Dan wajib bagi kamu untuk tidak berkata-kata kecuali tentang
sesuatu yang baik. Dan setiap perkataan yang tidak layak engkau ucapkan, maka
mendengarkannyapun haram bagimu. Dan apabila engkau berkata-kata, maka
tartilkanlah ucapanmu dan janganlah engkau memutus perkataan seseorang kecuali
apa yang mereka katakana adalah sesuatu yang dimurkai Allah seperti ghaibah.
Apabila seseorang berkata kepadamu atau meriwayatkan suatu kisah atau cerita
kepadamu padahal apa yang diceritakan itu menurut kamu tidak benar, maka kamu
berkata kepadanya “Tidak benar apa yang engkau katakana” akan tetapi katakanlah
“sesungguhnya yang benar adalah demikian”.
Dan takutlah kamu untuk berlebih-lebihan dalam mengatakan
sesuatu yang tidak penting dan tidak begitu engkau fahami kebenarannya demikian
pulan benyaknya sumpah atas nama Allah. Dan janganlah sekali-kali bersumpah
atas nama Allah kecuali dalam hal yang benar dan sangat dibutuhkan sumpah itu.
Dan takutlah engkau akan dusta/ bohong dalam segala hal karena yang demikian
ini dapat mengurangi iman.
Dan takutlah engkau akan ghibah (menggunjing orang lain) dan
namimah (mengadu domba) dan jauhilah segala perkataan yang kotor dan menahan
dari ucapan yang buruk sebagaimana engkau menahannya dari perkataan yang jelek.
Dan fikirkanlah tentang apa yang engkau ucapkan sebelum engkau melafalkannya.
Apabila suatu kebaikan, maka ucapkanlah dan apabila kejelekan maka diamlah.
Sebagaimana sabda baginda Nabi SAW “Semua kalam bani Adam adalah baginya bukan
untuknya, kecuali dzikir kepada Allah atau amar ma’ruf nahi munkar”. Dan telah
bersabda RasuluLlah SAW, “Allah Ta’ala mengasihi seseorang yang mengucapkan
kebajikan maka menguntungkannya, atau diam dari perkataan buruk maka
menyelamatkannya”.
Dan takutlah kamu agar tidak sekali-kali melangkahkan kaki
kecuali untuk kebaikan atau untuk suatu keperluan/ hahjat. Dan apabila engkau
berjalan, maka janganlah tergesa-gesa dan janganlah engkau sombong dan
membusungkan dada ketika berjalan maka engkau akan jatuh dari pandangan
belas-kasih Allah. Dan janganlah engkau benci jika ada orang berjalan di
depanmu, demikian pula engkau merasa senang kalu orang berjalan di belakangmu
karena yang demikian ini termasuk akhlak orang-orang yang takabur. Dan jangan
banyak menoleh sedang engkau dalam keadaan berjalan dan janganlah engkau
menghentikan langkahmu hanya karena agar mendapatkan keutamaan dari orang
untukmu. Karena sesungguhnya Nabi SAW apabila berjalan seakan tampak seperti
turun dari tempat yang tinggi dan apabila beliau diundang dari belakang maka
beliau berhenti dan tidak menoleh.
Dan wajib bagi kamu ketika duduk, untuk menjaga auratmu. Dan
duduklah menghadap ke arah kiblat dalam keadaan khusyu’ dan janganlah engkau
memperbanyak gerakan ataupun berdiri dari tempat dudukmu.
Dan janganlah engkau
memperbanyak bersin atau menguap di hadapan orang banyak. Dan apabila engkau
terpaksa menguap maka letakkanlah tangan kirimu di depan mulutmu. Dan janganlah
engkau memperbanyak tertawa karena yang demikian ini dapat mematikan hati. Dan
jika engkau mampu menjadikan tertawamu itu sebagai senyuman maka lakukanlah.
Dan janganlah engkau berdiri dari tempat dudukmu hingga engkau mengucapkan
SubhanaKallahumma wabihamdika asyhadu allaa Ilaaha illa Anta astaghfiruKa wa
atuubu ilaiK. Dan sesungguhnya telah datang penjelasan yang mengatakan bahwa
barang siapa yang melakukan hal yang demikian maka Allah akan mengampuni dosa
dalam majlis tertsebut.
Kitab Risalatul Muawanah
Posting Komentar