Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Ngalap Barokah Air Hujan (2)

Ngalap Barokah Air Hujan (2)

Al-Qurthubi mengatakan,

ﻭﻫﺬﺍ ﻣﻨﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺗﺒﺮﻙ ﺑﺎﻟﻤﻄﺮ ، ﻭﺍﺳﺘﺸﻔﺎﺀ ﺑﻪ ؛ ﻷﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻗﺪ ﺳﻤﺎﻩ ﺭﺣﻤﺔ ، ﻭﻣﺒﺎﺭﻛﺎ ، ﻭﻃﻬﻮﺭﺍ ، ﻭﺟﻌﻠﻪ ﺳﺒﺐ ﺍﻟﺤﻴﺎﺓ ، ﻭﻣﺒﻌﺪﺍ ﻋﻦ ﺍﻟﻌﻘﻮﺑﺔ ، ﻭﻳﺴﺘﻔﺎﺩ ﻣﻨﻪ ﺍﺣﺘﺮﺍﻡ ﺍﻟﻤﻄﺮ ، ﻭﺗﺮﻙ ﺍﻻﺳﺘﻬﺎﻧﺔ ﺑﻪ

Praktek dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini menunjukkan bentuk tabarruk (ngalap berkah) dengan hujan. Dan menjadikannya sebagai obat. Karena Allah menyebut hujan dengan rahmat, mubarok (berkah), dan thahur (alat bersuci). Allah jadikan hujan sebagai sebab kehidupan dan tanda terhindar dari hukuman, yang memberi kesimpulan agar kita menghormati hujan dan tidak menghina hujan. (al-Mufhim lima Asykala min Talkhis Shahih Muslim, 2/546).

Kemudian dalam hadis lain, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam secara sengaja menghujankan dirinya ketika khutbah di masjid. Anas bin Malik menceritakan,

ﺛُﻢَّ ﻟَﻢْ ﻳَﻨْﺰِﻝْ ﻋَﻦْ ﻣِﻨْﺒَﺮِﻩِ ﺣَﺘَّﻰ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺍﻟْﻤَﻄَﺮَ ﻳَﺘَﺤَﺎﺩَﺭُ ﻋَﻠَﻰ ﻟِﺤْﻴَﺘِﻪِ

Kemudian beliau tidak turun dari mimbarnya hingga saya melihat air hujan menetes dari jenggot beliau. (HR. Bukhari 1033)

Ketika membawakan hadis ini, Imam Bukhari memberikan judul bab dalam kitab shahinya,

ﺑﺎﺏ ﻣﻦ ﺗﻤﻄﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻄﺮ ﺣﺘﻰ ﻳﺘﺤﺎﺩﺭ ﻋﻠﻰ ﻟﺤﻴﺘﻪ

Bab orang yang menghujankan diri hingga air menetes di jenggotnya.

Al-Hafidz Ibnu Hajar menilai bahwa tindakan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menghujankan diri beliau adalah suatu kesengajaan, dan bukan kebetulan. Karena andai beliau tidak sengaja, tentu beliau akan menyelesaikan khutbahnya ketika mendung kemudian berteduh. Namun beliau terus melanjutkan khutbahnya, ketika hujan turun, sampai membasahi jenggot beliau. (Simak Fathul Bari, 2/520).

Demikian pula yang dilakukan oleh para sahabat. Mereka hujan-hujanan dalam rangka tabarruk ( ngalap/mengambil berkah.)

Ibnu Abi Syaibah menyebutkan beberapa riwayat dari para sahabat, dan beliau memberikan judul bab,

ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻳﺘﻤﻄّﺮ ﻓِﻲ ﺃﻭّﻝِ ﻣﻄﺮﺓٍ

Orang yang hujan-hujanan ketika pertama kali turun hujan.

Selanjutnya Ibnu Abi Syaibah menyebutkan beberapa riwayat berikut,

ﻋَﻦ ﺑُﻨَﺎﻧَﺔَ ، ﺃَﻥَّ ﻋُﺜْﻤَﺎﻥَ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺘَﻤَﻄَّﺮُ ﻓِﻲ ﺃَﻭَّﻝِ ﻣَﻄْﺮَﺓٍ

Dari Bunanah, bahwa Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu hujan-hujanan di awal turunnya hujan.

ﻋَﻦِ ﺍﺑْﻦِ ﺃَﺑِﻲ ﻣُﻠَﻴْﻜَﺔَ ، ﺃَﻥَّ ﺍﺑْﻦَ ﻋَﺒَّﺎﺱٍ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺘَﻤَﻄَّﺮُ ، ﻳُﺨْﺮِﺝُ ﺛِﻴَﺎﺑَﻪُ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﺨْﺮِﺝَ ﺳَﺮْﺟَﻪُ ﻓِﻲ ﺃَﻭَّﻝِ ﻣَﻄْﺮَﺓٍ

Dari Ibnu Abi Mulaikah bahwa Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma hujan-hujanan, beliau mengeluarkan pakaiannya, hingga pelananya di awal turunnya hujan.

ﻋَﻦْ ﻋَﻠِﻲٍّ ، ﺃَﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﺇﺫَﺍ ﺭﺃﻯ ﺍﻟْﻤَﻄَﺮَ ﺧَﻠَﻊَ ﺛِﻴَﺎﺑَﻪُ ﻭَﺟَﻠَﺲَ ، ﻭَﻳَﻘُﻮﻝُ : ﺣﺪِﻳﺚُ ﻋَﻬْﺪٍ ﺑِﺎﻟْﻌَﺮْﺵِ

Dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu, bahwa apabila beliau melihat hujan, beliau melepas bajunya lalu duduk. Sambil mengatakan, “Baru saja datang dari Arsy.” (Mushannaf Ibn Abi Syaibah, 8/554).



Ust. Dafid Fuadi (Direktur Aswaja NU Center Kabupaten Kediri)
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger