Pembawa Kafannya Sendiri adalah julukan untuk
Muhammad ibn Yahya Abu Said. Demikian kisahnya sebagaimana dituturkan oleh Abu
Bakar Ahmad ibn Ali ibn Tsabit berikut ini:
Kami mendengar kabar berita, bahwa Pembawa
Kafan Sendiri telah meninggal dunia, kemudian dia dimandikan, dikafani
dishalati dan dikebumikan. Ketika telah gelap, seorang penggali kubur
mengendap-endap untuk menggali kubur yang masih baru itu dan mengambil
kafannya. Namun ketika kain kafan dilepaskan, si mayat malah bangun dan
berdiri, tentu saja si pencuri mengambil langkah seribu dan takut setengah
mati.
Setelah bangun, Muhammad keluar dari kuburnya, sementara kain kafan masih
menempel di badannya. Dia berjalan menuju rumah keluarganya yang masih berduka
karena sedih atas kematiannya. Sesampainya disana, dia mengetuk pintu dan
mereka yang di dalam bertanya, “Siapa Anda?”
Jawab pengetuk,”Aku adalah Muhammad.”
“Kami tidak akan membukakan pintu sampai jawabanmu lebih jelas,” jawab mereka
yang di dalam.
“Demi Allah, bukakan pintunya, aku adalah Muhammad ayah kalian.” Mendengar
jawaban itu, mereka membuka pintu setelah mengenali suara itu duka nestapa yang
menyelimuti keluarga itu seketika sirna dan berubah menjadi kebahagiaan.
Sejak saat itu Muhammad dikenal dengan panggilan si pembawa kafannya sendiri.
Dalam kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah disebutkan, “Kemudian Muhammad menuturkan
peristiwa yang menimpanya dan perbuatan penjahat penggali kubur”.
Sepertinya Muhammad belum meninggal dunia, hanya nafasnya terhenti sementara.
Dengan daya dan kekuatan-Nya, Allah mengutus penggali kubur itu, lalu dia
membuka kuburnya. Setelah keluar dari kuburnya Muhammad hidup lama sekali dan
baru meninggal pada tahun 299 H.
Habib Sholeh bin Ahmad bin
Salim Al Aydrus
Posting Komentar