan? Sebab fakta membuktikan, setiap tahun di bulan Ramadhan dan Idul Fitri datang tapi berbagai macam kesulitan seperti tidak mau pergi dari sisi umat Islam. Kondisi ini berkebalikan dengan janji Allah di dalam Al-Quran

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.( QS Ali Imran : 110 )

Jadi apakah Al-Quran salah? Tentu saja tidak, tapi yang terjadi adalah kita belum mampu memanfaatkan bulan Ramadhan untuk menempa diri dan mencetak kader-kader dakwah yang layak memimpin umat manusia.

Padahal bulan Ramadhan adalah salah satu jalan yang dibuat oleh Allah untuk membentuk generasi Rabbani yang bisa memikul peradaban. Mereka yang lulus menempuh jalan ini memiliki beberapa sifat antara lain Memiliki visi dan cita-cita yang mampu meyelamatkan umat manusia, Memiliki keyakinan pada janji-janji Allah, Memiliki kemapuan mengendalikan diri terhadap unsur duniawi dan materi, Memiliki kesedehanaan hidup, Memiliki kesabaran dalam menerima berbagai kesulitan, Memiliki kebiasaan hidup dengan melakukan langkah-langkah yang efektif, Memiliki keshalehan sosial dan empati yang dalam, dan Memiliki Kedekatan hubungan dan komunikasi intensif dengan Allah

Keseluruhan sifat yang ada ini, merupakan bukti bahwa seseorang lulus dalam menjalani bulanRamadhan, dan itu artinya dia siap untuk memiku tanggung jawab untuk kemajuan umat Islam.



Briyan Yulianto
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger