Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Syarat-syarat Mencari Ilmu

Syarat-syarat Mencari Ilmu

ﺍَﻻَ ﻻَﺗَﻨَﺎﻝُ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ ﺍِﻻَّ ﺑِﺴِﺘَّﺔٍ # ﺳَﺄُﻧْﺒِﻴْﻚَ ﻋَﻦْ ﻣَﺠْﻤُﻮْﻋِﻬَﺎ ﺑِﺒَﻴَﺎﻥٍ ﺫُﻛَﺎﺀٍ ﻭَﺣِﺮْﺹٍ ﻭَﺍﺻْﻄِﺒَﺎﺭٍﻭَﺏٍﺔَﻐْﻟُ # ﻭَﺍِﺭْﺷَﺎﺩُ ﺍُﺳْﺘَﺎﺫٍ ﻭَﻃُﻮْﻝِ ﺯَﻣَﺎﻥٍ

Elingo dak kasil ilmu anging nem perkoro. bakal tak ceritaake kumpule kanti perteo. rupane limpat loba sobar ono sangune. lan piwulange guru lan sing suwe mangsane

Ingatlah..... tidak akan kalian mendapatkan ilmu yang manfaat kecuali dengan enam  syarat, yaitu cerdas, semangat, sabar, biaya, petunjuk ustadz, dan waktu yang lama. Keterangan Ilmu yang manfaaat adalah ilmu yang bisa menghantarkan pemiliknya pada ketakwaan kepada Allah subhanahu wataala,ilmu yang adalah nur ilahi yang hanya diperuntukkan bagi hamba-hambanya yang soleh, ilmu manfaat inilah yang tidak mungkin bisa di dapatkan kecuali dengan adanya enam syarat yang harus di lengkapi para pencarinya. 

Adapaun 6 syarat tersebut adalah :

1. Cerdas

Artinya kemampuan untuk menangkap ilmu, bukan berarti IQ harus tinggi, walaupun dalam mencari ilmu IQ yang tinggi sangat menentukan sekali, asal akalnya mampu menangkap ilmu maka berarti sudah memenuhi syarat pertama ini. Berbeda dengan orang gila atau orang yang ideot yang memang akalnya sudah tidak bisa menerima ilmu maka sulitlah mereka mendapatkan ilmu manfaat.

Namun perlu di ingat bahwa kecerdasan adalah bukan sesuatu yang tidak bisa meningkat,kalau menurut orang-orang tua, akal kita adalah laksana pedang,semakin sering di asah dan di pergunakan maka pedang akan semakin mengkilat dan tajam,adapun bila di diamkan maka akan karatan dan tumpul,begitupula akal kita semakin sering dibuat untuk berfikir dan mengaji maka akal kita akan semakin tajam daya tangkapnya dan bila di biarkan maka tumpul tidak akan mampu menerima ilmu apapun juga.

2. Semangat

Artinya sungguh- sungguh dengan bukti ketekunan, mencari ilmu tanpa kesemangatan dan ketekunan tidak akan menghasilkan apa- apa, apalagi ilmu agama adalah sesuatu yang mulia yang tidak akan dengan mudah bisa di dapatkan,oleh karenanya banyak orang mencari ilmu tapi yang berhasil sangat sedikit di banding yang tidak berhasil.

mencari ilmu itu sulit, apa yang kemarin di hafalkan belum tentu sekarang masih bisa hafal,padahal apa yang di hafal kemarin masih berhubungan dengan pelajaran hari ini, ahirnya pelajaran hari inipun berantakan karena hilangnya pelajaran kemarin,maka tanpa kesemangatan dan ketekunan sangat sulit kita mendapatkan apa yang seharusnya kita dapatkan dalam tolabul ilmi.

3. Sabar

Artinya tabah menghadapi cobaan dan ujian dalam mencari ilmu. Orang yang mencari ilmu adalah orang yang mencari jalan lurus menuju penciptanya, oleh karena itu syetan sangat membenci pada mereka,apa yang di kehendaki syetan adalah agar tidak ada orang yang mencari ilmu, tidak ada orang yang akan mengajarkan pada umat bagaimana cara beribadah dan orang yang akan menasehti umat agar tidak tergelincir kemaksiatan,maka syetan sangat bernafsu sekali menggoda pelajar agar gagal dalam pelajarannya,digodanya mereka dengan suka pada lawan jenis, dengan kemelaratan, dan lain-lain.

4. Biaya

Artinya orang mengaji perlu biaya seperti juga setiap manusia hidup yang memerlukannya, tapi jangan difahami harus punya uang apalagi uang yang banyak. Biaya disini hanya kebutuhan kita makan minum sandang dan papan secukupnya,pun tidak harus merupakan bekal materi.

Dalam sejarah kepesantrenan dari zaman sahabat nabi sampai zaman ulama terkemuka kebanyakan para santrinya adalah orang-orang yang tidak mampu,seperti Abu Hurairoh sahabat Nabi seorang perawi hadist terbanyak adalah orang yang sangat fakir, Imam Syafi'i adalah seorang yatim yang papa, dan banyak lagi kasus contohnya. Biaya disini bisa dengan mencari sambil khidmah atau bekerja yang tidak mengganggu belajar.

5. Petunjuk ustadz (guru)

Artinya orang mengaji harus digurukan tidak boleh dengan belajar sendiri. Ilmu agama adalah warisan para nabi bukan barang hilang yang bisa di cari di kitab- kitab. Dalam sebuah makalah, “barang siapa belajar tanpa guru maka gurunya adalah syetan”, dan ada pula makalah ﻟﻘﺎﻝ ﻣﻦ ﻗﺎﻝ ﺑﻤﺎﺷﺎﺀ ﺍﻟﺴﻨﺪ ﻟﻮﻻ “andai tidak ada sanad (pertalian murid dan guru) maka akan berkata orang yang berkata (tentang agama) sekehendak hatinya”.

Kita bisa melihat sejarah penurunan wahyu dan penyampaiannya kepada para sahabat,betapa Nabi setiap bulan puasa menyimakkan Al-Qur'an kepada jibril dan sebaliknya, kemudian Nabi menyampaikan kepada para sahabat,sahabat menyampaikan kepada para tabi'in, lalu para tabi'in menyampaikan pada tabi'i at- tabi'in dan seterusnya kepada ulama salaf,lalu ulama kholaf, lalu ulama mutaqoddimin lalu ulama muta'akhirin dan seterusnya sampai pada umat sekarang ini. Jadi ilmu yang kita terima sekarang ini adalah ilmu yang bersambung sampai Nabi dan sampai kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

Jadi sangat jelas sekali bahwa orang yang belajar harus lewat bimbingan seorang guru, guru yang bisa menunjukkan apa yang dikehendaki oleh sebuah pernyataan dalam sebuah ayat atau hadis atau ibarat kitab salaf, karena tidak semua yang tersurat mencerminkan apa yang tersirat dalam pernyataan,

6. Lama

Artinya orang belajar perlu waktu yang lama. Lama disini bukan berarti tanpa target, sebab orang belajar harus punya target. Tanpa target akan hampa dan malaslah kita belajar,



Kajian Kitab Alala
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger