“Tak usah malu belajar al Qur’an di usia yang tidak muda lagi, sebab Nabi Muhammad pun belajar al qur’an di usia 40 tahun”, demikian kalimat yang sering didawuhkan oleh Romo KH. Sya’roni Ahmadi mengutip dari guru Beliau Romo KH. Arwani Amin (Alm).
Rupanya
hal tersebut menjadi pemicu semangat para ibu yang mengikuti program Taman
Pendidikan Al Qur’an Ibu-ibu di Musholla RAPI setiap Selasa dan Rabu.
Diinisiasi
oleh Jamaah Putri Musholla RAPI dan bekerjasama dengan Majelis Sholawat Nariyah
Bae Krajan, program yang sudah berjalan selama beberapa bulan tersebut terus
bertambah pesertanya. Program yang awalnya dilakukan di Teras Serbaguna
Musholla RApi itu pun kini bergeser ke dalam Musholla.
Walaupun
pesertanya adalah ibu-ibu bahkan ada beberapa yang berusia lanjut, namun mereka
memiliki niat yang kuat untuk bisa membaca Al Qur’an. Para pengajar dalam
kegiatan ini pun diambilkan dari lulusan mengaji dengan metode Qira’ati.
Dari
peserta, ada dari mereka yang sudah bisa membaca Al Quraan walau belum begitu
mahir dalam tajwid dan kefasihan tapi sudah lancar dalam bacaannya. Ada juga
yang belum bias sama sekali sehingga diajarkan materi huruf hijaiyah dan
sebagainya. Namun, sebagian besar sudah bias membaca al Qur’an, apalagi di Desa
Bae sendiri rutin diadakan Yasinan dan Tahlil yang menuntut pesertanya paling
tidak untuk bisa membaca qur’an surat Yaasin dan bacaan tahlilan.
Para
peserta mengaku senang dengan adanya kegiatan seperti ini karena ada yang
membimbing bacaan qur’an mereka. :Belajar alqur’an kan seharusnya ada gurunya,
nah disini kami dibimbing oleh pembimbing yang memang sudah lulus materi qira’ati”,
ujar salah satu peserta.
Peserta
lain pun merasa senang karena dapat mengaji di sore hari serta berkumpul
bersama ibu-ibu lainnya untuk mempererat tali silaturrahim.

Posting Komentar