Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda: ‘Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai’
Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda, “Orang yang paling aku cintai dan paling dekat kepadaku
di antara kalian di akhirat kelak adalah orang yang paling baik akhlaknya.
Orang yang paling kubenci dan paling jauh dariku di akhirat adalah orang yang
paling buruk akhlaknya, yaitu orang yang banyak bicara, suka ngobrol dan suka
melecehkan orang lain” (HR Ahmad)
Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda, “mencela seorang muslim adalah kefasikan, dan membunuhnya
adalah kekufuran”. (HR Muslim)
Dalam riwayat Anas bin Mlaik, Nabi
bersabda, “Anakku! Jika kamu mampu pada pagi dan sore hari, dan dihatimu
tidak ada kedengkian pada seseorang maka lakukanlah itu”
Lalu Nabi bersabda lagi, “Anakku!
Yang demikian itu adalah diantara sunnahku. Siapa saja yang menghidupkan
sunnahku maka dia sungguh telah mencintaiku. Siapa saja yang mencintaiku maka
dia akan bersamaku di surga kelak” (HR Tirmidzi)
Alkisah di negeri Arab ada seorang
janda miskin yang mempunyai anak. Karena anaknya menangis kelaparan, janda itu
terpaksa harus keluar rumah untuk mencari uang. Di depan sebuah masjid, dia
bertemu seorang muslim dan meminta bantuannya, “Anakku yatim dan kelaparan,
aku minta pertolonganmu” kata janda itu menghiba.
“Mana buktinya?” tanya lelaki
muslim itu.
Janda itu tidak dapat membuktikan
karena dia sendiri orang asing di tempat itu. Akhirnya lelaki itu tidak
menolongnya.
Setelah itu, janda miskin itu
bertemu dengan orang Majusi. Dia pun meminta bantuannya. Orang Majusi itu
mengajak ke rumahnya, memuliakannya dan memberinya uang dan pakaian.
Pada malam harinya, lelaki muslim
yang menolak menolong itu bermimpi berjumpa dengan Rasulullah. Semua orang
mendatangi Nabi dan beliau menyambut mereka dengan baik. Ketika tiba giliran
lelaki itu menghadap Rasulullah, beliau mengusirnya dan menyuruhnya pergi.
Lelaki itu berteriak, “Ya
Rasulullah, aku ini umatmu yang mencintaimu juga”
Rasulullah bertanya, “Mana
buktinya?”
Lelaki itu tersadar, Rasulullah
menyindirnya karena dia telah meminta bukti saat dimintai pertolongan. Dia
menangis, Rasulullah lalu menunjukkan sebuah taman indah dan hunian indah di
surga.“Lihat ini,” tutur Rasulullah.
“Seharusnya semua ini kuberikan
kepada mu. Tetapi karena kau tidak menolong janda dan anak yatim itu, kuberikan
semua ini pada seorang Majusi”
Pagi harinya lelaki itu terbangun.
Dia mencari janda miskin itu. Ternyata dia menemukannya sedang berada di rumah
seorang Majusi. “Ikutlah kau bersamaku,” pinta lelaki itu pada si janda.
Tetapi orang Majusi tidak mau menyerahkannya. "Aku akan beri kau ribuan
dinar asal kau mau menyerahkannya,” pinta si lelaki muslim.
Orang Majusi itu tetap tidak mau.
Lelaki itu akhirnya jengkel dan berkata. “Janda ini orang Islam. Seharusnya
yang menolongnya sesama muslim juga!”
Orang Majusi itu lalu bercerita, “Tadi
malam aku bermimpi bertemu Rasulullah. Dia mengatakan akan memberikan kepadaku
surga yang semula akan diberikan kepadamu. Ketahuilah, pagi ini ketika aku
terbangun, aku langsung masuk Islam dan menjadi pengikutnya karena aku telah
menunjukkan bukti bahwa aku adalah salah seorang pencintanya”
Begitulah. Cinta laksana air
mengalir yang memindahkan seluruh sifat dan karakter kekasih kepada yang
mencintainya. Bukti nyata kita mencintai Rasulullah adalah meneladani akhlaknya
dan setia mengikuti sunnahnya.
Ust. Zon Jonggol
Posting Komentar