Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Seluruh Alam Bersholawat Pada Nabi (1)

Seluruh Alam Bersholawat Pada Nabi (1)

Di sudut pagi, Rasulullah tampak sangat ceria dan berseri-seri. Lalu, sahabat menanyakan kepadanya tentang apa yang membuat beliau terlihat gembira. Kemudian Nabi menjawab bahwa Jibril telah datang kepadanya dan berpesan, “Hai Muhammad jika ada seseorang memberi shalawat kepadamu sekali, maka Allah akan bershalawat untuk orang itu 10 kali, dan akupun akan bershalawat untuk orang itu 10 kali.”

Rasulullah bersabda, “Jika seorang berkirim salam kepada Allah untukku, maka Allah akan mengembalikan ruhku kepada tubuhku dan aku akan menjawab salam orang itu.” Lalu para sahabat bertanya, “Jika engkau sudah mati, maka tubuhmu akan membusuk dan hancur, lalu engkau akan kembali ke tubuh yang mana?” Rasul menjawab, “sesungguhnya Allah telah mengharamkan kepada bumi untuk memakan hancur tubuh nabi.” Hadis ini diambil dari hadis shahih, dapat dilihat dalam Fiqhu Sunnah karya Syekh Sayid Sabiq.

Sebagian ulama berpendapat bahwa jasad Nabi masih utuh dan tidak hancur sedikit pun hingga saat ini. Kalau ada seseorang yang bershalawat kepadanya, maka Allah akan mengembalikan ruhnya kepada jasadnya untuk bershalawat kepada orang yang telah memberinya shalawat itu. Dari ruh Nabi itu memancarkan gelombang energi cinta kepada orang yang bershalawat, berziarah dan berdoa untuk dirinya.

Seseorang tidak memerlukan pengetahuan yang tinggi tentang sejarah Nabi dan pengetahuan tentang ajaran Islam untuk mendapatkan energi itu, karena energi Nabi itu akan hadir begitu saja sehingga menimbulkan gejolak emosional yang tak tertahankan. Maka, wajarlah jika kemudian banyak orang menangis terharu ketika mengucapkan shalawat kepada Nabi, apalagi ketika mereka menziarahi kuburan beliau di Madinah.

Tidak hanya Allah, para malaikat dan hamba-hamba-Nya yang saleh saja yang bershalawat kepada Nabi, tetapi semua makhluk yang lain pun melakukan hal yang sama. Alam pun ikut memberi shalawat. Seperti, awan yang selalu melindungi Rasul kemana pun beliau pergi, sehingga beliau tidak kepanasan dalam perjalanan. Peristiwa ini terjadi ketika beliau pergi bersama pamannya, Abu Thalib untuk berdagang ke Syam (Syiria). Ini merupakan bentuk ketundukan dan penghormatan alam kepada khairu anam (sebaik-baiknya manusia).

Demikian juga ketika Nabi akan menggunakan sepatu panjangnya untuk keluar rumah. Tiba-tiba seekor elang besar menyambar sepatu Nabi dan menerbangkan sepatu itu ke udara. Para sahabat yang menyaksikan peristiwa itu langsung berusaha untuk memanah elang itu, karena dianggap kurang ajar kepada Nabi. Namun, Nabi melarang memanah elang tersebut. Bebarapa saat kemudian, elang itu mengayun-ayunkan dan membalingkan sepatu itu di udara hingga keluar ular gurun berbisa dari dalam sepatu. Ular tersebut terlempar ke tanah dan sepatu itu pun jatuh menyusul kemudian.

Ternyata, elang pun mampu menunjukan penghormatan dan penyelamatan untuk menjaga Rasulullah SAW. Sang elang tak mau melihat seekor ular berbisa menggigit kaki Nabi, hingga secepat kilat menyambar sepatu itu.



Ust Halim Ambiya
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger