Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Begitulah di setiap surat Al Qur’an (kecuali surat At Taubah)
dituliskan kalimat Basmallah. Allah Maha Penyayang. Sebetulnya Allah
benar-benar menyayangi/mencintai hambaNya. Beda sifat Ar Rahman(Maha Pengasih)
dengan Ar Rahiim (Maha Penyayang) adalah sifat Ar Rahman (Maha Pengasih)
meliputi seluruh makhluk Allah baik yang beriman mau pun yang kafir. Allah
memberikan alam semesta ini seperti air, udara, bumi dan sebagainya ke semua
makhluknya tanpa pandang bulu.
Ada pun sifat Ar Rahim (Maha Penyayang) itu
adalah khusus bagi hamba-hamba Allah yang beriman. Hamba Allah yang saleh:
“Sungguh Allah lebih
penyayang terhadap hamba-hamba-Nya daripada seorang ibu terhadap anak bayinya”
[HR Bukhari dan Muslim]
قُلْ يَاعِبَادِي الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لاَتَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: “Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang” (QS Az Zumar: 53)
Allah menurunkan 1% dari rahmatnya ke dunia. Dengan 1% rahmat saja seekor
binatang pun mengangkat kakinya karena khawatir menginjak anaknya. Ada pun 99%
lagi akan diberikan nanti di akhirat:
Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: “Saya
mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Allah menjadikan kerahmatan itu sebanyak
seratus bagian, olehNya ditahanlah yang sembilan puluh sembilan dan
diturunkanlah ke bumi yang satu bagian saja. Maka dari kerahmatan yang satu
bagian itu sekalian makhluk dapat saling sayang-menyayangi, sehingga seekor
binatangpun pasti mengangkat kakinya dari anaknya karena takut kalau akan
mengenai -menginjak- anaknya itu.”
Dalam riwayat lain disebutkan: “Sesungguhnya
Allah Ta’ala memiliki sebanyak seratus kerahmatan dan olehNya diturunkanlah
satu bagian dari seratus kerahmatan itu untuk diberikan kepada golongan jin,
manusia, binatang dan segala yang merayap. Maka dengan satu kerahmatan itu
mereka dapat saling kasih mengasihi, dengannya pula dapat sayang menyayangi,
bahkan dengannya pula binatang buas itu menaruh iba hati kepada anaknya. Allah
mengakhirkan yang sembilan puluh sembilan kerahmatan itu yang dengannya Allah
akan merahmati hamba-hambaNya pada hari kiamat.” (Muttafaq ‘alaih)
Rahmat Allah mendahului murkaNya sebagaimana Allah Azza wajalla
berfirman (hadits Qudsi): “RahmatKu mendahului murkaKu.” (HR. Muslim)
Kasih sayang Allah tergambar dari hadits di bawah:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلى الله عليه وسلم فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ: فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَةَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ، وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَة
[رواه البخاري ومسلم في صحيحهما بهذه الحروف]
Dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhu, dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau meriwayatkan dari Tuhannya,
Tabaaraka wa ta’aala. Firman-Nya: “Sesungguhnya Allah telah menetapkan nilai
kebaikan dan kejahatan, kemudian Dia menjelaskannya. Maka siapa berniat
mengerjakan kebaikan tetapi tidak dikerjakannya, Allah mencatatnya sebagai satu
kebaikan yang sempurna. Jika ia berniat untuk berbuat kebaikan lalu ia
mengerjakannya, Allah mencatatnya sebagai 10 sampai 700 kali kebaikan atau
lebih banyak lagi. Jika ia berniat melakukan kejahatan, tetapi ia tidak
mengerjakannya, Allah mencatatkan padanya satu kebaikan yang sempurna. Jika ia
berniat melakukan kejahatan lalu dikerjakannya, Allah mencatatnya sebagai satu
kejahatan”. [HR. Bukhari dan Muslim dalam Kitab Shahihnya dengan redaksi
yang sama]
Jika Allah tidak penyayang dan sekadar membalas 1 kebaikan dengan 1 pahala, berapa banyak manusia yang masuk surga?
Kasih sayang Allah terpancar dari Hadits Qudsi (Firman Allah yang tidak dicantumkan dalam Al Qur’an, tetapi di Hadits dengan redaksi dari Nabi):
عَنْ أَبِي ذَرٍّ اْلغِفَارِي, عَنْ النّبِيّ صلى الله عليه وسلم. فِيمَا رَوَىَ عَنِ اللّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَىَ أَنّهُ قَالَ: «يَا عِبَادِي إِنّي حَرّمْتُ الظّلْمَ عَلَىَ نَفْسِي. وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرّماً. فَلاَ تَظَالَمُوا.
يَا عِبَادِي كُلّكُمْ ضَالّ إِلاّ مَنْ هَدَيْتُهُ. فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ. يَا عِبَادِي كُلّكُمْ جَائِعٌ إِلاّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ. فَاسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ.
