"Ukurlah dirimu dengan
shalat. Jika ketika shalat engkau tidak memikirkan segala sesuatu selain Allah
SWT, maka berbahagialah. Tetapi, jika tidak demikian, maka tangisilah dirimu
setiap kali kau gerakkan kakimu menuju shalat.
Pernahkah engkau melihat seorang kekasih tidak ingin bertemu
kekasihnya? Allah Ta'ala mewahyukan :
ﺇﻥّ ﺍﻟﺼّﻼﺓ ﺗﻨﻬﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﻔﺤﺸﺂﺀ ﻭﺍﻟﻤﻨﻜﺮ
Sesungguhnya shalat akan mencegah dari ( perbuatan-perbuatan
) keji dan mungkar.
( Al-Ankabut, 29 : 45 )
Barangsiapa ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah SWT,
maka ia perhatikan bagaimana shalatnya, ia kerjakan dengan tenang dan khusyuk,
atau dengan tergesa-gesa dan lalai. Jika shalat tersebut ternyata kau lakukan
dengan lalai dan tergesa-gesa, maka taburkanlah pasir ke wajahmu.
Seseorang yang duduk bersama penjual parfum akan mencium
aroma wanginya. Sedangkan shalat adalah sebuah ibadah yang seakan-akan kita
sedang duduk bersama Allah SWT. Jika engkau duduk bersama Allah SWT, tetapi
tidak memperoleh apa-apa, itu tandanya dalam hatimu terdapat penyakit, entah
itu kesombongan, berbangga diri atau ketidak sopanan.
Allah SWT mewahyukan :
ﺳﺄﺻﺮﻑ ﻋﻦ ﺁﻳﺎﺗﻲ ﺍﻟﺬ ﻳﻦ ﻳﺘﻜﺒّﺮﻭﻥ ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽ ﺑﻐﻴﺮ ﺍﻟﺤﻖّ
Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya
di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. ( Al-A'raf,
7 : 146 ).
Selepas shalat ia tidak pantas bergegas (tergesa-gesa)
untuk meninggalkan tempat shalatnya. Akan tetapi, hendaknya dia berdzikir kepada Allah SWT dan
beristigfar memohon ampun kepada-Nya atas segala kekurangan yang ia lakukan di
dalam shalatnya.
Berapa banyak shalat yang tidak layak untuk diterima Allah
SWT, tetapi setelah engkau beristigfar memohon ampun kepada-Nya atas shalat tersebut,
Allah SWT kemudian menerimanya. Dahulu Rasulullah SAW selepas shalat
beristigfar sebanyak tiga kali."
Ust. Halim Ambiya (Tasawuf Underground)

Posting Komentar