Kultus
adalah menuhankan, tentunya itu adalah untuk Isa as yang dituhankan oleh
Nasrani, dan Uzair yang dituhankan Yahudi, atau yang disembah sebagai tuhan
selain Allah. Namun ada sebagian orang dari golongan kaum muslim sendiri yang
justru menjatuhkan istilah-istilah itu pada kaum muslimin karena memuliakan
Rasul SAW. Hal itu tentunya bukan pada tempatnya.
Sifat penentangan, penuduhan, dan kebencian atas orang-orang yang memuliakan ulama,
adalah sifat warisan Iblis. Sebagaimana Iblis dahulu adalah ahlussujud yang
taat kepada Allah SWT. Beribu tahun ia tak menyekutukan Allah SWT, tetapi Iblis
tak mau memuliakan orang yang dimuliakan Allah. Padahal jika Iblis disuruh
sujud pada Allah maka ia pasti taat pada Allah SWT, namun Iblis tak mau
memuliakan orang yang mulia.Ia tak mau sujud pada makhluk yang sangat
dimuliakan Allah SWT yaitu Nabi Adam AS. Ia tak merasa sama dengan Adam AS
bahkan lebih mulia, ia tak mau memandang bahwa Adam AS ini walau dicipta dari
tanah namun ia dimuliakan Allah SWT,
Dan Nabi Adam AS dimuliakan Allah dengan ilmu yang melebihi Iblis dan para
malaikat, sebagaimana firmanNya di dalam Alqur’an , Dan Allah mengajari Adam
akan nama nama (nama nama ciptaan Nya SWT) kesemuanya, lalu Allah menunjukkan
itu semua kepada para malaikat dan berkata : Kabarkan pada Ku nama nama ini
semua?, mereka (malaikat) menjawab : Maha suci engkau, kami tak memiliki ilmu
kecuali yang Kau ajarkan, sungguh Engkau Maha Mengetahui dan Maha Menghakimi,
maka Allah SWT berkata pada Adam (as) : Wahai Adam, kabarkan pada mereka (para
malaikat) tentang nama-nama itu… (QS Al Baqarah 30-33).
Demikianlah sifat Iblis, dan sifat ini terwariskan dan tertitiskan pada sebagian
saudara kita yang melarang kita memuliakan orang-orang yang dimuliakan oleh
Allah SWT karena kedudukan dan ilmunya. Mereka menentang memuliakan Rasul SAW
dan ulama, padahal para sahabat sangat mengagungkan Rasul SAW. Mereka (para
sahabat) berebutan air bekas wudhu Rasulullah SAW dan mengusapkannya kewajah
dan tangannya (Shahih Bukhari), mereka juga berebutan Rambut Rasulullah SAW
(Shahih Bukhari) dan banyak lagi tentang pengagungan para sahabat pada Nabi SAW.
Iblis tak diam, ia terus mencari orang-orang yang akan mewarisi sifat-sifatnya
sebagaimana ketika datang seseorang dari Najd yang tidak sopan pada nabi SAW
dan ketika Nabi SAW membagi-bagikan sesuatu kepada sebagian dari mereka. Maka
orang itu berkata : "bertakwalah pada Allah wahai Muhammad!",
(maksudnya adalah : kau harus adil dalam pembagian ini!), maka Rasul SAW menjawab
dengan muka memerah : "siapa yang taat pada Allah kalau aku saja
bermaksiat pada Allah..?!". Para sahabat hampir saja menyerang orang itu, tetapi
Rasul SAW melarangnya. Kemudian Rasul SAW berkata : "akan keluar dari
keturunan orang ini, orang-orang yang membaca Alqur'an dan tidak melebihi
tenggorokannya, mereka semakin jauh dari agama bagaikan panah menjauh dari
busurnya, mereka memusuhi orang islam dan membiarkan para penyembah berhala,
bila kujumpai mereka maka akan kuperangi mereka sebagaimana diperanginya kaum
'Aad". (Shahih Bukhari)
Inilah yang diwanti-wanti oleh Rasul SAW, sifat iblis yang tak menghormati para
nabi, muncul pada orang Najdi itu, yang kemudian Rasul SAW berkata dari
keturunan orang itu akan muncul orang-orang yang tidak mau memuliakan
orang-orang yang dimuliakan Allah SWT ini. Mereka justru memerangi orang muslim
dengan berbagai macam dalil yang mereka tidak paham sepenuhnya, dan mereka
justru tak memerangi orang-orang yang menyembah berhala.
Orang-orang seperti itu akan terus memerangi orang muslim, yang sholat, yang puasa,
yang zakat, yang berhaji, yang mengumandangkan shalawat, yang menyebut-nyebut asma Allah dalam suatu
majelis, dan seterusnya. Mereka menganggap musyrik orang-orang Islam hanya
karena memajang foto orang shalih, padahal orang-orang Islam itu sama sekali
tak menyembahnya, atau berziarah kubur yang itu jelas jelas sunnah, tetapi
malah dikatakan musyrik oleh sebagian saudara muslim kita itu.
Ummat ummat terdahulu menyembah patung, lalu muslimin sujud pula pada ka'bah,
bukankah kabah itu batu? kenapa sujud padanya?. Lalu mengapa malaikat diperintah
sujud pada makhluk?
Dalam
peristiwa ini menurut versi pemikiran sebagian golongan itu, maka yang
tauhidnya suci hanyalah Iblis, karena hanya Iblis yang tak mau sujud pada makhluk,
dan para malaikat itu semuanya musyrik, karena sujud pada makhluk. Apakah
seperti itu? Apakah kita juga harus tenggelam dalam pemikiran yang nista
seperti itu? apakah kita rela jika ada keluarga, saudara, sahabat kita yang
terjerumus pada pemikiran seperti itu karena dijejali oleh dalil-dalil dan
rasio yang mereka sendiri belum memahami sepenuhnya?
Ingatlah bahwasannya Rasul SAW telah bersabda, "Aku tak takut kemusyrikan
menimpa kalian, yang kutakutkan adalah keluasan dunia yang menimpa kalian
(Shahih Bukhari).
Jelaslah sudah bahwa Rasul SAW telah menjawab seluruh fitnah mereka, bahwa
Rasul SAW tak merisaukan syirik akan menimpa ummatnya hanya gara-gara
memuliakan Nabinya, memuliakan para pewaris beliau yaitu para ulama. Hanya
Iblis saja yang tak rela muslimin memuliakan ulama, Iblis ingin muslimin ini
sama sama dengannya, tak memuliakan siapapun selain Allah SWT. Namun, justru
tempat iblis adalah kekal di neraka karena memuliakan manusia yang dimuliakan
Allah sejatinya adalah tidak untuk menyembahnya, dan yang pantas disembah
hanyalah Allah SWT. Wallahu’alam.
Habib
Munzir Al Muwa
Posting Komentar