Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Menjauhi Barang Haram

Menjauhi Barang Haram

Sifat amanah Rasulullah tidak hanya tercermin dari perilaku beliau sehari-hari, tapi juga menular pada para sahabatnya. Salah satu ceritanya adalah ketika Rasulullah mengangkat seseorang untuk mengurus zakat dari orang muslim.

Setelah mengambil titipan zakat, orang itu datang untuk melaporkan hasilnya. Ketika sedang melaporkan itulah dia memberitahukan bahwa dirinya diberi hadiah oleh para pemberi zakat. Seketika itu juga Rasulullah langsung berkhutbah di depan para sahabat di masjid. Di antara khutbahnya, beliau dengan tegas melarang para sahabat untuk menerima hadiah ketika sedang mengurusi zakat.

Cerita yang kedua, seorang sahabat yang lain diutus untuk mengambil zakat ke orang-orang Yahudi, terutama karena orang-orang itu memiliki kebun kurma yang luas dan bagus. Ketika sahabat itu datang ke kebun kurma, orang Yahudi itu mencoba memberi hadiah perhiasan emas agar sahabat tadi meringankan taksiran zakatnya. Karena sifat amanah yang sudah melekat itu, maka sahabat tadi menolak pemberian itu.

Pertama, karena sahabat tadi benar-benar memahami ayat Alquran berikut:

…Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka, … Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil. (QS Al-Maidah: 42)

Kedua, sebab sahabat itu menyadari bahwa semua perhiasan emas itu adalah barang suapan, dan semua barang suapan itu hukumnya haram. Maka ketika orang Yahudi tersebut mendengar pendirian sahabat tadi, orang Yahudi itu mengatakan bahwa dengan sifat inilah langit dan bumi dapat tegak berdiri.

Tidak akan masuk surga sepotong daging yang tumbuh dari barang yang haram. Sedangkan bagi kita bangsa Indonesia, kita harus sadar bahwa kelemahan utama bangsa ini adalah jika berkaitan dengan uang. Bahkan ada banyak sekali kisah tentang seseorang yang rajin shalatnya, rajin puasanya, tapi karena memiliki gaji kecil, maka dia tetap saja terjerumus pada uang-uang yang haram.

Akhirnya, kita akan membangun hidup kita dengan sesuatu yang haram. Pertanyaannya, bila struktur tubuh kita ini haram, bagaimana mungkin kita bisa hidup dengan tenang dan berharap masuk surga kelak?




Ust. Hamid
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger