Sesungguhnya taqwa itu pesan Allah kepada seluruh ummat
manusia sepanjang zaman, dari waktu ke waktu, umat berganti umat, kurun
berganti kurun sejak manusia diciptakan. Karenanya, Allah mengutus
para rasul sebagai contoh dan tauladan ketaqwaan dan kesalehan.
Allah juga memberi meraka ke-ma`ashum-an, dan sifat shiddiq,
amanah, tabligh, dan fathonah. Dan Allah turunkan kitab-kitab kepada mereka
sebagai panduan hidup dan kehidupan ummatnya yang bertaqwa. Di dalam tafsir
Ibnu Katsir diterangkan bahwa Allah menurunkan 313 rasul dan 124 000 ribu
nabi.
Diantara para rasul yang djadikan teladan adalah Nabi
Ibrahim As, dalam kesempatan Idul Adlha ini sangat penting kita ingat kita
sebut dan kita renungkan kembali kemudian kita teladani.Ibrahim AS. selain
beliau nabi pilihan yang mendapat gelar kholilullah (kekasih Allah) juga
disebut Abul anbiya (bapak dari para Nabi) karena Nabi-nabi sesudah beliau
adalah dari zduriyahnya (keturunannya) nabi-nabi bani Israil Nabi Ishaq,
Ya`qub Yusuf Syuaib Harun, Musa sampai nabi Isa As. Dan demikian juga junjungan
Nabi kita Muhammad SAW, bin Abdullah, bin Abdil Mutholib, bin Hasyim bin Abdi
Manaf bin Qushoy bin Kilab, bin Murroh bin Ka`ab, bin Luay, bin Gholib, bin
Fihir, (Fihri dilaqobi Quroisy) bin Malik bin Nadlor, bin Kinanah bin
Khuzaimah, bin Mudrikah bin Ilyas, bin Mudlor bin Nizar bin Ma`ad bin `Adnan
bin Nabi Isma`il bin Ibrahim AS.
Ibrahim As oleh Yahudi diklaim sebagai Yahudi, oleh kaum
Nasrani diklaim sebagai pengikiut Nasran, dan kaum musyrikin mengklaim bahwa
mereka mengikuti millah Ibrahim.
Untuk menolak anggapan mereka Allah turunkan ayat kepada Nabi Muhammad SAW:
ما كان إبراهيم ييهوديا ولانصرنييا ولكن كان حنييفا
مسلما وما كان من المشركين
“Ibrahim bukanlah Yahudi dan bukanlah Nasrani akan tetapi dia adalah yang
bersih dan muslim dan dia bukan orang yang mensekutukan Allah” (QS. Ali Imran:
67)
Selanjutnya dalam ayat yang lain Allah tunjukkan, dan Allah
perintahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, agar menyampaikan :
1. Keteladanan dan keberaniannya ketika ingin mengubah masyarakatnya dan penguasanya dari penyembahan kepada materi, benda dan
berhala-berhala kepada mengesakan Allah SWT.
Kalimat tauhid/kalimatul ikhlas laa ilaaha illallah
bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Terlebih dahulu
Ibrahim As. Menyampaikannya kepada ayahnya, dengan bahasa yang santun beliau
sampaikan pemahaman. Sebagaimana telah dikisahkan dalam Al-Quran :
واذكرفي الكتاب إبراهيم إنه كان صد يقا نبيا- إذ قال لأبيه يا
أبت لم تعبد مالايسمع ولايبصر ولايغنى عنك شيئا – ياأبت إني قد جاءني من العلم ما
لم يأ تك فاتبعني أهدك صراطا سويا – يا أبت لا تعبد الشيطان إن الشيطان كان للرحمن
عصيا – يا أبت إني أخاف أن يمسك عذاب من الرحمن فتكون للشيطان وليا – قال أراغب
انت عن ألهتي يا ابراهيم لئن لم تنته لأرجمنك واهجرني مليا - قال سلام
عليك سأستغفرلك ربي انه كان بي حفيا .
Dan ingalah dalam kitab Ibrahim sesungguhnya dia adalah
orang yang benar lg seorang nabi, ingatlah ketika ia berkata kepada ayhnya
wahai ayahku kenapa engkau meyembah apa-apa yang tidak bisa mendengar dan tidak
bisa melihat? wahai ayahku sesungguhnya telah sampai kepadaku whyu, apa-apa
yang tidak diberikan kepadamu, maka ikutilah aku aku tunjukkan jalan yag lurus,
wahai ayahku janganlah engkau menyembah setan sesungguhnya setan itu bermaksiat
kepada Allah. Wahai ayahku sesungguhnya aku takut azdab Allah akan mnimpamu
sehingga setan menjadi temanmu. Lalu ayah Ibrahim berkata kepada Ibrahim, Hai
Ibrahim apakah engkau membenci tuhan- tuhabku? Sungguh jika engkau tidak
berhenti membencituhan-tuhanku sungguh aku akan merajammu dan pergilah segera
dariku. Ibrahim berkata semoga engkau selamat dan aku akan mendoakan untukmu
agar Allah Tuhanku mengampunimu sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku.(Q.S.
Maryam 41-47).
Ajakan ibrahim kepada ayahnya mendapat penentangan yang
keras sehingga ibrahim diusir ayahnya.sekalipun demikian ibrahim tetap baik
dengan ayahnya dan tetap mendoakannya, Lalu Ibrahim AS. membuktikan kepada
masyarakatnya bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbuat apa-apa dengan
menghancurkan berhala-berhala sembahan penguasa namrud dan kaumnya, sehingga
Ibrahim dimasukkan ke dalam api sebagai penyiksaan terhadapnya, kemudian Allah
menolongnya dengan menjadikan apinya namrud dingin dan Ibrahim selamat tanpa
ada bekas luka sedikitpun.
قل يا نار كو ني بردا وسلاما على إبراهيم
KH Abdul Manan
Posting Komentar