Dikatakan
oleh para arif billah bahwa sesungguhnya setiap kali ada manusia yang lahir,
maka itulah awal dari kematiannya. Sedangkan setiap kali di antara mereka ada
yang mati, maka itulah pula awal kehidupan yang sesungguhnya.
Kehidupan yang
kekal yang bermula dari suatu tempat yang sempit dan gelap gulita di
salah satu sisi bumi yang disebut sebagai “kuburan”. Akan tetapi
sayangnya banyak di antara mereka yang dilalaikan oleh dunia dan tidak pernah
ingat bahwa dirinya akan masuk dan dimasukkan ke dalam kuburan tersebut. Tempat
dimana ia akan diuji coba apakah ia-nya termasuk orang yang selamat atau tidak.
Diriwayatkan
oleh Imam Ahmad bin Hanbal dan At-Tirmidzi, bahwa salah seorang
pembantu Utsman bin Affan r.a menuturkan:
“Jika Utsman berdiri di samping kuburan, maka
beliau menangis hingga basah jenggotnya. Saya berkata kepada beliau:
“Wahai amirul mukminin, jika engkau mengingat surga ataupun neraka engkau tidak
pernah menangis. Lalu mengapa engkau menangis karena kuburan ini.”
Lalu
beliau menjawab: “Sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda, "Kuburan adalah awal kehidupan akhirat. Jika seseorang selamat
daripadanya, maka selanjutnya pasti menjadi lebih mudah. Dan jika ia tidak
selamat daripadanya, maka setelahnya akan lebih mengerikan."
Setelah itu
Sayyidina Utsman berkata lagi bahwa “Rasulullah SAW juga bersabda, “Aku tidak melihat suatu pemandangan yang lebih mengerikan melainkan kuburan
lebih mengerikan daripadanya."
Dalam
kisah yang lain pula diriwayatkan, bahwa apabila teringat pada keadaan-keadaan
kuburan yang tak menyenangkan tersebut, maka seorang hamba Allah yang
ta’at yang bernama Syaikh Yazid Ar-Riqasyi rahimahullah meratap dan
berkata kepada dirinya:
“Celakalah
engkau wahai Yazid!. Siapakah yang akan mendirikan shalat untukmu setelah
engkau mati?. Siapakah yang akan berpuasa untukmu setelah engkau mati?
Siapakah yang akan memintakan maaf untukmu setelah engkau mati.Lalu
siapakah yang akan menyelamatkan engkau dari azab kubur yang sangat mengerikan
itu.”
Dan
setelah itu beliau menangis sejadi-jadinya dan berusaha dengan sungguh-sungguh
memelihara amal ibadahnya, lantaran mengenangkan betapa pedihnya kematian dan
azab kubur yang akan dihadapinya. Lalu bagaimana dengan kita ?
KH.
Bachtiar Ahmad
Posting Komentar