ﻭﻫﺬﺍ ﻣﻨﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺗﺒﺮﻙ ﺑﺎﻟﻤﻄﺮ ، ﻭﺍﺳﺘﺸﻔﺎﺀ ﺑﻪ ؛ ﻷﻥ ﺍﻟﻠﻪ
ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻗﺪ ﺳﻤﺎﻩ ﺭﺣﻤﺔ ، ﻭﻣﺒﺎﺭﻛﺎ ، ﻭﻃﻬﻮﺭﺍ ، ﻭﺟﻌﻠﻪ ﺳﺒﺐ ﺍﻟﺤﻴﺎﺓ ، ﻭﻣﺒﻌﺪﺍ ﻋﻦ ﺍﻟﻌﻘﻮﺑﺔ ، ﻭﻳﺴﺘﻔﺎﺩ
ﻣﻨﻪ ﺍﺣﺘﺮﺍﻡ ﺍﻟﻤﻄﺮ ، ﻭﺗﺮﻙ ﺍﻻﺳﺘﻬﺎﻧﺔ ﺑﻪ
Praktek dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini
menunjukkan bentuk tabarruk (ngalap berkah) dengan hujan. Dan menjadikannya
sebagai obat. Karena Allah menyebut hujan dengan rahmat, mubarok (berkah), dan
thahur (alat bersuci). Allah jadikan hujan sebagai sebab kehidupan dan tanda
terhindar dari hukuman, yang memberi kesimpulan agar kita menghormati hujan dan
tidak menghina hujan. (al-Mufhim lima Asykala min Talkhis Shahih Muslim,
2/546).
Kemudian dalam hadis lain, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam secara sengaja menghujankan dirinya ketika khutbah di masjid. Anas bin
Malik menceritakan,
ﺛُﻢَّ ﻟَﻢْ ﻳَﻨْﺰِﻝْ ﻋَﻦْ ﻣِﻨْﺒَﺮِﻩِ ﺣَﺘَّﻰ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺍﻟْﻤَﻄَﺮَ
ﻳَﺘَﺤَﺎﺩَﺭُ ﻋَﻠَﻰ ﻟِﺤْﻴَﺘِﻪِ
Kemudian beliau tidak turun dari mimbarnya hingga saya
melihat air hujan menetes dari jenggot beliau. (HR. Bukhari 1033)
Ketika membawakan hadis ini, Imam Bukhari memberikan judul
bab dalam kitab shahinya,
ﺑﺎﺏ ﻣﻦ ﺗﻤﻄﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻄﺮ ﺣﺘﻰ ﻳﺘﺤﺎﺩﺭ ﻋﻠﻰ ﻟﺤﻴﺘﻪ
Bab orang yang menghujankan diri hingga air menetes di
jenggotnya.
Al-Hafidz Ibnu Hajar menilai bahwa tindakan Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam menghujankan diri beliau adalah suatu kesengajaan, dan bukan
kebetulan. Karena andai beliau tidak sengaja, tentu beliau akan menyelesaikan
khutbahnya ketika mendung kemudian berteduh. Namun beliau terus melanjutkan
khutbahnya, ketika hujan turun, sampai membasahi jenggot beliau. (Simak Fathul
Bari, 2/520).
Demikian pula yang dilakukan oleh para sahabat. Mereka
hujan-hujanan dalam rangka tabarruk ( ngalap/mengambil berkah.)
Ibnu Abi Syaibah menyebutkan beberapa riwayat dari para
sahabat, dan beliau memberikan judul bab,
ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻳﺘﻤﻄّﺮ ﻓِﻲ ﺃﻭّﻝِ ﻣﻄﺮﺓٍ
Orang yang hujan-hujanan ketika pertama kali turun hujan.
Selanjutnya Ibnu Abi Syaibah menyebutkan beberapa riwayat
berikut,
ﻋَﻦ ﺑُﻨَﺎﻧَﺔَ ، ﺃَﻥَّ ﻋُﺜْﻤَﺎﻥَ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺘَﻤَﻄَّﺮُ ﻓِﻲ ﺃَﻭَّﻝِ
ﻣَﻄْﺮَﺓٍ
Dari Bunanah, bahwa Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu
hujan-hujanan di awal turunnya hujan.
ﻋَﻦِ ﺍﺑْﻦِ ﺃَﺑِﻲ ﻣُﻠَﻴْﻜَﺔَ ، ﺃَﻥَّ ﺍﺑْﻦَ ﻋَﺒَّﺎﺱٍ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺘَﻤَﻄَّﺮُ
، ﻳُﺨْﺮِﺝُ ﺛِﻴَﺎﺑَﻪُ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﺨْﺮِﺝَ ﺳَﺮْﺟَﻪُ ﻓِﻲ ﺃَﻭَّﻝِ ﻣَﻄْﺮَﺓٍ
Dari Ibnu Abi Mulaikah bahwa Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma
hujan-hujanan, beliau mengeluarkan pakaiannya, hingga pelananya di awal
turunnya hujan.
ﻋَﻦْ ﻋَﻠِﻲٍّ ، ﺃَﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﺇﺫَﺍ ﺭﺃﻯ ﺍﻟْﻤَﻄَﺮَ ﺧَﻠَﻊَ ﺛِﻴَﺎﺑَﻪُ
ﻭَﺟَﻠَﺲَ ، ﻭَﻳَﻘُﻮﻝُ : ﺣﺪِﻳﺚُ ﻋَﻬْﺪٍ ﺑِﺎﻟْﻌَﺮْﺵِ
Dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu, bahwa apabila
beliau melihat hujan, beliau melepas bajunya lalu duduk. Sambil mengatakan,
“Baru saja datang dari Arsy.” (Mushannaf Ibn Abi Syaibah, 8/554).
Ust. Dafid Fuadi (Direktur Aswaja NU Center Kabupaten
Kediri)
Posting Komentar