يَا عِبَادِي كُلّكُمْ عَارٍ إِلاّ مَنْ كَسَوْتُهُ. فَاسْتَكْسُونِي أَكْسُكُمْ.
يَا عِبَادِي إِنّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللّيْلِ وَالنّهَارِ, وَأَنَا أَغْفِرُ الذّنُوبَ جَمِيعاً. فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرُ لَكُمْ.
يَا عِبَادِي إِنّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضَرّي فَتَضُرّونِي. وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُونِي.
يَا عِبَادِي لَوْ أَنّ أَوّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ, وَإِنْسَكُمْ وَجِنّكُمْ. كَانُوا عَلَىَ أَتْقَىَ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ. مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئاً.
يَا عِبَادِي لَوْ أَنّ أَوّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ. وَإِنْسَكُمْ وَجِنّكُمْ. كَانُوا عَلَىَ أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ. مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئاً. يَا عِبَادِي لَوْ أَنّ أَوّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ. وَإِنْسَكُمْ وَجِنّكُمْ. قَامُوا فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِي. فَأَعْطَيْتُ كُلّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ. مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمّا عِنْدِي إِلاّ كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ.
يَا عِبَادِي إِنّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ. ثُمّ أُوَفّيكُمْ إِيّاهَا. فَمَنْ وَجَدَ خَيْراً فَلْيَحْمَدِ اللّهَ. وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُومَنّ إِلاّ نَفْسَهُ».
Dari Abu Dzarr al-Ghifary RA., dari Nabi SAW.,
dalam apa yang diriwayatkannya dari Rabb-nya ‘Azza Wa Jalla bahwasanya Dia
berfirman,
“Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya telah Aku haramkan atas diri-Ku perbuatan zhalim dan Aku jadikan ia diharamkan di antara kamu; maka janganlah kalian saling berbuat zhalim.
“Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya telah Aku haramkan atas diri-Ku perbuatan zhalim dan Aku jadikan ia diharamkan di antara kamu; maka janganlah kalian saling berbuat zhalim.
Wahai para hamba-Ku, setiap kalian adalah sesat
kecuali orang yang telah Aku beri petunjuk; maka mintalah petunjuk kepada-Ku,
niscaya Aku beri kalian petunjuk.
Wahai para hamba-Ku, setiap kalian itu adalah
lapar kecuali orang yang telah Aku beri makan; maka mintalah makan kepada-Ku,
niscaya Aku beri kalian makan.
Wahai para hamba-Ku, setiap kalian adalah
telanjang kecuali orang yang telah Aku beri pakaian; maka mintalah pakaian
kepada-Ku, niscaya Aku beri kalian pakaian.
Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat
kesalahan di malam dan siang hari sedangkan Aku mengampuni semua dosa; maka
minta ampunlah kepada-Ku, niscaya Aku ampuni kalian.
Wahai para hamba-Ku sesungguhnya kalian tidak
akan mampu menimpakan bahaya kepada-Ku sehingga kalian bisa membayakan-Ku dan
tidak akan mampu menyampaikan manfa’at kepada-Ku sehingga kalian bisa memberi
manfa’at pada-Ku.
Wahai para hamba-Ku, andaikata hati generasi
terdahulu dan akhir dari kalian, golongan manusia dan jin kalian sama seperti
hati orang paling takwa di antara kamu (mereka semua adalah ahli kebajikan dan
takwa), maka hal itu (keta’atan yang diperbuat makhluk-red.,) tidaklah menambah
sesuatu pun dari kekuasaan-Ku
Wahai para hamba-Ku, andaikata hati generasi
terdahulu dan akhir dari kalian, golongan manusia dan jin kalian sama seperti
hati orang paling fajir (bejad) di antara kalian (mereka semua ahli maksiat dan
bejad), maka hal itu (kemaksiatan yang mereka perbuat-red.,) tidaklah
mengurangi sesuatu pun dari kekuasaan-Ku.
Wahai para hamba-Ku, andaikata generasi terdahulu
dan akhir dari kalian, golongan manusia dan jin kalian berada di bumi yang satu
(satu lokasi), lalu meminta kepada-Ku, lantas Aku kabulkan permintaan
masing-masing mereka, maka hal itu tidaklah mengurangi apa yang ada di sisi-Ku
kecuali sebagaimana jarum bila dimasukkan ke dalam lautan.
Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya ia hanyalah
perbuatan-perbuatan kalian yang aku perhitungkan bagi kalian kemudian Aku
cukupkan buat kalian.
Barangsiapa yang mendapatkan kebaikan, maka hendaklah ia memuji Allah dan barangsiapa yang mendapatkan selain itu, maka janganlah ia mencela selain dirinya sendiri.”(HR.Muslim)
Barangsiapa yang mendapatkan kebaikan, maka hendaklah ia memuji Allah dan barangsiapa yang mendapatkan selain itu, maka janganlah ia mencela selain dirinya sendiri.”(HR.Muslim)
FP Media Islam
Posting Komentar